Quantcast
Channel: Mita's Notes - About Every Stories
Viewing all 98 articles
Browse latest View live

Sebelum Memeluk Angan

$
0
0
(Cerita panjang di Balik Layar Novel Memeluk Angan)



Memeluk Angan bermula dari ide mentah yang kucetuskan begitu saja pada Deta. Kalau tidak salah ingat selepas tahun 2011. Saat itu aku sedang mengalami patah hati dan Deta juga tengah berada di keadaan yang juga tidak baik. Istilahnya dua orang patah hati yang membentuk aliansi pejuang move on. Catat ya, bukan aliansi gagal move on. Hahaha! Dan menulis novel Memeluk Angan jadi terapi penyembuhan untuk kami.

Dari ide mentah yang kucetuskan ternyata bersambut. Deta pun menyetujui untuk ikut andil. Aku dan Deta akhirnya berdiskusi serius dan mulai sepakat untuk membuat projek karya bersama dengan menulis novel bersama. Sebelumnya aku dan Deta memang sudah beberapa kali membuat projek iseng bersama. Dulu kami punya blog bersama dan pernah membuat karya digital bersama. Dulu hobi Deta menggambar manual dengan tangan, sementara aku lagi gandrung-gandungnya dengan Photoshop dan menggambar digital. Beberapa kali aku yang mewarnai dan mengedit  digital dari gambar tangan buatan Deta.

Membuat projek iseng bersama Deta semenyenangkan itu. Mungkin begitu lah rasanya ketika menemukan satu orang yang sehobi, satu visi misi, dan saling bertukar rasa percaya.

Dan kamu percaya tidak kalau kenyataannya hingga kini aku dan Deta belum pernah satu kali pun bertatap muka di dunia nyata? Jika kamu tidak percaya,  kamu tak sendirian kok.  Banyaaaak sekali orang yang memang tidak percaya.  Bahkan sampai terkejut ketika mengetahui fakta itu untuk pertama kali. Mereka tak menyangka dan mempertanyakan bagaimana bisa dua orang yang belum bertatap muka sama sekali membuat karya bersama? Tentu bisa, Aku dan Deta adalah bukti nyatanya.



Dulu saat ramai-ramainya istilah sahabat pena, aku dan Deta sepakat menamai persahabatan kami sebagai sahabat dunia maya. Dan awal perkenalan kami pun tak biasa. Ada lah satu cerita dan kami bersepakat tidak ingin membahasnya kali ini. Hahaha. Cukuplah itu jadi rahasia kami berdua dengan Yang Maha Kuasa.

Proses menulis menulis Memeluk Angan dilakukan benar-benar berdua dalam arti sebenarnya. Aku dan Deta menulis tiap babnya secara bergantian. Mungkin karya duet lainnya seringnya ditulis dengan dua sudut pandang yang berbeda dari masing-masing. Namun Memeluk Angan benar-benar dibuat melebur jadi satu. Ada sisi dan sentuhan khas aku dan Deta. Mungkin kalau teman-teman pembaca jeli pasti menemukan mana ciri khasku dan mana ciri khas Deta. 

Meskipun proses menulis Memeluk Angan sangat kami nikmati, tapi dalam perjalanan panjangnya kami sering maju-mundur menyelesaikannya. Banyak faktor. Banyak alasan. Terlalu banyak jika harus dijabarkan satu persatu. Aku yakin kamu akan bosan mendengarnya. Maka, untuk satu hal itu mari kita skip saja. 

Dalam proses panjang Memeluk Angan itu semua berjalan mengalir begitu saja. Kami sempat tenggelam dalam kehidupan dunia nyata kami. Meski sesekali kami tetap bertukar kabar.

Sampailah di suatu kamis di tahun 2013. Ini jadi salah satu titik draft Memeluk Angan ingin dilirik kembali. Aku menghadiri sebuah acara seminar sastra di kampus. Atas undangan dari Beranda Pers (club yang kuikuti saat itu) untuk meliput acaranya. Sebetulnya itu acara teman-teman dari Jurusan Sastra Indonesia, tapi memang dasarnya Mita itu anak Komunikasi yang lebih condong minatnya ke Sastra (saat itu belum penjurusan dan belum menemukan Jurnalistik sebagai minat lain) akhirnya seneng banget ikut seminar itu. 

Dalam acara seminar itu, menghadirkan tamu salah satu penulis novel Indonesia yaitu @OkkyMadasari . Jujur saja ketika itu aku baru tau dan baru pertama kali mendengar nama Okky Madasari. Seminar itu berlangsung seru sekali. Keseruan acara seminar sastra itu pernah kutulis di blog juga. 

Dalam acaranya  ada kesempatan untuk bertanya, si anak pasif yang cenderung gak bisa berbicara di depan umum ini tiba-tiba dapat keberanian untuk mengutarakan ide novel yang saat itu sedang dikerjakan bersama Deta yang mana jadi draft awal novel Memeluk Angan. Aku mendapatkan beberapa masukan, salah satu yang kuingat Mbak Okky bilang, "Ide itu juga menarik untuk jadi sebuah novel. Temanya bisa jadi sosial juga."

Mendengar hal itu, aku jadi merasa bersemangat untuk merampungkannya lagi. Dan patut kuacungi jempol peran Deta begitu besar untuk menguatkanku dan jadi salah satu alasan hingga akhirnya Memeluk Angan bisa sampai sekarang.

Fakta lain yang perlu teman-teman pembaca ketahui yaitu sebetulnya pada draft awal novelnya aku dan Deta memberi judul Catching Happiness sebelum akhirnya diubah menjadi Memeluk Angan

Fakta lainnya adalah ide novel Memeluk Angan lahir pula karena Aku dan Deta yang tadinya ingin mengikuti lomba yang diadakan salah satu penerbit besar di Indonesia yang saat itu mengusung tema 7 Dosa Besar Manusia a.k.a Seven Deadly Sins. Kami mengambil tema Marah dan Dendam karena kedua hal itu dekat sekali dengan kehidupan sehari-hari. Dan Zaoldy bisa saja penjelmaan Aku, Deta, atau pun kamu yang membaca novel Memeluk Angan ketika pernah mengalami perasaan ketidakadilan dalam hidup yang kamu jalani. Zaoldy perwujudan perasaan kecewa, marah,  luka, namun juga ingin bangkit di waktu yang bersamaan.

Niat awal membuat Memeluk Angan memang pada akhirnya batal untuk disertakan dalam lomba itu, namun Mita dan Deta 'muda' kala itu masih menggenggam angan bahkan sampai ingin memasukan novel itu ke lomba Dewan Kesenian Jakarta. Dasar yaa kami tuh. Banyak angan-angan sekali. 

Pada akhirnya lujung-ujungnya lagi-lagi batal entah karena lombanya tidak kekejar atau karena kami keburu sadar diri kapasitas kami belum sampai bisa sejauh itu. Oh atau justru memang draft awal Memeluk Angan belum bertemu jodohnya saja. 

Tahun berganti tahun.  Waktu berlalu begitu cepat hingga tahu-tahu sudah berlalu lima tahun.  Dan akhirnya pada akhir tahun 2018 Memeluk Angan menemukan jalannya--menemukan jodoh untuk bisa terbit jadi sebuah buku. 

Selama berkarya, tidak pernah aku merasa sesentimental ini ketika naskah dari masa lalu akhirnya menemukan jalan untuk bisa terbit dan dibaca oleh lebih banyak orang. Tidak berhenti hanya dibaca olehku, oleh Deta, atau segelintir orang pembaca pertama draft kami saja. 

Memeluk Angan rasanya seperti 'anak' bagiku. Meski mungkin aku bukan 'orangtua' yang baik, tapi aku bahagia karena akhirnya Memeluk Angan bisa lahir dari proses panjang yang meski tak mudah, tapi sangat berkesan. Memeluk Angan bukan novel remaja yang ditulis bersama semata, di dalamnya ada perasaan yang tercurahkan dan berbagai pengorbanan panjang. Ada harapan yang diselipkan pula di dalamnya.

Draft Memeluk Angan dibuat selepas 2011. Dan akhirnya novel Memeluk Angan selesai cetak di Oktober 2019. Dan rasanya jadi kado terindah untukku di tahun ini, di usiaku yang menginjak seperempat abad. 

Aku selalu rindu berkarya. Walau aku merasa seringkali tidak produktif. Semoga Memeluk Angan bisa jadi pengingat sekaligus penguat untukku supaya terus semangat berkarya dalam bentuk apapun itu. Meski novel ini bukan 'anak' pertamaku, tapi Memeluk Angan jadi karya pertama yang memuat nama "Mita Oktavia" pada sampul depannya. 

Dan kebahagiaan lain yang kurasakan adalah meski nama Mita Oktavia banyak dan pasaran, tapi hanya ada satu Mita Oktavia yang menulis Memeluk Angan. Uhuyyy~



Terima kasih untuk semua orang yang sudah percaya pada minatku dalam dunia menulis dan selalu mendukungku. Terima kasih pada orang-orang yang tak pernah menertawakan mimpiku ketika dulu selalu kubilang ingin jadi penulis (karena penulis dulu dianggap pengkhayal yang ulung). Terima kasih pada orang-orang yang selalu memberikan dukungan dan semangat bahwa asa yang selalu kupeluk erat ini suatu saat akan tergenapi.

Terima kasih juga untukmu, partner duet menulisku yang masih mau percaya dan terus ada ketika aku sempat merasa sudah putus asa. Sungguh aku bersyukur sekali memiliki sahabat dan rekan duet sepertimu. Dan terima kasih juga untuk semua teman-teman yang sudah memesan Memeluk Angan. Semoga kisah Zaoldy bisa dinikmati dengan baik seperti aku dan Deta yang sangat menikmati menulis dan merampungkan Memeluk Angan hinggaakhirnya bisa sampai ke tanganmu! Terima kasih! 


Gerakan Warung Nasional, Dukung Perkembangan Warung Makin Pintar

$
0
0
Warung… Mendengar kata itu sudah sangat akrab di telinga kita. Di kawasan daerah rumah saya saja ya ada lebih dari tiga warung yang lokasinya berdekatan antara satu dengan yang lain. Benar-benar pertumbuhan warung tuh pesat sekali. Bisa jadi karena memang peminatnya banyak sehingga jadi pangsa pasar yang cukup menjanjikan. Selain memang menawarkan berbagai kebutuhan, warung juga dikenal sebagai sumber penopang perekonomian bagi beberapa orang. Makanya, keberadaan warung ini sudah lekat sekali bagi masyarakat dan masih jadi pilihan favorit meski di tengah gempuran ritel modern.



Kehadiran warung yang sudah lekat di masyarakat membuat Warung Pintar dan Mitra Tokopedia membuat gerakan yang mengajak semua penggiat dan  komunitas di ekosistem warung guna menambah dampak sosial ekonomi bagi masyarakat. Gerakan ini dinamakan Gerakan Warung Nasional, dengan tujuan mengapresiasi para pelaku warung yang telah berkontribusi selama puluhan tahun untuk perekonomian Indonesia. Harapan kedepannya jadi momen apresiasi dan perayaan yang lebih besar, sepertinya adanya Hari Warung Nasional. Salah satu perwujudan dari gerakan ini hadirnya Festival Gerakan Warung Nasional yang terealisasikan di tahun 2019 ini.



Festival Gerakan Warung Nasional (FGWN) berlangsung dari 14 Desember 2019 hingga 15 Desember 2019 berlokasi di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Tidak hanya itu, dalam festival ini turut didukung oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Koperasi dan UKM, OVO dan Sahara (Sahabat Usaha Rakyat). Acara ini jadi festival warung pertama yang terbesar di Indonesia karena dihadiri 15.000 pemilik warung, 50.000 pengunjung dan lebih dari 80 principals dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah  (UMKM).

Saya termasuk salah satu yang beruntung karena bisa hadir dalam FGWN pada 14 Desember 2019. Bersama seorang teman, kami janjian bertemu di Stasiun Juanda untuk bersama-sama pergi ke lokasi festival. Begitu sampai di lokasi acara terlihat ramai sekali. Ramai pengunjung maupun berbagai stand yang berjajar dengan rapi. Berbagai produk ditawarkan, mulai dari makanan, sembako, hingga pakaian. Belum lagi ada pula panggung hiburan yang menghadirkan Wali dan Lesti Kejora sebagai bintang tamu, area belajar berwarung sambil bermain, museum warung, turnamen warung, warung digital, area UMKM dan area interaksi pemilik warung dengan brands.







Setelah registrasi, saya dan teman saya masuk dan mulai berkeliling. Sempat  kami melihat-lihat ke beberapa stan. Cuaca hari itu cerah dan rasanya kami ingin sekali makan yang dingin nan menyegarkan dahaga. Akhirnya mampirlah kami ke salah satunya stand es krim yang menawarkan es krim gratis hanya dengan syarat mengikuti akun Instagram dari produk es krimnya dan pengunjung bisa bebas memilih varian rasa yang diinginkan. Sementara teman saya ada yang jajan camilan dua sosis yang besar dengan membayar Rp10.000 saja. Benar-benar bisa kalap rasanya berlama-lama ada di kawasan festival karena penawaran harga yang menarik dan tentu saja lebih murah.



Setelah puas mampir ke beberapa stan, ada satu area yang menarik minat dan perhatian saya adalah area Museum Warung. Di dalamnya ternyata ada spot menarik untuk berfoto. Ada semacam saung warung, ada pula yang berbentuk mangkuk mie lengkap dengan detail cap ayam jago, mie dan garpu yang besar, dan kaleng kerupung yang tak kalah besar.  Belum lagi ornamen hiasan dindingnya bagus sekali karena ada mural yang tak hanya bagus, tapi juga informatif berisi informasi seputar Warung Pintar. Di dalam sini saya cukup lama menghabiskan waktu karena seseru itu spot fotonya sehingga saya harus antre dengan pengunjung yang lain.





Setelah puas berfoto di Museum Warung saya diajak teman saya untuk masuk ke area panggung nasional. Berlangsung acara sambutan dari Menteri Kooperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki yang mewakili Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang awalnya direncanakan hadir. Teten Masduki mengajak masyrakat yang hadir untuk bersama-sama membina UMKM. Peran anak muda di berbagai bidang pun memudahkan program yang dirancang untuk meningkatkan potensi UMKM. Salah satunya dengan memperluas akses pasar warung tradisional sehingga nantinya warung-warung yang ada bisa berjualan melalui online. Teten menyebutkan, kehadiran ritel-ritel modern yang ada saat ini membuat warung tidak hanya serba ada, tetapi harus pintar. Terlebih dengan kemajuan teknologi yang membuat konektivitas semakin mudah. Selain itu, Teten mengatakan bahwa Presiden berharap struktur ekonomi Indonesia bisa lebih baik melalui ekonomi Indonesia dan semakin kuat dengan memperkuat UMKM menjadi lebih tangguh.




CEO dan Co-Founder Warung Pintar Agung Bezharie Hadinegoro pun ikut memberikan sambutan. Agung mengatakan sebanyak 3,5 juta warung yang ada di Indonesia merupakan tulang punggung ekonomi bangsa dan menyediakan lapangan pekerjaan setara bagi semua golongan masyarakat. Menurut data internal Warung Pintar, sebanyak 58% dari ribuan mitra Warung Pintar adalah juragan perempuan dan berhasil menyumbang 60% dari total penghasilan keluarga. Menurut Agung, lewat Festival Gerakan Warung Nasional, Warung Pintar ingin mendukung komitmen dari para juragan warung yang ingin bertumbuh tanpa batas menggunakan sistem teknologi yang mudah dipakai dan dipahami.

Selain keseruan acaranya, Festival ini sangat menyenangkan karena informatif sekali. Ada banyak penunjuk arah yang jelas, ketersediaan fasilitasnya juga lengkap ada toilet dan Musolah, dan juga ada banner yang berisi denah keseluruhan lokasi festival dan susunan acara. Ini jadi penting sekali bagi para pengunjung agar tidak kebingungan dalam merayakan festival ini. 






Warung Pintar, Wadah Digital yang Menjadikan Warung di Indonesia Makin Pintar




Hal yang menarik lainnya bagi saya adalah keberadaan Warung Pintar sebagai wadah digital yang mendukung perkembangan warung di Indonesia semakin maju dengan pemanfaatan teknologi yang ada.
Kehadiran Warung Pintar sejak November 2017 membawa semangat perubahan dengan misi mentransformasi warung di Indonesia. Warung Pintar yang didirikan oleh Willson Cuaca (Chairman & Co-Founder), Agung Bezharie Hadinegoro (CEO & Co-Founder), Harya Putra (COO & Co-Founder), Sofian Hadiwijaya (CTO & Co-Founder), Christian Winata (Tribe Leader & Co-Founder) sebagai golden standar untuk bisnis mikro di Indonesia membuka akses bagi pelaku warung di era digital agar ikut bertumbuh untuk ekonomi di masa depan.

Warung Pintar merupakan wadah yang menawarkan kemudahan dalam memesan barang, monitor pertumbuhan usaha, pendampingan dan kegiatan komunitas hingga kesempatan renovasi warung. Saat ini lebih dari 4.400 warung tersebar di Jakarta dan sekitarnya, Banyuwangi dan Surabaya terintegrasi dengan Warung Pintar. Februari 2019, Warung Pintar memperluas jangkauannya dengan mengakusisi Limakilo yang merupakan start up pemutus rantai distribusi dari petani ke konsumen. Hal ini dilandasi visi melipatgandakan dampak bagi petani dan pemilik warung di Indonesia. Warung Pintar meraih pendanaan lebih dari $ 35.5 million yang didapatkan dari East Ventures, EV Growth, SMDV, Vertex Ventures, Pavilion Capital, LINE Ventures, Digital Garage, Agaeti, Triputra, dan OVO.
Dalam perluasan ekonomi, Warung Pintar berperan mendorong kewirausahaan kepada 85% mitra dengan menyerap lebih dari 5.000 tenaga kerja dan sebanyak 1.500-nya menjadi penjaga warung. Dengan hal itu, terdapat pendapatan hingga 41% dari sebelumnya. Satu Warung Pintar memberikan dampak sosial ekonomi setidaknya untuk lima orang. Dan dengan penggunaan Juragan App yang sesuai dengan behavior dan kebutuhan mitra, Warung Pintar mendorong 79,4%  operasional warung.


Tak hanya itu, sebanyak 91% mitra Warung Pintar memiliki satu produk finansial. Angka ini lebih besar dari financial inclusion index nasional dan global yang masing-masing  sebesar 42% dan 70%. Warung Pintar telah mendorong literasi finansial dengan indeks literasi finansial mitra mencapai 69.4/100 sehingga Mitra Warung telah menguasai aspek finansial dasar, seperti perhitungan risiko dan investasi dasar. Dalam aspek teknologi pun, besaran pemakaiannya teknologi yang disediakan Warung Pintar mencapai 80-90% per bulan. Dengan demikian, Warung Pintar mendorong pula literasi finansial dan pemanfaatan teknologi.

Berbagai harapan besar terhadap majunya perkembangan warung di Indonesia kedepannya dan berbagai pencapaian yang telah diraih Warung Pintar semoga benar-benar dapat menjadikan ekosistem warung di Indonesia makin pintardan bertumbuhseiring teknologi yang semakin berkembang dan canggih. Mari berdoa dan dukung bersama! :))

Sisi Lain Freeport Indonesia; Sumbangsih dalam 3 Pilar Utama Kehidupan Masyarakat Papua

$
0
0

  
Tembagapura, Papua (Sumber foto: Freeport Indonesia/Instagram)

Papua adalah daerah yang berada di timur Indonesia dengan bentangan alam yang indah dan penuh dengan keberlimpahan sumber daya alam dan budayanya. Selain itu, Papua juga terkenal industri pertambangannya dengan hasil tambangnya seperti batu bara dan emas. Industri pertambangan disebut juga sebagai penggerak perekonomian masyarakat di Papua.

Salah satu industri pertambangan yang populer yaitu pertambangan emas. Tambang emas yang terkenal bernama Tambang Grasberg. Menurut laman wikipedia, tambang ini merupakan tambang emas terbesar yang ada di dunia. Selain itu, tambang ini jadi tambang tembaga terbesar ketiga yang ada di dunia. Tambang ini dikelola oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) dengan pembagian hasil sebanyak 48,74 % untuk Freeport dan Pemerintah Indonesia mendapat sebanyak 51,23 %.

Dan dari info grafis yang disajikan oleh CBN Indonesia, sebanyak 25 %  dari 32.000 orang karyawan  Freeport Indonesia berasal dari penduduk asli Papua. Dan per 31 Desember 2017 tambang Grasberg menyimpan total cadangan emas sebanyak 23,2 juta ounce, jauh lebih melimpah dibandingkan Amerika Utara  hanya 0,3 juta ounce. Dan produksi tambang freeport kini mengandalkan tambang bawah tanah yang letaknya di bawah Tambang Grasberg, sebelumnya menggunakan tambang terbuka.


Sumbangsih Bagi Masyarakat Papua

Tidak sekadar melakukan kegiatan eksplorasi menambang, dan pengelolaan dengan memproses bijih menjadi pasir halus yang mengandung tembaga, emas, dan perak, ada sisi lain positif yang dimiliki Freeport Indonesia dengan memberikan sumbangsih bagi negeri, khususnya bagi masyarakat Papua. PT Freeport Indonesia membuat program di tiga pilar utama sebagai bentuk kontribusi Freeport bagi masyarakat Papua yaitu:

1.      Peningkatan Kapasitas Masyrakat dalam bidang Pendidikan



PTFI dan Biro Pendidikan LPMAK bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika dan mitra bidang pindidikan lainnya mengusung program pengembangan masyrakat di bidang pendidikan untuk membuka akses seluasnya untuk putra-putri Papua guna mendapatkan pendidikan dengan layak. Sejak tahun 1996 hingga tahun 2018 PTFI dan LPMAK telah memfasilitasi sebanyak 11.000 siswa melalui program beasiswa mulai dari tingkat SD hingga 23.



Dalam mendukung peningkatan kualitas bagi siswa-siswi dari daerah terpencil, maka PTFI dan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) bekerjasama dengan Yayasan Pesat dan Keuskupan Timika dalam pengelolaan 5 asrama putra dan putri di Mimika dengan tujuan menanamkan sikap disiplin bagi siswa-siswi agar mereka memiliki kemandirian dan memiliki pola hidup teratur. Selain itu, PTFI juga membangun program pelatihan bagi putra dan putri asli Papua agar menjadi pekerja tambang kelas dunia yang siap bersaing di industri pertambangan melalui Institut Pertambangan.



Tidak hanya bagi putra dan putri Papua, PTFI melalui Koperasi Aitomona sejak tahun 2008 telah membantu memberdayakan Ibu Rumah Tangga sehingga dapat berperan dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Pemberdayaan ini diwujudkan  dengan memberikan keterampilan dan pelatihan, seperti pengelolaan keuangan keluarga, menjahit, hingga diajarkan membuat makanan dengan memanfaatkan bahan lokal.

2.      Program Ekonomi


PTFI membangun program di bidang ekonomi melalui Program Pembangunan Ekonomi Berbasis Desa dengan menyentuh masyarakat dan usaha bidang pekerjaan yang telah dilakukan oleh masyarakat dengan memberikan pendampingan dalam meningkatkan keterampilan dan infrastruktur yang mendukung pembangunan ekonomi di desa. Program ini terdiri dari program perikanan tangkap, program peternakan, program pertanian dan ketahanan pangan, program kebun sagu, program pertanian dataran rendah, dan program wanatani kopi dan hortikultura. Selain itu, Program Pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui pemanfaataan potensi sumber daya alam sekitar dengan mengoptimalkan kemapuan masyarakat dipadukan kearifan lokal yang ada. Dukungan ini juga melalui program dana bergulir dengan menyalurkan pinjaman dana bergulir bagi pengusaha lokal yang belum memenuhi syarat melaksanakan pinjaman ke bank. Hal ini juga membantu pengusaha lokal memperoleh pengetahuan mengenai sistem perbankan ataupun lembaga keuangan formal lainnya.

3.      Program Kesehatan



Di dalam bidang kesehatan, PTFI dan LPMAK membangun fasilitas dan pelayanan kesehatan dan program pengembangan dan pelaksaanaan kesehatan masyarakat. Adapun fasilitas dan pelayanan kesehatan diwujudkan dengan membangun Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) di dataran rendah dan Rumah Sakit Waa Banti (RSWB) di dataran Tinggi untuk membantu meningkatkan dan mempermudah akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat.



Sementara untuk program pelaksanaan kesehatan masyarakat dengan fokus pada masalah kebersihan dan sanitasi; pengendalian infeksi dan penyakit menular seksual HIV/AIDS dan TB; masalah Kesehatan Ibu dan Anak; dan upaya-upaya untuk mengurangi penyakit menular seperti Malaria.

***

Mengetahui informasi mengenai sisi lain Freeport Indomesia terkait kontribusi yang bisa dirasakan langsung oleh warga lokal setempat sejujurnya membuat saya bahagia. Memang betul jika memandang suatu hal harus dari kedua sisi, agar dapat melihatnya dengan jauh lebih objektif.

Tentunya kita sangat berharap, semoga sumbangsih melalui tiga pilar program utama yang telah dilaksanan oleh Freeport Indonesia bisa jadi kegiatan berlanjut yang akan terus berkembang, bertambah, dan meluas. Menurut saya, hal itu betul-betul dapat membantu masyarakat Papua khususnya di lokasi sekitar pertambangan agar masyarakat dapat berdaya dan menggapai kehidupan yang lebih sejahtera. Mari dukung dan doakan bersama! 


*** 

#NarasiDariPapua
#MiningForLife
#Freeport Indonesia

6 Fitur dalam 1 Perangkat: Mudahnya Transaksi Pembayaran dengan Mesin EDC Gopay SPOTS

$
0
0


Di masa sekarang jajan sudah enak sekali rasanya. Semuanya sudah serba tanpa tunai. Saya memang menganggarkan tersendiri kebutuhan jajan karena ya memang dasarnya doyan jajan. Ehehehe... Biasanya sih ada dana yang disimpan di dompet digital, seperti Gopay. Sementara sisanya saya biarkan ada di kartu debit. Sekarang saya memang sengaja jarang membawa tunai. Paling hanya sekian persen saja yang disisakan di dompet. Tidak banyak, seperlunya.

Pengalaman jajan saya banyak, tapi yang menarik itu ketika saya mencoba datang ke tempat baru yang tak jauh dari kantor. Mengincar menu yang masih ada nasinya. Saya memesan menu Ayam Woku-woku. Selesai memesan dan saat akan membayarnya, saya  sempat terdiam sesaat mengetahui saldo Gopay saya ternyata hanya tersisa sepuluh ribu rupiah. Hiks.Pelupa kadang kala membuat saya berada di situasi yang tak diharapkan. Harusnya saya mengecek dulu saldonya sebelum memesan makanan bukan malah pas mau membayar. Dasar saya!





Ragu-ragu, saya tanya ke Mbak kasirnya, "Mbak, mesin EDC ini bisa pakai debit enggak ya?"

Lalu dengan semringahnya Mbaknya menjawab, "Oh iya kak. Di kami, mesin EDC gopay-nya sudah bisa support debit".

Ah~ Saya mengembuskan napas lega. Syukurlah....

"Oh iya mbak, saya mau transaksi pembayaran di Mesin EDC dengan Kartu Debit saya saja ya Mbak." ucapku tak kalah semringah.

Transaksi pembayaran pun terjadi. Cara Menggunakan Mesin EDC itu prosesnya ternyata sederhana dan mudah. Pertama, Mbaknya memasukan pilihan menu pesanan saya. Setelah itu, muncul totalan pembayaran yang harus saya bayarkan sesuai dengan jumlah pesanan. Selanjutnya masuk ke memilih metode pembayaran. Dalam proses transaksi saya saat itu menggunakan kartu debit BCA. Saya menyerahkan kartu debit saya, Mbaknya pun menggesek kartu debit saya pada mesin EDC. Kemudian saya memasukan PIN persis seperti biasanya transaksi pembayaran di kasir swalayan dan walaa~ pembayaran pun berhasil diselesaikan. Resi pun tercetak. Prosesnya terbilang cepat dan mudah sekali.





Beberapa menit kemudian pesanan makanan saya tiba, saya pun mulai menikmatinya. Tak lama kemudian, datang seorang Mamang driverGojek. Sepertinya sedang mengambil pesanan GoFood dari konsumen. Mamangnya memberitahukan pesanan pada Mbak Kasir. Mereka berdua pun asyik bertransaksi sambil bercakap-cakap sebentar.  Kemudian Mbaknya memberikan pesanan dan Mamangnya pun pergi membawa pesanan. Kuperkirakan prosesnya cepat, tidak sampai sepuluh menit.




Saya penasaran sekali kenapa proses transaksinya kok bisa cepat, lalu saya mengingat-ingat tadi nama mesin EDC-nya apa ya? Aha! Saya ingat. Mesin EDC (Electronic Data Capture) itu namanya SPOTS. Mesin ini menawarkan layanan aplikasi kasir sekaligus untuk mesin pembayaran. Biasanya kan kalau di kasir itu membutuhkan dua mesin terpisah yang berbeda untuk penghitungan total harga dan pembayaran, namun kini dalam satu perangkat mesin SPOTS semuanya bisa langsung teratasi. Mudah, efektif, dan efisien. Saking mudah dan cepat proses transaksinya ya saya sampai dua kali melakukan transaksi pesanan dan pembayaran karena ada makanan tambahan yang diinginkan. Biasanya sih saya lebih milih enggak jadi nambah pesanan karena malas dengan prosesnya yang lama.

Mengenal SPOTS Lebih Jauh

Berkat ke-kepo-an yang maksimal, saya pun mencari-cari tahu tentang SPOTS  di spots.co.id dan instagramnya https://instagram.com/spots.id. Nah, didapatkan banyak sekali informasi lengkap tentang mesin EDC SPOTS ini.

SPOTS ini adalah mesin aplikasi kasir online (sistem Point of Sale) untuk mengelola pesanan sekaligus mencetak struk pesanan. Semua proses transaksi pembayaran hanya dalam satu perangkat. SPOTS merupakan layanan mesin kasir dari Gojek. Jadi ketika kamu memesan menu, diinputnya langsung di mesin SPOTS. Produk ini ditujukan untuk para penggiat UMKM hingga pemilik franchise di Indonesia yang memudahkan dalam kegiatan transaksi mereka. 

Mesin EDC gopay ini yang sebelumnya hanya mengandalkan pembayaran menggunakan  metode pembayaran Go-Pay, kini sudah mendukung pembayaran dengan kartu debit juga loh! Malahan, beberapa waktu ke depan  akan mendukung juga pembayaran dengan kartu kredit. Walaaa... Makin banyak saja ya pilihan yang ditawarkan pada kita yang makin mempermudah melakukan pembayaran. SPOTS ini bakalan jadi mesin EDC pertama yang memiliki 3 opsi dalam melakukan pembayaran. Go-Pay sudah pasti bisa, eh ditambah bisa dengan kartu Debit dan Kredit pula. Mantab betul!

6 Fitur Kece SPOTS 

Oh iya... Mesin EDC Gopay SPOTS sudah digunakan oleh lebih dari 15.000 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Ada berbagai fitur yang ditawarkan dari mesin EDC gopay SPOTS, di antaranya:

·         Mengatur menu


Sumber foto: Spots/Website


Kamu bisa memasukan menu secara manual atau mengimpor menu GoFood pada mesin EDC Gopay ini. Kamu juga bisa dengan leluasa mengatur kategori menu yang ada di restoranmu, jumlah menu, foto, dan harga sesuai kebutuhan.

·         Terima Pesanan Go-Food


Sumber foto: Spots/Website


Ada notifikasi realtime setiap pesanan GoFood yang masuk dalam mesin EDC Gopay ini jika kamu sudah mendaftar sebagai patner GoFood. Jadi lebih menghemat waktu sehingga pesanan dapat dipersiapkan sebelum driver tiba. Jadi konsumen tidak perlu menunggu waktu lama untuk setiap pesanan yang dipesan.

·         Terima Pembayaran Go-Pay dan Kartu Debit


Sumber foto: Spots/Website

Beragam pilihan metode pembayaran ditawarkan. Konsumen bisa bebas memilih untuk melakukan pembayaran dengan Gopay maupun kartu debit. Jika menggunakan Gopay, konsumen hanya perlu memindai Kode QR dan dana akan langsung masuk ke akun Gopay pemilik usaha. 





Sementara jika menggunakan kartu debit  hanya perlu dengan menggesek atau memasukan kartu milik konsumen setelah itu konsumen memasukan PIN kartunya dan pembayaran pun selesai dilakukan.

·         Mencatat ragam tipe pembayaran

Sumber foto: Spots/Website

Mesin EDC Gopay ini dapat mencatat dan mengetahui tipe pembayaran yang sering digunakan oleh pelanggan. Kian memudahkan sehingga proses transaksi pembayaran bisa lebih cepat.

·         Cetak Resi Instan



Pada perangkat mesin EDC Gopay SPOTS sudah dilengkapi dengan printer. Jadi bisa langsung mencetak resi transaksi pembayaran tanpa perlu mesin tambahan.

·         Dapatkan Laporan Harian

Sumber foto: Spots/Website


Pemilik usaha dapat memonitor perkembangan omzet lewat rekap yang dapat dipantau melalui mesin EDC Gopay ini atau email yang dikirim setiap hari.


Manfaat Penggunaan SPOTS

Beragam fitus sudah dibahas, sekarang ada manfaat dari penggunaan SPOTS bagi transaksi pembayaran. 3 Manfaat yang dapat diperoleh dala penggunaan SPOTS adalah sebagai berikut:

1.      Kenyamanan Memonitor Usaha

Tanpa perlu banyak mesin. Hanya perlu satu perangkat mesin EDC gopay SPOTS ini, wirausahawan dapat melihat  pesanan dari konsumen dengan mudah. Baik itu pesanan yang masuk dari GoFood maupun yang memesan di tempat.

2.      Mudah dan aman menerima pembayaran

Dalam satu mesin EDC Gopay ini tidak hanya menerima pembayaran dengan metode GoPay, tetapi juga dengan metode pembayaran lainnya. Salah satunya dengan kartu debit. Benar-benar anti ribet!

3.      Tidak perlu melakukan perhitungan manual

Perhitungan pada transaksi pembayaran yang ada pada mesin EDC Gopay ini sudah otomatis. Lebih praktis untuk memantau  omzet dan merekap transaksi yang dikirim setiap hari.


Harga SPOTS

Setelah mengetahui informasi seputar SPOTS termasuk beragam fitur yang integratif dan berkualitas beserta manfaat dari penggunaan layanan ini, teman-teman juga pasti ingin mengetahui informasi harganya kan? Nah, Kamu tidak perlu khawatir karena harganya sangat terjangkau, lho! Cukup membayarRp490.000 untuk biaya pendaftaran awal.  Biaya ini sudah termasuk perangkat kasirnya, jadi kamu tidak perlu membeli tablet dan printersecara terpisah lagi. Selanjutnya, setelah aktif dan digunakan, kamu hanya perlu membayar Rp4.900 perhari. 

Kesimpulannya, jika ada 6 fitur keren yang ditawarkan dengan harga yang sangat terjangkau dalam 1 perangkat mesin EDC saja, sudah pasti saya lebih memilih SPOTS. Kamu juga kan? :)

15-18 dari 366 : Perjumpaan Pertama Tak Selalu Menakutkan

$
0
0


   Rabu Malam, selepas jam 21.00 WIB aku tiba di Hotel Arya Duta. Lokasinya tak jauh dari Tugu Tani, Jakarta Pusat. Perjalanan dua jam yang lumayan melelahkan. Beruntung jalanan Jakarta sedang bersahabat. 

      Sebelum datang menghadiri acara Bank Indonesia Netizen Fest (Netifest) 2020. ini aku sempat dibuat penasaran dan menebak-nebak siapa yang akan jadi teman sekamarku. Akan seperti apa pula suasananya dan siapa saja yang akan kutemui. Menurut Carl Jung (Wilson, dkk, 1996 dalam Rich, 2003), individu introvert cenderung diam, pemalu, dan merasa tidak nyaman di situasi sosial. Aku memang merasakan hal itu di beberapa situasi yang belum begitu aku akrab bagiku. Terlebih acara ini akan dihadiri 175 orang finalis dari sekitar 1.700-an orang yang mengikuti vlog dan blog competition yang diadakan Bank Indonesia. Membuat degup jantungku makin berdebar tak terkendali. 

   Sampailah aku di depan pintu kamar 807. Begitu membuka pintu kamar aku terkejut dibuatnya. Kamarku terrnyata masih gelap dan kosong. 

  “Tidak ada orang? Lha? Ke mana ini teman sekamarku?” ucapku kaget. Padahal jelas-jelas sewaktu check in aku melihat data nama teman sekamarku yang tiba lebih dulu. Beruntung aku mengingat namanya. Tanpa banyak berpikir, aku langsung menghubunginya via WhatsApp setelah mencari nomernya dalam grup.

   “Kakak di kamar 807 juga bukan ya? Kok gak ada kak? Aku udah di kamar kak.”



      Dua belas menit berlalu... Sebuah balasan akhirnya muncul dalam ponselku.

        “Maaf kak. Aku lagi numpang. Aku ke situ ya.”
        “Numpang di mana, Kak?” balasku.
      “Di 820. Kirain gak ada temen tadi. Ayuk ke sini dulu.”
          “Ada siapa aja di situ?”
          “Ini bertiga”


       Lima menit kemudian, terdengar suara gaduh dari luar. Dan bel kamarku pun berbunyi. Begitu aku buka, tiga orang perempuan sudah tertawa heboh dengan wajah memerah. Ternyata Mereka adalah Mbak Ria, Restu, dan Mardiah—teman sekamarku.

     Ada kelegaan terselip dalam hatiku. Ternyata perjumpaan pertama tak selalu menakutkan. Dalam perjumpaan kami langsung ada rasa klik! tanpa perlu banyak waktu dan kata.



    Padahal kami berempat baru pertama kali bertemu. Ah benar, jelas saja, Aku dan ketiga teman baruku kan datang dari Kota yang berbeda. Aku dari Bogor, Mardiah dari Tangerang, Mbak Ria dari Bengkulu, dan Restu dari Yogyakarta.  

    Bersama peserta lain, Aku tergabung dalam Generasi Digital Bank Indonesia. Diharapkan ajang Netifest dapat menjadi jalan untuk saling bersinergi membuat dan menyajikan konten-konten yang positif dan dapat menumbuhkan kesadaran literasi finansial yang merambah digital. Salah satunya pembuatan konten berupa tulisan blog dan video blog mengenai Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) sebagai salah satu bentuk alternatif transaksi pembayaran digital.




    Mengikuti serangkaian kegiatan di kamis 16 Januari 2020 hingga selesai pada 18 Januari nanti diharapkan akan kian membuka dan memperkaya wawasanku.

    Perjumpaan pertama tak selalu menakutkan. Perjumpaan pertama malahan jadi gerbang awal mendapat pengalaman baru, ilmu baru, dan teman-teman baru. Perjumpaan awal pembuka pintu rezeki. 

       Senang sekaligus bersyukur. Doaku terkabul. Aku dipertemukan dengan orang-orang hebat. Terlebih para ahli di bidang Jurnalistik. Ada Mbak Jati dari Mediacom.id dan Mas Nurul dari Kompasiana. Tidak hanya itu, aku pun dipertemukan dengan orang-orang yang memang benar-benar peduli. Aku menyadari kalau kepedulian pun tak berbatas lamanya perkenalan. Kepedulian pun bisa dimulai dari keterbukaan. Keterbukaan menerima informasi baru. Keterbukaan dalam menerima lingkungan baru. Keterbukaan dalam menerima orang-orang baru. Keterbukaan pikiran dengan senantiasa berbaik sangka pada-Nya.

     Tuhan Maha Baik ya? Sekalipun mungkin kita merasa bukan hambanya yang baik, tapi Tuhan selalu bisa memberi jalan indah yang tak bisa kita terka.

                 



Suara Kemanusiaan Para Milenial

$
0
0


Suara Kemanusiaan di Jakarta Humanity Festival (www.mitaoktavia.com)


Sore itu aku tiba di M Bloc Space, Jakarta Selatan kulihat suasana sudah ramai. Banyak orang yang sudah duduk membentuk setengah lingkaran dengan rapih di salah satu sudut yang sudah disiapkan. Ada payung polos dan alat-alat lukis yang terletak di depan mereka. Di depan ada dua MC dan satu orang perempuan berwajah kalem, tapi kencantikannya terpancar meski dari kejauhan. Tak lama lagi berlangsung kegiatan workshop“Melukis Payung” bersama Chiki Fawzi. 

Keseruan workshop "Melukis Payung" bersama Chiki Fawzi. Milenials maupun ibu-ibu dan anak-anak pun tak kalah antusias. (www.mitaoktavia.com)


Dan ya, perempuan yang kulihat itu ternyata Kak Chiki. Kegiatan itu pun dimulai, kulihat para peserta sangat antusias berkreasi dengan payung polos yang dipegangnya. Mengoleskan kuas dan cat air dengan begitu teraturnya. Seru sekali melihatnya. Membuat karya memang semenyangkan itu rasanya. Aku tahu sekali rasanya. Kegiatan workshop itu pun terasa santai dan akrab sekali. 



Pandanganku tertuju pada salah satu karya peserta yang menurutku bagus. Dua orang perempuan tampak fokus dengan payung yang sudah tidak lagi berwarna putih polos. Setengah bagiannya sudah terisi pola yang kutebak nampak seperti pulau di Indonesia yang berwarna hijau dengan perpaduan biru yang seolah-olah menggambarkan lautan. Cantik sekali. Dan ternyata mereka jadi salah satu pemenangnya! Wah~ Selamat!

Oh iya, aku lupa memberi tahu pada teman-teman pembaca… Hehehe… Jadi, pada Minggu, 26 Januari 2020 kemarin, Aku mengisi akhir pekanku dengan kegiatan positif dan berfaedah. Aku berkesempatan hadir ke acara Jakarta Humanity Festival (JakHumFest) 2020 yang diadakan oleh Dompet Dhuafa. Acara ini pertama kali diadakan pada tahun 2019, berarti tahun ini adalah tahun kedua acara ini kembali digelar. Dan misi yang digagas selalu sama, yakni mengajak para milenial untuk lebih peduli terhadap permasalahan sosial, kemanusiaan dan lingkungan lewat berbagai aktivitas yang positif dan bermanfaat. Dalam acara Jakhumfest juga menghadirkan tokoh-tokoh publik yang kompeten dalam bidangnya dan peduli terhadap isu sosial, kemanusiaan, dan lingkungan. Jakarta Humanity Festival 2020 jadi tahun pertamaku datang ke acara ini. Menarik dan menyenangkan. Itulah kesan pertama yang aku rasakan.


***

Selepas dari melihat keseruan para peserta workshop melukis payung, aku pun berjalan-jalan di sekitar. Tak sendiri, aku bersama Mardiah dan temannya, Nisa. Aku dan kedua temanku memutuskan melihat-lihat di sekitar, tampak di beberapa bagian ada foto-foto yang terpasang rapi. 

Salah satu sudut pameran fotografi di JakHumFest (www.mitaoktavia.com)


Potret fotonya rata-rata menggambarkan suasana kegiatan relawan yang sedang bertugas membantu korban bencana alam dan suasana di daerah bencana. Ternyata ada beberapa sudut pameran foto yang dapat dinikmati dalam tajuk “Humanity Exposure”. 





Sebuah potret kegiatan para relawan dalam misi kemanusiaan di daerah bencana (www.mitaoktavia com)




Potret seorang relawan yang sedang bertugas dalam misi kemanusiaan (www.mitaoktavia.com)


        Berbagai potret foto yang dipasang  menggambarkan kisah relawan yang bertugas dalam aksi kerelawanan dan kemanusiaan, berhasil diabadikan dalam bidikan fotografer kemanusiaan Dompet Dhuafa. 



Salah satu sudut pameran fotografi (www.mitaoktavia.com)
Salah satu sudut pameran fotografi (www.mitaoktavia.com)




Salah satu sudut pameran fotografi (www.mitaoktavia.com)


Aku agak merasa sentimental ketika melihat berbagai potret foto di depanku. Selain menulis, aku memang memiliki minat pula pada foto. Beragam peristiwa selain dapat tersaji melalui tulisan juga lewat foto. Dan foto biasanya lebih dari cukup untuk menggambarkan banyak hal dari peristiwa yang terbingkai di dalamnya. Istilahnya tuh “a photo can tell many stories, memories, and histories”. Foto-foto yang ada seakan bercerita dan menonjolkan sisi-sisi sosial dan kemanusiaan yang selalu berhasil menggetarkan dan menyentuh perasaan.

Tak jauh dari sudut pameran foto, ada booth Preloved Charity Bazaar yang menjual barang-barang pre-loved dari beberapa artis tanah air Indonesia yang hasil penjualannya akan didonasikan melalui Dompet Dhuafa.


Memasuki area Preloved Charity Bazaar (www.mitaoktavia.com)



Salah satu sudut display barang-barang preloved dan informasi tokoh publik yang terlibat di dalamnya (www.mitaoktavia.com)



Seorang pengunjung datang memilih baju preloved yang ada (www.mitaoktavia.com)



***

Kegiatan Workshop “Melukis Payung” besama Chiki Fawzi salah satu dari serangkaian acara yang ada di Jakarta Humanity Festival. Kegiatan itu dibuat karena terinspirasi dari para pelukis payung di Yogyakarta dan merupakan penerima manfaat dari salah satu program binaan Dompet Dhuafa. Kegiatan lainnya ada HumaniTalk, yakni acara talkshow dengan tema lingkungan dan kerelawanan bersama para tokoh publik dan pakar di bidang masing-masing. Di antaranya:

1.      Swietenia Puspa (Founder and Executive Director of Divers Clean Action) yang aktif menyuarakan dan membuat berbagai program guna menjaga laut.
2.      Dithi Sofia (Program Manajer Indonesia Diet Kantong Plastik) yang aktif menyuarakan gerakan diet kantong plastik.
3.      Dila Hadju (Founder Tumbuh Hijau Urban) yang aktif menyuarakan program dan aktivitas yang menyeimbangkan alam, khususnya bagi masyarakat perkotaan agar unsur alam tetap dapat dirasakan.
4.      Marsya Nurmaranti (Executive Director Indorelawan) yang aktif berbagai inspirasi mengenai kerelawanan untuk perubahan Indonesia.
5.      Syamsul Ardiansah (Manajer Lingkungan Dompet Dhuafa) yang konsen dalam program-program pengembangan dan kelestarian lingkungan.
6.      Adhe Indra Saputra yang merupakan relawan Dompet Dhuafa yang aktif dalam kegiatan kerelawanan dan kemanusiaan
7.      Benny, Direktur Disaster Management Center Dompet Dhuafa yang berbagi informasi dan pengetahuan tentang respon bencana dan mengurangi resikonya setelahnya.

***

Serangkaian keseruan acara di Jakarta Humanity Festival tidak berhenti dalam kegiatan talkshow, workshop, pameran foto, dan bazar saja, pada malam hari ada Sound of Humanity yang bisa dibilang jadi acara puncaknya. Di acara JakHumFest tahun ini menghadirkan tiga musisi yang akan memberikan penampilannya. Musisi-musisi yang tampil merupakan musisi-musisi yang memiliki minat dan ketertarikan yang sama dalam permasalahan sosial kemanusiaan dan lingkungan. Mereka adalah Chiki Fawzi, V1mast, dan Navicula.



Acara Sound of Humanity bertujuan untuk mengajak milenial untuk lebih peduli pada isu-isu sosial, kemanusiaan, dan lingkungan melalui lagu yang dibawakan para musisi. Aku pernah dengan bahwa musik itu bahasa yang universal. Lewat musik, kita seakan diajak untuk merasakakan makna dan pesan yang ingin disampaikan sekalipun mungkin kita tidak bisa membaca not baloknya. Terlebih jika musik itu berupa lagu yang tak hanya ada suara melodinya, namun ada lirik lagu yang jadi pelengkapnya. Seperti yang aku rasakan di Sound of Humanity.


Acara Sound of Humanity mulai sekitar jam 20.00 WIB, penampilan pertama dibuka oleh Chiki Fawzi. Sebelum tampil, ada sesi penyerahan simbolis sebagai ucapan terima kasih pada wardah yang diwakili Chiki Fawzi (Spoken Person Wardah) diserahkan oleh Dian Mulyadi GM Corporate Secretary Dompet Dhuafa.


Kak Chiki dan Bapak Dian dalam penyerahan simbolis ucapan terima kasih (www.mitaoktavia.com)


Bersama rekannya, Kak Chiki membawakan sekitar lima lagu. Sebagian besar dibawakan dengan petikan gitar dan di beberapa lagu Kak Chiki juga memainkan alat musik Akordeon. 


Kak Chiki dan rekannya tampil membawakan lagu "Belukar Dunia" (www.mitaoktavia.com)


Di lagu kelima, Kak Chiki membawakan lagu “Belukar Dunia”. Lagu yang musiknya indah ditambah suara Kak Chiki yang lembut dan membuat lagu ini semakin memanjakan telinga. Belum lagi liriknya juga penuh makna. Kak Chiki bilang bahwa membuat lagu ini terinspirasi dari Al Qur’an, Surah Yusuf.

Penampilan kedua dari V1mast (Viza Mahasa), seorang musisi asal Yogyakarta. Sebelum tampil pun ada sesi penyerahan simbolis kepada V1mast (dan mewakili para donatur) yang sudah berkaloborasi dengan dompet dhuafa dalam campaign Milenial Bangun Masjid untuk masjid yang ada di Palu. Hasil donasi yang terkumpul sudah berjumlah kurang lebih 330 Juta Rupiah.


Penyerahan simbolis kepada V1mast (sumber foto: Jakhumfest/Instagram)


Selepas sesi itu, V1mast langsung menampilkan penampilan yang menurutku pecah. Dari awal musik dimulai, V1mast menyajikan musik yang menggabungkan unsur modern dengan tradisional lewat alat musik gamelan yang V1mast mainkan. Tak ketinggalan lirik-lirik lagunya pun unik dan menarik. Seperti di lagu pertama berjudul “Kurikulum Hatimu” yang ada lirik soal kurikulum (Kimia, Biologi, Matematika, Fisika) tapi kepanjangannya bikin ketawa. Serius, aku nikmatin lagunya sambil ketawa-ketawa. Dan penampilan yang bikin merinding dan petjah saat V1mast membawakan lagu “Membaca Pertanda”. Lagu yang jadi campaign “Milenial Bangun Masjid” bersama Dompet Dhuafa.


V1mast tampil membawakan lagu "Membaca Pertanda" (www.mitaoktavia.com)


Asli lah di lagu ini bikin mataku berkaca-kaca. Liriknya ya ampun bermakna banget dengan musik yang indah (di awal lagu V1mast memainkan alat musik Sasando dan di pertengahan lagu V1mast memainkan gamelan yang memang jadi ciri khas penampilannya). Berikut lirik lagu  "Membaca Pertanda" yang menurutku maknanya dalam sekali:

“Bumi yang sabar, jangan bergetar… karena hatiku tak mungkin tegar. Oh air yang tenang jangan kau menyerang. Karena air mataku tak cukup mengenang… yang hilang… kadang  ku salah dan keras kepala… Segalanya tentangku saja. Tuhan maafkan sombongnya diriku yang tak bisa membaca pertanda.”

“Kita dan alam semesta bagai anak dan ibunya. Kadang kala tak sejalan namun tiada terpisahkan…”

Tuh, bagaimana tidak ambyar setelah disuguhkan lagu dengan lirik yang bermakna dan musik yang indah. Bahkan V1mast sampai menangis ketika membawakan lagu “Membaca Pertanda”. Lagu ini memang bikin merenung juga sih kalau kita sebagai manusia mungkin masih sering lalai dan egois pada sesama manusia maupun alam. Sayangnya pas penampilan ini saking aku menikmati dan larut di dalamnya Aku tidak sempat merekam keseluruhan penampilannya, tapi aku sempat merekam di detik-detik akhir penampilan.

Setelah V1mast tampil, selanjutnya giliran Navicula yang tampil. Sebelum tampil ada juga sesi penyerahan simbolis ucapan terima kasih kepada Navicula dan mewakili para donatur dalam program pembangunan 1000 rumah untuk Palu.


Penyerahan simbolis ucapan terima kasih kepada Navicula (www.mitaoktavia.com)


***

Omong-omong perihal inspirasi dan menginspirasi yang aku dapat dari hadir di Jakarta Humanity Festival 2020, Aku jadi teringat sebuah kalimat yang diutarakan Kak Chiki:

“Nasib Bumi ada di tangan orang-orang yang peduli”

Kalimat sederhana memang, namun nyatanya membuatku merenungkan banyak hal. Kalimat yang begitu dalam maknanya. Kalimat itu memang ada benarnya dan dapat ditarik kesimpulan bahwa jika satu saja ada orang yang peduli maka akan dapat membantu sekali. Bayangkan jika banyak orang-orang yang peduli bukan tidak mungkin kan jika perubahan dapat direngkuh dengan jauh lebih mudah. Jika satu orang melakukan satu kebaikan saja itu berarti.

Bagaimana jika banyak orang yang melakukan satu kebaikan dan akhirnya berdampak besar untuk orang lain dan lingkungan?

Contoh kecil dan sederhana dalam keseharian mungkin dengan mencoba dan berusaha untuk tidak buang sampah sembarangan. Apa yang akan bisa diraih dengan satu kebaikan itu? Pertama, kamu mungkin telah membantu meringankan pekerjaan beliau-beliau yang biasanya bertugas menyapu jalanan. Kedua, kamu juga membantu bumi tetap indah karena tidak mengotorinya dengan sampah yang berserakan sembarangan?

Kepeduliaan itu ternyata sepenting itu. Dari kepedulian, akan timbul kesadaran dan rasa cinta dan kasih; pada sesama manusia, makhluk hidup lain, dan juga lingkungan.  Yuk, teman-teman mari saling lebih peduli lagi agar kita bisa jadi manusia bermanfaat dan selalu menebar kebaikan.

***

Aku bahagia bisa dikasih kesempatan untuk hadir dan ikut ambil bagian dari bagian di acara Jakarta Humanity Festival. Selain karena memang serangkaian acaranya positif dan bermanfaat, ternyata hasil penjualan tiket Jakarta Humanity Festival akan didonasikan untuk program kemanusiaan dan lingkungan yang dikelola oleh Dompet Dhuafa.  Jadi, selain datang untuk seru-seruan, bisa belajar, menambah pengalaman, sekaligus ikut berdonasi dan menebar satu kebaikan. Teman-teman juga bisa lho ikut ambil bagian.Yuk, ke Jakarta Humanity Festival di tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya! :)


Makan Kenyang & Senang di Gaya Gelato Pakai Treats by Traveloka Eats

$
0
0




Hari itu aku lagi jalan-jalan di sekitaran Jakarta Selatan bareng Lazu. Kami memutuskan ke Gandaria City Mall. Sebagai dua orang yang punya hobi yang sama yaitu makan, akhirnya kami memutuskan untuk wisata kuliner dadakan. Kebetulan juga Lazu lagi kepengin icip-cip makanan berkuah. Kami pun mengandalkan Traveloka sebagai rujukan perjalanan dalam mencari apa pun itu. Entah tempat maupun makanan.

 Menelusuri satu demi satu informasi lokasi tempat makan pilihan pun berhasil ditemukan di Traveloka Eats. Akhirnya kami menjatuhkan pilihan pada restoran yang menjual aneka sop khas Indonesia. Menu yang ditawarkan rawon buntut/iga, sop buntut, sop iga. Tak hanya itu, ada pula aneka nasi asap, nasi goreng, dan minuman. Setelah melihat-lihat menu, Aku dan Lazu pun memesan sop buntut dan nasi goreng dan minumnya es kelapa selasih.

Selepas kenyang makan siang, kami kembali berjalan-jalan mengelilingi mal. Suasananya Mal di hari libur memang selalu ramai. Cuaca Jakarta hari itu alhamdulillah sedang cerah. Maka kami memutuskan untuk mencari makanan pencuci mulutyang dapat mendinginkan mulut dan tenggorokan. Aku ingat kalau Lazu pernah bilang kalau di Gancit juga ada tempat yang jual Gelato. Kami pun sepakat untuk berburu Gelato. Kami kembali mencari di aplikasi Traveloka Eats. Ternyata Aku baru sadar kalau ada fitur baru yang menarik perhatianku. Nama fitur ini adalah Treats. 

"Wah, fitur baru ya ini...." tanyaku pelan. Penasaran Aku berusaha mencari tahu. Beberapa informasi berhasil kudapatkan. Semakin jauh mencari tahu membuatku kian penasaran ingin mencoba menggunakan fitur terbaru dari Traveloka ini.

Dalam fitur treats by traveloka eats ini kami akan mendapatkan penawaran spesial dari restoran yang kami simpan sebagai restoran favorit. Berbagai macam penawaran baik itu promo maupun diskon. Pilihanku jatuh pada gelato, siapa coba yang bisa nolak rasa manis dan dinginnya dari gelato. Maka, Aku dan Lazu pun mencoba mencicipi gelato sebagai kudapan pencuci mulut dalam acara jelajah kuliner hari itu.


  
Gaya Gelato Gandaria City Mall


            Gelato berasal dari Italia. Dalam Bahasa Italia, Gelato memiliki arti es krim. Sekilas  antara gelato dan es krim memang hampir sama, namun ternyata kedua makanan itu  berbeda. Gelato memiliki bentuk yang lebih pada dengan tekstur yang lebih halus dibandingkan es krim. Dari segi rasa pun agak berbeda, Gelato memiliki rasa  susu yang lebih kuat dibandingkan dengan es krim. Hal ini lantaran pembuatan es krim yang menggunakan lebih banyak krim dibandingkan dengan gelato yang memang lebih banyak menggunakan susu. Gelato memiliki lebih sedikit lemak dibandingkan dengan es krim pada umumnya yang lebih banyak menggunakan krim, sedangkan gelato hanya menggunakan susu sebagai bahan pembuatannya tanpa ditambahkan krim. Rasa yang dihasilkan dari gelato pun lebih alami karena dibuat dengan bahan-bahan tambahan. Jadi memang rasanya hampir mirip dengan rasa asli dari varian itu. Semisal varian rasa mangga, rasa dari gelato ini akan terasa seperti buah mangga beneran. Beda degan es krim yang rasanya terlalu buatan.


            Setelah mencari, Aku pun memutuskan untuk mencicipi Gelato di Gaya Gelato sebagai partners dari Traveloka Treats. Ternyata Gaya Gelato merupakan brand produk gelato yang berasal dari Bali. Dan proses pemuatannya pun menggunakan bahan-bahan organik. Ada beberapa varian rasa yang dapat dipilih.

Gelato 5 varian rasa yang dimakan di sana. Rasa Matcha, Cokelat, Mangga, Pistachio, dan Stroberi


Di outlet Gaya Gelato Gandaria City Mall terdapat sekitar delapan varian rasa yang dapat dipilih. Lumayan banyak ya pilihannya? Banyaknya pilihan rasa itu pun berhasil membuat orang yang sering kelamaan milih menu kayak Aku jadi semakin bingung. Hahahaha!

Satu suapan gelato masuk ke mulutku dan rasanya enak! Rasa matchanya enak dan tidak terlalu manis, rasa mangganya asem khas mangga dan masih ada tekstur kasar dari buah mangganya. Rasa pistachio adalah rasa yang unik bagiku. Aku sama sekali belum pernah makan pistachio apalagi sebagai varian rasa gitu. Apa ya yang aku rasakan ya kacang, tapi ada pedes-pedesnya gitu. Tekstur kasar dari kacangnya masih kerasa dan enak. Cokelatnya juga enak berasa cokelat dan susunya. Rasa stroberinya ini meyegarkan! Asem khas stroberi dengan tekstur kasar buah stroberi yang masih kerasa.


Treats by Traveloka Eats itu apa?

            Sebuah fitur terbaru dari Traveloka Eats yang memungkinkan pengguna untuk menemukan promo dan diskon terbaru dan menarik yang ada di tempat makan dan minum yang terdaftar di Traveloka Eats. Jadi saat datang ke restoran atau kafe yang jadi pilihanmu, kamu bisa lihat dan tahu promo terbaik dan menarik yang ditawarkan.

Gimana supaya bisa mendapatkan informasinya? Cukup dengan menyimpan lokasi tempat pilihanmu atau yang jadi favoritmu dengan tombol “Saya Mau” yang sudah disediakan aplikasi Traveloka.


Cara Menggunakan Fitur TREATS dari Traveloka Eats

            Fitur Treats dari Traveloka Eats dapat digunakan dengan dua acara. Cara konvensional dan cara scan barcode. Setelah memutuskan untuk menggunakan Treats dari Traveloka Eats di Gaya Gelato. Pertama aku cari kata kunci Mal Gandaria City, setelah itu mencari Gaya Gelato dan menyimpan lokasi itu dengan menekan tombol di sebelah kanan bertuliskan “Saya Mau”. Setelah berhasil disimpan, Aku buka Gaya Gelato – Gandaria City dan  wohooo …  Aku pun menemukan bagian “Penawaran Treats dari Gaya Gelato – Gandaria City” kemudian di bawahnya ada “Treats Untuk Anda (2)”.

Ada dua Treats yang berhasil aku temukan di Gaya Gelato. Seriusan rasanya kayak menemukan harta karun sih ini. Mau tahu  apa yang berhasil aku temukan? Yes! Ada dua ‘harta kartun’ menarik yang ditawarkan Gaya Gelato X Treats Traveloka Eats yaitu:

1.      Buy 1 Get 1 Free Family Cup
2.      Buy 1 Get 1 Free Large Cup

Lama aku menimbang-nimbang akan mengambil penawaran yang mana, akhirnya Aku berhasil memutuskan untuk memilih Treats yang pertama. Mengambil pilihan yang pertama karena Aku pengin lebih mencicipi banyak varian rasa yang ditawarkan Gaya Gelato, sekaligus ingin menikmatinya bersama keluargaku. Cara penggunaannya lebih jelasnya aku lampirkan di video slide show yang sudah kubuat ya. Supaya lebih jelas langkah-langkahnya seperti apa teman-teman bisa cek, ya… ^^



Aku pun menunjukan kepada Mbak Kasir kalau aku memilih penawaran “Buy 1 Get 1 Free Family Cup”. Setelah itu Aku klik treats yang pertama, kemudian mengklik “Dapatkan Deals” dan dialihkan ke laman selanjutnya dan aku menekan tombol “Pakai Deals”. Kemudian muncul ke laman jumlah transaksi, nah di sini aku memberikan pada Mbak Kasirnya karena dia yang akan mengisi jumlah transaksi pesananku. Setelah memasukan jumlah transaksi konfirmasi dan bayar deh menggunakan beberapa metode pembayaran yang disediakan. Bisa dengan bank transfer, pay later, uangku balance, maupun kartu kredit atau debit. Membayar dengan kartu debit jadi pilihanku, dan transaksi pesananku pun selesai.

Setelah pembayaran selesai, Aku pun memilih varian rasa. Paket yang aku pilih itu Family Cup, memungkinkanku untuk memilih sebanyak lima varian rasa yang berbeda. Aku memilih Matcha, Mangga, Pistachio, Cokelat, dan Stroberi. Sementara satu cup gratisnya dengan rasa Cokelat, Vanila, Pistachio, Cookies & Cream, dan Matcha . Satu cup untuk makan berdua di sana, sementara yang satu lagi untuk dibawa pulang ke rumah.


Alasan Kamu Harus Mencoba TREATS dari Traveloka Eats

Sejujurnya aku tidak menyangka sih kalau makan gelato bisa dapat penawaran yang menarik sekali. Belum lagi mengenyangkan perut sekaligus menyenangkan perasaan. Coba ya aku niat hanya beli 1 family cup eh malah jadi dapet dua karena yang satu lagi gratis. Sesenang itu ternyata rasanya menemukan harta karun tersembunyi di treats dari traveloka eats. Jadi bukan lagi penasaran pengin icip-icip dan melegakan dahaga di tengah cuaca terik dengan gelato, tapi ini sih bener-bener merasakan puas makan gelato! Sepuluh varian rasa berbeda cobaaaa gimana enggak bahagia aku tuh.



Mana kenyang dan senang karena bisa mencicipi sepuluh varian rasa berbeda dari enaknya gelato aku pun bisa jajan hemat. Duh, dompetku pasti bahagia banget sih itu. Kok bisa? Bisa doooong kan pakai Treats dari Traveloka Eats. Hehehe…




Estimasi hemat yang kurasakan kalau aku narasikan begini:

1 Family Cup di Gaya Gelato itu seharga Rp189.000 belum termasuk pajak dan biaya jasa pelayanan. Dengan Treats aku merasa istimewa berkat penawaran “Buy 1 Get 1 Free Family Cup”-nya yang spesial. Cukup membayar Rp205.553 (dari total 206.182—termasuk pajak dan biaya jasa pelayanan yang dikurangi kode unik dari Traveloka) untuk 1 Family Cup, dan aku dapat gratis satu Family Cup lagi.  Artinya aku bisa hemat sekitar Rp205.553 dan dapat dua gelato dengan 10 varian rasa yang berbeda pula! Belum lagi aku juga dapat sebanyak 41 poin Traveloka.

Omonaaaa! Jiwa pengejar promo yang bersemayam dalam tubuhku pun menari-nari dengan bahagia bersama dompet dan rekeningku yang tersenyum lebar karena penawaran yang menghasilkan kehematan itu! Asli aku tuh paling seneng banget kalau dapat promo berasa menang hadiah yang besar.

Seriusan, ini mah Alhamdulillah pisan. Terima kasih Traveloka yang punya fitur baru Treats ini yang bikin perjalanan kulinerku jadi pengalaman yang mengenyangkan dan menyenangkan. Rasanya puas sekali karena bisa merasakan jadi anak sultan yang punya kemudahan dalam hidup dalam sehari!

Dari cerita pengalamanku itu, bisa ditarik kesimpulan kalau kamu harus coba Treats dari Traveloka Eats adalah hemat, untung, kenyang, dan bikin senang! Tips dari aku adalah coba kamu ulik-ulik penawaran-penawaran mana saja yang sekiranya bisa bikin hemat, untung, kenyang, dan bikin senang dalam satu waktu bersamaan. Bisa dicoba juga cari penawaran “buy 1 get 1” atau yang menawarkan potongan harga yang lumayan besar kalau sekiranya harganya agak menguras kantong. Jadi tetap bisa hemat dong! Bisa juga nih kalau mau kamu bareng sama teman-teman atau keluarga kan bisa share budget juga alias patungan, jadi bisa lebih hemat juga kan? Hehehe…. Segitu saja sih tips sederhana dari aku. Mungkin kamu bisa menambahkan, jangan sungkan untuk kasih tahu aku di kolom komentar ya! :)

Begitulah cerita #PengalamanMengeyangkan yang Aku rasakan saat menggunakan Treats dari Traveloka Eats. Senang sekaligus bersyukur Traveloka terus mengembangkan layanannya dengan fitur-fitur baru yang menguntungkan. Aku harap ke depannya semakin banyak penawaran menarik yang dapat dinikmati oleh pengguna Traveloka dan jangkuan wilayahnya pun kian meluas. Seperti Treats ini nih, Aku berharap sekali kotaku juga akan semakin banyak lokasi untuk menemukan ‘harta karun’ Treats yang bisa semakin mudah kunikmati.

Teman-teman sudah mencoba Treats by Traveloka Eats, belum? Kalau belum, hayuuuuk coba jelajahi lokasi makan dan minum pilihanmu juga dong! Mana tahu kan kalau kamu menemukan penawaran yang lebih menarik dari Aku. Nanti kasih tahu Aku juga ya!




Review Drama Korea The Fiery Priest : Petualan Mencari Kebenaran yang Berbalut Komedi – Aksi Penuh Makna

$
0
0




Awal nonton drama korea The Fiery Priest enggak berekspektasi gimana-gimana. Berbekal pemikiran, "oke keabisan stok drama korea sementara lagi enggak banyak ngikutin drama korea yang lagi on going. Enaknya nonton apa lagi ya buat menemani kegiatan #dirumahaja?" Terus inget menjadikan drama ini masuk dalam list. Walau tak kunjung dilihat karena banyaknya drama korea on going 2019 dan 2020.

Terus punya feeling kalau drama korea "The Fiery Priest" ini nampaknya seru buat ditonton. Pemikiran itu pun enggak muncul begitu aja. Berawal dari Aku nonton SBS Drama Award 2019 di akhir tahun lalu, terus ngeliat beberapa pemainnya menyabet beberapa penghargaan dan liat ekspresi pemainnya kok keliatan pada kompak.

Belum lagi drama ini yang membuat Kim Nam Gil bawa pulang penghargaan Daesang (Anugerah Utama) 2019. Dan kalau gak salah dalam pidato kemenangannya Kim Nam Gil bilang, kekompakan antara pemainnya kerasa banget dalam drama ini.

Melihat itu memang memang terasa. Seakan-akan mereka itu bukan sekadar rekan kerja, tapi emang sudah jadi bagian dari keluarga.

Dalam ajang penghargaan itu, para pemain The Fiery Priest mendapat  tempat dua meja. Satu meja berisi sekitar lima orang. Setiap salah satu dari mereka ada yang mendapat penghargaan, semuanya otomatis berdiri menghampiri untuk memberikan selamat dan ikut berbahagia. Keliatan banget saling mendukungnya. Dan berasa hangat aja gitu melihat rasa kekeluargaan mereka.

Nah sejujurnya pas 2019 lalu drama ini pertama kali muncul Aku sempet enggak tertarik gitu. Abisan saat itu lagi males dan cape duluan liat drama yang episodenya panjang-panjang. Ini drama sebanyak 40 episode dengan durasi  tayang 30 menit per episode.

Anggap saja jadinya 20 episode sekali tayang karena umumnya drama korea tayang berdurasi satu jam. Jumlah episode segitu tuh bagi Aku sudah banyak. Belum lagi saat itu daftar drama korea tontonan Aku lagi banyak deh.

Setahun berlalu sudah sejak drama korea The Fiery Priest tayang. Berkat #diamdirumahaja akhirnya kesampaian juga nonton drama korea ini. Setelah Crash Landing on You tamat, enggak banyak drama korea on going yang Aku ikuti. Hanya beberapa drama, sebut saja The Crused Crush, Tell Me What You Saw, dan Hi, Bye Mama! . Paling dikombinasikan dengan tayangan variety show-nya saja. Semua drama itu pun sudah tamat, kecuali Hi, Bye Mama! yang masih on going.

Ada cara tersendiri menentukan drama yang ditonton apakah cocok atau tidak dengan seleraku. Cukup menonton lima episode awal dari drama yang ingin diikuti. Kalau memang cocok, pasti enggak susah buat langsung suka, bahkan langsung jatuh cinta. Cara ini juga lumayan efektif menurutku. Kok bisa menemukan cara ini? Sejujurnya Aku pun tidak tahu. Hahaha. Sepertinya cara ini akhirnya hadir sendiri seiring pengalamanku menjadi penyuka setia karya-karya drama dari Korea Selatan.

Menonton lima episode drama korea The Fiery Priest, Aku pun langsung cinta!

AKU SUKA BANGET SAMA INI DRAMA KOREA! Enggak paham lagi. Membekas banget pula dramanya buatku. Aku yang jarang banget bisa ketawa kalau nonton drama korea segimana orang-orang bilang itu lucu. Aku tetep lempeng datar aja pas nonton, sesekali doang ketawa (terjadi di drama Waikiki). Cuma ini drama doang yang bikin Aku ketawa. Dari kadar yang cuma "ehehehe" doang sampe "HAHAHA".

Entah karena drama korea ini beneran lucu atau karena kadar kerecehanku sudah balik lagi.  Entahlah. Tapi, aku sukaaaa cara drama ini diam-diam menyelinap masuk ke dalam hatiku. #eaaak

***

Profil Drama

Nama Drama       : The Fiery Priest (Judul Bahasa Inggris) / Hot Blooded Priest (Judul Literal)
Sutradara             : Lee Myung Woo
Penulis Naskah     : Park Jae Bum
Jaringan Tayang   : SBS
Jumlah Episode    : 40 Episode
Genre                   : Komedi – Aksi
Tanggal Rilis        : 15 Februari – 20 April 2019
Waktu Tayang      : Jumat & Sabtu




Sinopsis Drama Korea The Fiery Priest

Drama korea ini bercerita tentang seorang pastor bernama Kim Hae Il (Kim Nam Gil) yang walau pun jadi seorang pastor, tapi dia ini sulit banget buat mengendalikan amarahnya. Bukan tanpa sebab dia jadi begitu, tapi ada sebuah kejadian di masa lalunya yang mendasari dia jadi punya sifat dan karakter seperti itu.

(Yes, Aku enggak akan spoiler! Tenaaang ajaaa! :p)

Terlepas dari sifat pemarahnya, Pastor Kim ini juga bagai peri yang bisa membawa keajaiban bagi orang-orang di sekelilingnya. Setiap yang dia lakukan itu pasti berimbas ke orang lain.

Suatu hari ada kejadian di 'kampungnya', membuat dia kembali menemui Pastor senior yang sudah dianggap seperti bapak sendiri di Kota Gudam. Belum lama di sana, terjadi sebuah insiden berdarah yang memilukan. Pastor Lee Young Joon (Jong Dong Hwan) ditemukan tewas. Kematiannya menyisakan banyak misteri.

Tak berselang lama setelah kejadian itu, ada skandal yang terjadi dan membuat Gudam jadi gonjang-ganjing. Pastor Kim ini merasa curiga karena kematian Pastor Lee seperti banyak potongan teka-teki yang harus dipecahkan.

Di sisi lain ada Park Kyung Sun (Lee Ha Nee), seorang Jaksa yang pintar dan ambisius. Dia selalu ingin menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Semacam punya reputasi baik dan disegani. Jaksa ini juga jemaat Gereja di tempat Pastor Lee berada.

Pastor Kim yang penasaran pun menyelidiki kasus kematian Pastor Lee. Saat mulai menyelidiki, dia bertemu dengan bebearapa orang. Tentu dengan tujuan mencari tahu kejadian yang sebenarnya. Pastor Kim pun bertemu dengan Jaksa Park.

Selain bertemu Jaksa Park, ada juga ada Deketif Koo Dae Young (Kim Sung Kyun), Detektif Seo Seung A (Geum Sae Rok), dan detektif lain yang bertugas meyelidi kasus kematian Pastor Lee di kepolisian Gudam.

Semakin menyelidiki kasusnya, ada temuan serpihan kebenaran. Muncul banyak tokoh yang terlibat kayak Pastor Han Sung Kyu (Jeon Sung Woo), Suster Kim In Kyung (Baek Ji Won), Ssongsak(Ahn Chang Hwan), dan Oh Yo Han (Ko Kyu Pil).

Dimulailah sebuah petualangan  seru mencari tahu kebenaran atas kasus kematian Pastor Lee. Akan muncul banyak kejadian-kejadian menarik selama mereka berusaha menyelidiki kasus itu bersama-sama. 

Menarik, seru, penuh aksi, dan tidak ketinggalan ada unsur komedinya pun menghibur sekali!

     
     Pemeran Drama The Fiery Priest






(sumber gambar : tangkapan layar dari Asian Wiki)



Review Drama Korea "The Fiery Priest"

Ini drama tergolong punya banyak banget tokohnya. Tapiii, Aku merasa semua tokohnya punya porsi yang pas dan penting. Enggak cuma jadi pendukung aja, sekali pun memang pemeran pendukung. Kesannya tuh kehadiran mereka semua tetap penting dan menjalin benang merah keterikatan dari satu peristiwa ke peristiwa yang lain.

Biasanya formula dalam drama korea itu, misal nih ada 3 pemeran utama, yaudah dah tuh berkutat di situ-situ saja. Di mereka-mereka tokoh utama saja. Selebihnya kayak selewatan saja, jadi pemanis kisah tokoh utamanya. Esensi kehadiran mereka jadi samar.

Dalam drama korea "The Fiery Priest" ini, kesan berbeda berhasil kudapatkan. Semua pemerannya, mau pemeran utama atau pendukung sama-sama penting. Saat satu pemain aja enggak ada tuh kayak ada yang kurang. Istilahnya "enggak ada lo enggak rame!"😂

Dari segi ceritanya tergolong segar. Sepanjang sejarah Aku menonton banyak drama korea berbagai genre dan cerita, baru kali ini nemu drama yang cukup unik dan beda. Baik dari segi tema, konsep, bahkan karakter tokoh para pemainnya.

Walau sudah ada beberapa drama korea yang menggabungkan cerita seorang tokoh agama dan detektif kayak dramanya Kim Jae Wook yang judulnya The Guest. Aku merasa drama korea ini tetap terasa beda dan segar. Mungkin karena unsur aksi dan komedinya yang menyenangkan.

Berdasarkan pengalamanku, kalau drama yang bersinggungan sama detektif yang komedinya banyak mah baru ini doang. *CMIIW, mungkin kamu ada rekomendasi drama dengan tema yang serupa. Please, kasih tahu aku, ya! ;)*.

***


Banyaknya komedi dalam drama The Fiery Priest ini, aku jadi mikit kalau cerita aksi dan misterinya cuma tempelan doang masa, sisanya mereka kayak lagi main sketsa komedi. Hahaha. Abisan masa sih lucu mulu, ya ampun!

Menonton drama korea ini, enggak sulit untuk membuatku jatuh hati pada para pemainnya. Kocak-kocak pula. Di beberapa episode Aku sampe ngakak yang bener-bener ngakak pas liat adegan komedinya. Belum lagi, setiap episodenya selalu bikin penasaran dan membuatku cepat merasa kangen. 

Nontonnya pun sudah lebih dari kayak minum obat. Soalnya sehari 3 kali aja tuh mana cukup! Hahaha. Makanya Aku maraton nonton drama korea ini dan menamatkannya hanya dalam waktu 5 hari. Berarti sehari tuh sekitar 3-4 episode yang Aku tonton. Soalnya Aku kombinasikan juga dengan menonton drama on going dan beberapa variety show.

Para karakter dan ceritanya yang ada dalam drama "The Fiery Priest" ini ter-Luv banget deh pokoknya! 💚 Walaupun para tokoh antagonisnya bikin sebel dan tampol-able banget, tapi tetap membuatku suka.

Karakter favorit Aku hampir semuanya sih. Please, jangan maksa aku pilih yang mana, ya! Asli, Aku bingung. Aku tidak bisa memilih SATU SAJA karena semua tokohnya bikin cinta! 

Beberapa tokoh dan alasan yang membuatku menyukai mereka, sebagai berikut:


Jang Ryong (Si Preman Rambut Bob)





Paling seneng banget sama si Preman dengan rambut bob, Jang Ryong (Eum Moon Suk). Asli nih orang main di drama lain jadi detektif divisi patroli, eh di sini kenapa kocak banget ya Allah. Semacam kebanting gitu imej dia. Untung Aku nonton ini belakangan, kalau enggak hancur sudah reputasi karakter dia dalam drama Tell Me What You Saw di mataku. Hahaha!

Dalam drama korea The Fiery Priest, Aku suka sama ekspresi dia. Kelakuan ajaibnya juga bikin ketawa dan senyum-senyum terus. Berasa pengin dikekeup dan dibawa pulanh jadi pajangan. #EH
Soalnya ADAAAA GITU YA PREMAN KAYAK DIAAA.
😂

Paling seneng juga saat adegan dia memeragakan gerakan Capoeira, menjahili Sseongsak, dan manggil Detektif Seo "Hip hop girls".

Karakter dia cukup kuat dan sangat susah dilupakan. Mana gaya berpakaian dia juga tidak kalah unik. Kemeja dengan corak ramai dan cenderung norak, belum lagi setelan jas-celana warna senada yang gonjreng. Ditutup rambut pendek bobnya dan gaya petakilannya.


Pastor Kim Hae II




Enggak hanya suka sama preman rambut bob, Aku juga suka sama Pastor Kim.

Ualala~ Kim Nam Gil yang yang Aku tau itu pas dia jadi Bi Dam di The Great Queen Seondeok. Di drama korea itu dia kocak, tapi tetep berwibawa. Kalau di The Fiery Priest ini dia tuh kayak jadi ilang wibawanya saking absurd-nya kelakuan dia.

Setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya aku kembali liat dia dalam drama TFP ini dan makin kocak saja dia. Setelah menonton drama ini, Aku semakin salut sama aktingnya doi, beneran deh!

Sebelumnya Aku pernah liat Kim Nam Gil di variety show All the Buttlers . Dalam acara itu, dia jadi sabeumnim-nya. Dia cerita kalau jadi banyak baca komik buat referensi karakter tokoh yang dia perankan. Dia memperhatikan ekspresi mimik muka, maupun tingkah karakter di komik yang dia baca.

Aku jadi teringat kembali, dan setelah menonton dramanya. Oh, aku bisa melihat keberhasilan dari usahanya itu. Aku merasa memang Pastor Kim ini macem tokoh komik. Main ekspresi banget. Ekspresinya pun berubah-ubah dan konyol gitu kayak tokoh komik. Belum lagi pas lihat akting action-nya, beugh! Enggak kalah bikin takjub. Keren abis!

Ada beberapa hal enggak realistis yang aku rasakan saat menonton drama ini. Sebenernya karakter Pastor Kim yang jadi salah satu alasan Aku bilang kalau drama korea ini jadi agak enggak realistis. Soalnya mana ada gitu kan seorang tokoh agama bisa seperti itu. Soalnya setahuku tokoh agama pasti kalem, berwibawa, dan bersahaja.

Ya, begitulah hebatnya karya fiksi. Menjadikan yang tidak mungkin jadi karya yang bagus dan banyak meninggalkan kesan tersendiri.


Jaksa Park Kyung Sun





Jaksa yang satu ini enggak kalah menariknya. Jaksa Park hadir sebagai karakter yang enggak ada anggun-anggunnya amat. Malah cenderung cuek dan konyol. Memang kalau lagi serius mah serius emang doi. Beda, kalau lagi ‘kumat’. Beugh! Bisa-bisa penonton lupa kalau dia adalah Jaksa. Hahaha. JAKSA SABLENG DIA DOANG KAYAKNYA! 😂

Si Duo Detektif!

Detektif Koo dan Seo! Kusuka juga sama kaliaaaan!

Detektif Koo kocak. Tingkah maupun cara ngomongnya. Terus yang bikin suka karena kalau berpendapat dia tuh banyak benernya! Berkat gaya dan cara ngomongnya, nih! Kita sebagai yang menonton pasti skeptis kalau dia bisa bijak juga. Taunya? Ya memang bisa bijak diaaa!

Kalau Detektif Seo, uwuw~ si Hip hop Girls! Gaya pakaiannya unik macam anak hip hop. Detektif ini jadi temen berantem abadinya si Preman Rambut Bob!

Aku tuh ya paling seneng kalau ada adegan mereka berdua. Berantem-berantemnya itu bikin lucu. Saling ledek gitu. Persis anak SD lagi berantem. Gemas maksimal!
Terus Detektif ini jago berantem pula.


Duo Sahabat Gudam

Yohan dan Sseongsakjuga favoritku banget! Persahabatan mereka gemas sekaligus bikin iri.

Yohan sang kerja part time garis keras, sementara Sseongsak itu warga asing berasal dari Thailand, bekerja sebagai pengantar makanan. Suka banget pokoknya sama karakter mereka berdua. Ekspresi mereka. Terus scene yang menggambarkan persahabatan mereka. Gumaaassshhh maksimal akutuuuuh!

Karakter mereka berdua juga melekat sekali dalam ingatanku. Denger nama Yohan pasti langsung ingat kalau dia suka banget makan. Sementara kalau dengar nama Ssongsak, aku pasti langsung inget dia degan baju olahraganya, topi hitamnya, atau pun helm kuning andalannya kalau mengantar makanan.

Terus yaaaa Ssongsak ini bagus aktingnya jadi orang asing. Aku awalnya kira dia orang Thailand beneran, taunya bukan. Saking bagusnya dia memerankan karakter orang Thailand dengan Bahasa Koreanya yang kayak terbata-bata gitu.


Hwang Cheol Bum

Sang bos preman, Hwang Cheol Bum (Go Joon). Cheol Bum adalah bosnya si abang rambut bob. Dia itu direktur perusahaan, dan mantan preman (katanya). Jago banget tinju!

Ini sebenernya Aku sebel sih sama dia dari awal kemunculannya. Peran dia antagonis dan patut banget dibenci seluruh manusia di bumi. Jahatnyaaa dia, namun di pertengahan cerita menuju ending, Aku jadi suka sama dia dong. Karakter dia malah bikin Aku jadi simpatik dan respect gitu. Bikin Aku berkomentar OH ADAAA YA BOS PREMAN KAYAK GINI.


Suster Kim & Pastor Han

Terus Suster Kim dan Pastor Han juga favorit. Awal-awal mungkin biasa aja. Lama-kelamaan bikin senang. Terlebih saat masa lalu mereka berdua terungkap dan akhirnya mereka melakukan sesuatu yang menjadikan masa lalu mereka jadi kelebihan. Ada sisi kocaknya deh pokoknya. 😂


Geng Petinggi Gudam dan Komplotannya

Selain delapan orang yang sudah aku bahas di atas, ada pula tokoh lain. Aku menyebut mereka geng petinggi Kota Gudam; Walikota Gudam Jung Dong Ja (Jung Young Joo), Kepala Jaksa Kang Seok Tae (Kim Hyung Mook), Kepala Kepolisian Nam Suk Goo (Jung In Gi), dan Pejabat pemerintahan Park Woon Moo (Han Ki Joong). Dan tokoh komplotannya yang lain juga suka sama akting mereka yang bagus.

Kesan Nonton Drama Korea The Fiery Priest

Drama korea The Fiery Priest ini meninggalkan banyak kesan makna yang cukup mendalam bagiku. Di tengah suguhan adegan aksi dan komedinya yang sangat menghibur, Aku menangkap makna hikmah yang bisa didapat dari petualangan Pastor Kim dan tokoh lainnya.

Beberapa hal yang Aku dapat dari drama korea ini:
  • Setiap orang pun bisa berubah. Meskipun misalnya si orang ini tuh jahat banget, tapi asal dia menyadarinya dan tobat. Kemudian dia berubah jadi orang baik itu tuh mengangkat derajatnya gitu. Dia berperilaku sebagaimana manusia seharusnya. Kalau di sini sih si Pastor Kim mengistilahkan kalau perbuatan jahat itu adalah perbuatan iblis. 

  • Setiap manusia pasti punya pilihan. Tergantung dari sikap dia dalam mengambil keputusan. Apakah dia akhirnya memilih untuk menjadi baik dan berani megakui kesalahannya? Apakah dia akan terus memilih menjadi jahat? Apakah dia akan diam menghadapi ketidakadilan? Dalam setiap pilihan itu pasti ada resikonya. Saat dia memilih jadi jahat tentu saja hukuman yang dia dapat dan mungkin dosa juga atas perbuatannya. Sementara jika dia memilih menjadi baik ada rasa kelegaan hati dan bebas dari rasa bersalah.



  • Setiap perbuatan yang kita lakukan bakalan berbalik ke diri kita. Ini kejadian sama tokoh-tokohnya dalam drama korea ini. Sebagai penonton, kita diajak untuk merenungkan bahwa akan selalu ada konsekuensi atas perbuatan kita. Mau itu baik atau buruk, pasti kita akan menuai itu. Persis ungkapan "apa yang kau tabur, itulah yang kau tuai".



  • Siapa pun kamu, apa pun latar belakangmu, kamu tetap lah manusia. Kamu mungkin tidak sempurna, banyak celah dan kekurangan, namun bagaimana kamu bisa jadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Bagaimana caranya kamu bisa mengalahkan segala keterbatasan dan kekurangan yang kamu miliki. Kamu juga belajar untuk bisa mengendalikan diri, termasuk mengendalikan emosi dan berdamai dengan masa lalu.



  • Kita juga bisa belajar kalau jangan sembarangan menghakimi orang lain. Pun misalnya seseorang itu melakukan kesalahan, bukan berarti latar belakangnya yang harus dihakimi. Itu enggak adil. Karena enggak semua orang dengan latar belakang yang sama itu salah. Jadi enggak bisa dipukul sama rata.



  • Saat kamu melakukan kesalahan, maka beranilah untuk mengakui kesalahan itu dan berusaha berubah dengan memperbaiki diri jadi lebih baik. Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan, tapi semua orang juga berhak mendapatkan kesempatan kedua untuk menebus kesalahannya.



  • Setiap orang punya masa lalu. Baik atau pun buruk memang sudah tidak bisa diubah. Itu adalah kebenaran mutlak, tak terbantahkan. Perlu diingat juga setiap orang punya masa sekarang dan masa depan. Belum terlambat untuk melalukan hal-hal baik lagi bermanfaat di masa sekarang, agar kelak di masa depan tidak ada penyesalan yang dirasakan.




Alasan yang Membuat Drama The Fiery Priest Patut Dicintai

Seperti yang sudah aku bahas, dalam drama TFP ini mungkin ada beberapa adegan yang kayak enggak realistis (kalau kamu udah nonton, pasti paham. Hahaha. Aku enggak akan spoiler). Terlepas dari itu, dramanya tetap bagus!

Drama The Fiery Priest ini berkesan. Saking berkesannya, setelah menamatkan semua episodenya rasanya kangen, euy! Biasanya liat tingkah kelakuan mereka. Eh, sekarang sudah tamat. Rasanya itu mereka seperti ‘hidup’ saking memang berkesannya.

Original soundtrack-nya juga terekam banget di pikiranku, jadi tiap denger tuh bikin Aku inget sama ini drama. OSTnya juga biasanya muncul di beberapa adegan dan selalu muncul di akhir episode dan jadi ciri khas tertentu gitu.

Hasil kerjasama tim drama korea "The Fiery Priest" patut diacungi jempol! Keren!

Drama korea yang menghibur. Dengan banyak profesi tokohnya yang beragam. Dari pastor, suster, detektif kepolisian, jaksa, bahkan sampai pekerja part time, pengantar makanan, preman, bos preman, petinggi-petinggi gitu (ketua jaksa, kepala polsek, walikota).

***

Oh iya, banyaknya karakter dalam sebuah drama bikin pusing enggak sih? Kalau sudah terbiasa dengan (((skema))) per-drama korea-an. Tentu enggak akan pusing. Namun aku punya tips buat kamu yang suka pusing tiap melihat pemain drama korea kok kayak mukanya sama semua (?) Padahal mah beda.

Kuncinya kamu liat aja ciri khas mereka. Entah dari gaya rambut maupun pakaian. Kalau di drama ini aku rasa kamu enggak akan kesulitan untuk membedakan tokohnya. Masing-masing tokohnya punya karakter yang berbeda. Jadi, kamu bisa fokus untuk memperhatikan detail itu.

Trik lainnya rata-rata profesi tokoh di drama korea biasanya juga beda. Kecuali drama korea dengan tema tertentu, sebut saja drama tema hukum dan medis. Pasti kalau hukum profesi tokohnya kalau enggak Hakim, Jaksa, Pengacara, Detektif. Kalau medis pasti dokter dan perawat.

Kalau kamu enggak apal sama nama tokohnya yang mungkin bikin kepala pusing, mata berkunang-kunang, dan lidah kayak kepelitek, enggak apa-apa. Enggak masalah. Kamu enggak dosa. Kamu cukup panggil mereka sesukamu aja! Hahaha.  Contohnya aku manggil si Preman yang suka Capoeira dengan Preman Rambut Bob!

(Btw, aku manggil dia begitu karena suka aja. Hahaha)



Last But Not Least, Drama korea The Fiery Priest ini patut ditonton! Aku sangat merekomendasikan ini! Apalagi buat kamu yang lagi butuh banget dihibur. Soalnya nonton drama korea ini Aku merasa terhibur sekali.

Memang, berbicara perihal kadar komedi mungkin tiap orang akan berbeda pendapat, tapi Aku jamin ini drama memang sangat menghibur! Sepanjang episode Aku nyaman aja rasanya, dibawa mengikuti alurnya, menikmati adegan demi adegan, menikmati karakter para tokohnya. Dan utamanya enggak bikin mikir dan spot jantung kayak nonton drama kriminal Voice! Hahaha.



Penghargaan Diraih Drama Korea The Fiery Priest

Ini informasi tambahan. Saat mengulas sesuatu Aku pasti akan melakukannya dengan curhat panjang detail dan penuh totalitas. Maka, bagian penghargaan harus diulas juga.

Pada malam penganugerahan SBS DRAMA AWARDS 2019 yang diadakan akhir tahun lalu, beberapa pemainnya bisa dibilang hampir membawa pulang semua penghargaan. Jinjja Daebak!

Daftar penghargaan yang diraih Drama Korea The Fiery Priest sebagai berikut:


  • Aktor pendatang baru wanita terbaik: Geum Sae Rok




  • Aktor pendatang baru pria terbaik: Eum Moon Suk




  • Aktor pendukung terbaik: Go Joon




  • Tim pendukung terbaik: The Fiery Priest (Guardians of Gudam)

  •  Anugerah Wavve (Drama yang menerima jumlah penonton daring terbanyak) : The Fiery Priest

  • Anugerah Unggulan Terbaik kategori Drama Menengah (Pria) : Kim Sung Kyung




  • Anugerah Unggulan Terbaik kategori Drama Menengah (Wanita) : Lee Ha Nae




  • Daesang (Anugerah Utama) : Kim Nam Gil


***

Selesai menonton drama ini, Aku pun bisa menilai bahwa karya ini patut diapresiasi dan dapat penghargaan. Kerja keras tim mereka berhasil menjadikan drama korea The Fiery Priest ini bukan hanya bagus, tapi mengantarkan para aktornya meraih penghargaan. Berarti kehebatan mereka memang terbukti dan diakui.

Berkat nonton drama korea The Fiery Priest juga bikin Aku jadi mengulang-ulang nonton SBS Award 2019 saking belum bisa move on dari para pemerannya! Dan di acara itu mereka seru.

Mana di sesi kedua ternyata Abang Preman Rambut Bob nyanyi. DUILEEEH sura dan penampilannya kece! Dia bawain lagu "Swing Baby – Park Jin Young". Selain bernyanyi dan melakukan beberapa gerakan tarian, abang ini juga menampilkan sedikit aktingnya. Berasa nonton musikal enggak sih? Haha.

Aku agak menyesal karena telat banget menyadari! Saat pertama kali menonton penghargaan itu, banyak yang Aku skip karena belum menonton drama ini. Aku mengutamakan menonton bagian penghargaan yang didapatkan dari drama-drama Aku tonton di 2019 lalu. Sebut saja Vagabond dan VIP, yang juga dapat beberapa penghargaan dalam acara itu.

Eh, tahunya di April 2020 selesai nonton drama The Fiery Priest, Aku menonton ulang tayangan penganugerahannya. Demi bisa melihat mereka lagi dan bahan untuk konten postingan ini.  

Kesan berbeda memang. Selesai menonton ulang (berkali-kali) acara penghargaannya, Aku merasa bangga pada mereka. Padahal cuma penonton, tapi ikut sesenang itu pas melihat dan merasakan atmosfer hangatnya kebersamaan mereka.

Nampaknya selain Reply 1988, drama The Fiery Priest jadi favorit baru Aku. Drama yang akan selalu terkenang. Meski waktu datang dan berlalu sampai banyaknya dramaon going yang tayang. XD


Waaah! Akhirnya sampai juga di akhir postingan review curhat panjang drama korea The Fiery Priest. Memang kadar “bagus atau tidaknya” sebuah drama korea bergantung dari selera penontonnya. Penghargaan yang didapat oleh drama ini dan tingginya ratting yang diraih bisa jadi sebagai  tolak ukur objektif. Drama ini memang patut dicintai dengan akting para pemerannya yang sudah terbukti kualitasnya.

Makanya, Kamu juga nonton The Fiery Priest, dong! Aku tuh pengin mengumpulkan orang-orang yang suka sama drama ini juga soalnya! Hahaha.

Sekalian kalau misalnya kamu punya rekomendasi drama yang seru atau pengin ada drama yang aku ulas juga bisa tinggalkan komen di bawah ini, ya! ^^


***

Referensi : Asianwiki


Review Drama Korea Itaewon Class (2020) : Timbal Balik Perbuatan Manusia dan Perjuangan Meraih Mimpi

$
0
0


Drama korea "Itaewon Class" (sumber foto: Asianwiki)

Selama masa di rumah aja beberapa bulan terakhir ini, aku jadi lebih sering maraton menonton beberapa drama korea. Salah satunya drama korea Itaewon Class yang diadaptasi dari webtoon. Drama korea ini tayang di JTBC dan disiarkan internasional di Netflix. Jadi, selain drama korea The Fiery Priest, aku juga berhasil menamatkan drama korea itaewon class ini setelah maju-mundur untuk menontonnya.

   Aku agak-agak punya kesan yang buruk sama beberapa drama korea adaptasi dari webtoon. Bukan karena ceritanya jelek atau apa lebih ke selera personal Aku aja yang ternyata tidak cocok denganku, tapi syukurlah Itaewon Class ini masuk dalam seleraku. Jadi, aku menontonnya pun suka dan membuat reviewnya jadi seru.

Informasi Drama Korea

Judul                     : Itaewon Class

Sutradara              : Kim Sung Yoon

Penulis                  : Jo  Gwang Jin

Jumlah Episode     : 16 episode

Stasiun penyiaran : JTBC

Waktu tayang       :  Jumat & Sabtu jam 23.00 KST

Tanggal rilis          : 31 Januari – 21 Maret 2020


Sinopsis Itaewon Class

Itaewon Class bercerita mengenai Park Saeroyi yang di hari pertamanya sekolah terkena masalah karena membela satu orang teman sekelasnya yang dibully oleh Jang Geun Won. Ternyata ini berbuntut panjang karena Jang Geun Won anak dari seorang berpengaruh yang punya perusahaan Jangga Group. Saeroyi dikeluarkan dari sekolah dan bapaknya yang merupakan manajer di Perusahaan Jangga pun harus kehilangan pekerjaannya. Awalnya semua berjalan baik-baik saja hingga suatu insiden datang menimpa Ayah Saeroyi hingga menewaskannya.

Saeroyi tentu saja merasa terpukul karena ayahnya adalah satu-satunya keluarga yang dimiliki. Terlebih setelah Saeroyi tahu tentang penyebab kematian ayahnya. Dia semakin merasa amarahnya memuncak.

Dari situ dimulailah sejarah kelam antara Saeroyi dengan Jangga Group. Akhirnya Saeroyi memendam amarah dan dendam terhadap Presider Jang, Jang Geun Won, dan Perusahaan Jangga Group. Dimulailah kisah perjuangan Saeroyi meraih mimpi sekaligus membalas dendam yang dia miliki, salah satunya ingin mengalahkan Jangga Group.

Di perjalanannya membangun mimpi, dia bertemu dengan Jo Yiseo yang mengubah dirinya dan kehidupannya. Selain itu juga ada tokoh-tokoh lainnya yang membantu Saeroyi merasakan jatuh-bangunnya berjuang dan bekerja keras meraih mimpinya.



Pemain Drama Korea Itaewon Class


Geng Danbam








Jangga Group







Review  Drama Korea Itaewon Class

Beberapa hari maraton akhirnya berhasil mengakhiri episode terakhir dari drama korea Itaewon Class dengan perasaan aneh. Aku kayaknya baru kali ini deh merasa begini. Biasanya cuma dua kemungkinan yang Aku rasakan setiap menyelesaikan drama korea yang Aku tonton. Pertama, Aku mengakhiri drama yang Aku tonton dengan perasaan lega. Kedua, Aku mengakhiri drama yang Aku tonton dengan perasaan sebel. Entah karena penasaran banget tentang endingnya yang gantung, atau karena endingnya yang menyedihkan.

Nah, di drama korea Itaewon Class Aku merasakan perasaan yang aneh. Aku lega, tapi kenapa ada rasa ganjel. Drama korea Itaewon Class bagus banget, tapi entah kenapa perasaan Aku enggak bahagia-bahagia banget pas drama ini selesai. Tentu drama ini berkesan, tapi ada perasaan aneh aja gitu.

Aku juga bingung mendeskripsikan perasaan ini gimana. Ini drama bagus banget serius. Banyak pesan dan makna yang dalem juga, tapi kayak ada rasa-rasa enggak sreg sama beberapa hal. Sorry yaaa buat fans Itaewon Class garis keras, kalau pendapatku akan sulit diterima. Wkwkwk.

Apakah karena Aku dibikin bingung milih ya? Biasanya dalam drama korea dengan kisah percintaan Aku pasti akan gampang banget dukung satu pasangan. Walaupun mungkin kisahnya itu tentang kisah cinta segitia atau segiempat (?).

Dalam drama korea Itaewon Class ini kayaknya baru kali ini Aku bingung, enggak bisa memilih, dan perasaan Aku rasanya kayak diaduk-aduk.

Nonton drama korea Itaewon Class ini malah bikin Aku mikir ini coba, seandainya kamu adalah tokoh dalam drama korea IC itu, apa yang akan kamu lakukan di antara pilihan di bawah ini:

1.      Memilih orang dan bahagia dengan orang yang dengan sabar nungguin kamu?

2.     Memilih orang dan bahagia dengan orang yang menemanimu dari awal. Dari nol saat orang itu benar-benar tidak memiliki apa pun?


Atau

1. Memilih jadi orang yang menerima?

2. Memilih jadi orang yang rela mengorbankan apa pun?


Coba kamu bayangkan jadi aku, saat menonton drama Itaewon Class ini malah bikin aku memikirkan empat hal itu. Duh, memang aku tuh tipe pemikir banget. Apa-apa kudu banget dipikirin, yha. Ampun! XD

Dalam drama sepanjang 16 episode ini kamu akan seperti melihat "biografi" hidup Park Saeroyi. Dari mulai dia sekolah, saat dia menemukan mimpinya. Perjuangan awal mimpinya bermula di kedai kecil Danbam hingga akhirnya dia bisa sukses dan membalas "dendamnya".  Penonton bisa melihat bagaimana kisah jatuh-bangunnya Saeroyi membangun bisnisnya. Selain itu juga, penonton disuguhkan kisah kehidupan pribadi Saeroyi yang dihadapkan pada dilematis soal pilihan tentang cinta. Ketika dua wanita hebat ada di kehidupannya. 

Aku suka sama dua tokoh wanita hebat dalam drama ini. Aku bahkan enggak bisa benci sama salah satunya. Aku bahagia sama endingnya. Setiap tokoh kayak akhirnya menemukan tujuan atau titik balik kehidupan mereka. Terutama untuk Saeroyi dan Yi Seo. Mereka pantes banget mendapatkan itu atas hasil usaha dan bahkan pengorbanannya selama itu. Dan untuk So Ah yang akhirnya bisa berani mengambil langkah besar pilihan dalam hidupnya.

Sejak  awal kemunculannya, aku sudah menaruh rasa suka dan ketertarikan pada karakter Yiseo! Banget!

Aku suka juga sama apa adanya diri dia yang ditunjukan. Dia itu enggak berusaha berpura-pura jadi orang lain biar disukai orang. Dia malah menunjukan dirinya yang apa adanya. Justru di situ daya tariknya. Dia juga mandiri dan independen. Walau dia tuh hampir selalu nyebelin karena orangnya blak-blakan dan kayak enggak pedulian sama orang, tapi justru di situ daya tarik dia.

Yiseo bisa membantu orang untuk realistis dengan gaya blak-blakannya. Aku juga suka sama uniknya dia. Entah dari bakat ajaibnya, gaya berbusana dan rambutnya.

Aku suka kepercayaan diri dan keberaniannya Yiseo.  Karakter tokoh dia itu seperti membuktikan bahwa dengan berusaha keras dan percaya akan tujuan, hal yang terasa tidak mungkin pun bisa terwujud suatu hari nanti.

Aku tersentuh banget saat ada satu adegan yang nunjukin sisi lainnya Yiseo bahwa ternyata dia itu orang yang peduli banget sama orang lain dan bener-bener menjaga orang yang dia sayang.

Di sisi lain, Aku malah merasa kasian sama Soo Ah. Nungguin orang selama sekitar 10 tahun itu enggak gampang, lho. Walau mungkin dia agak-agak kejam sih sama Saeroyi yang Aku lihat kadang-kadang di beberapa adegan. Namun Soo Ah ini mungkin penggambaran wanita realistis. Dia tentu aja pengin ada sosok yang bisa diandalkan dalam hidup, termasuk dalam hal finansial. Terlebih dia kan hidup tanpa keluarga dan harus hidup di panti asuhan.

Kalau tokoh Soo Ah, Aku bangga sama sikap dan prinsip hidupnya yang walau enggak mudah dimengerti, tapi ternyata dia berhasil juga bertahan dalam berbagai kesulitan hidup yang dia alami. Walau sering juga dia harus agak 'mengalah' pada sesuatu yang harusnya bisa aja dia perjuangkan.

Sayangnya Soo Ah terlalu ragu-ragu dan tidak mudah melepaskan apa yang dia peroleh dengan susah payah. Dia juga menunjukkan sisi hebatnya dia, sebagai wanita yang mandiri, independen, dan berani, tapi sebenernya dia tuh rapuh.

Saat melihat Park Saeroyi memang agak-agak berkaca sama diri Aku sendiri aja. Yes, Royi itu tipe idealis yang penuh mimpi. Selalu mementingkan perasaan orang lain. Hidup menjunjung tinggi prinsip hidup yang diyakini selama ini. Punya pemikiran sendiri yang sering enggak realistis karena berdasarkan perasaan. Keras kepala juga.

Bedanya, Saeroyi lebih tahan banting dan enggak mudah menyerah. Sementara Aku emang gampang goyah dan gampang merasa ingin menyerah saat apa yang Aku mimpikan terasa sulit digapai. Bahkan ada beberapa mimpi yang akhirnya terpaksa harus Aku lepaskan begitu saja karena beberapa kondisi dan keadaan.

Kesan untuk drama korea Itaewon Class itu sepanjang episode, Aku merasa agak kurang sreg sama beberapa lompatan waktunya. Di sini Aku sebagai penonton dramanya ya, Aku belum pernah sama sekali baca webtoon Itaewon Class jadi ini pendapat berdasarkan apa yang Aku tonton saja. Jadi, please jangan mendebat. Pecuma, soalnya emang Aku bukan pembaca webtoonnya. Mungkin di webtoonya alur ceritanya malah normal dan tanpa lompatan waktu. Benar begini?

Tentu saja sebagai penonton drama korea Itaewon Class-nya saja, Aku merasa agak terganggu aja sih. Sebagai pembuat karya fiksi yang Aku yakini kalau ada lompatan waktu itu tuh dua hal. Pertama, si pembuat karyanya ingin menggambarkan banget keseluruhan peristiwa/kejadian/kehidupan tokohnya dengan sempurna. Kedua, si pembuat karya kebingungan akan alurnya akan dibawa ke mana. Akhirnya memutuskan untuk membuat lompatan waktu sebagai solusi.

Di dalam drama korea Itaewon Class ini, Aku merasa kalau mungkin penulis skenario, sutradara, dan tim ingin memberikan gambaran keseluruhan kehidupan seorang Park Saeroyi. Namun yang diterima Aku sebagai penonton adalah perasaan ganjel. Aku merasa jadi kayak baru aja Aku akrab dan nyaman sama salah satu alurnya. Eh, terus tahu-tahu 'dipaksa' buat langsung ganti ke alur lainnya yang kayak tiba-tiba aja gitu.

Aku jadi punya asumsi kalau mungkin karena kehidupan panjang seorang Park Saeroyi harus dipadatkan dalam 16 episode saja. Mungkin tanpa adanya beberapa lompatan waktu kisahnya Saeroyi bisa menghabiskan ratusan episode kayak sinetron Indonesia. Hahaha. Jadi yaudahlah ya berusaha Aku terima aja, walau ganjel.

Buat yang belum nonton pasti bingung ya baca kalimat Aku. Namun buat yang sudah nonton Aku rasa akan tahu apa maksud kalimat Aku soal lompatan waktu itu.

Tapi ya itu kan pendapat Aku pribadi, pasti banyak yang berbeda pendapat juga. Ya enggak apa-apa. Kan enggak semua pendapat harus sama, kan? :D

Sejujurnya, di dua episode awal Aku hampir menyerah enggak mau lanjut drama Itaewon Class ini. Aku enggak tahu rasanya cape aja gitu lihatnya. Entah mengapa. Kayak belum ada percikan hal greget yang menggigit dan membuat penasaran.

Beruntungnya, di episode selanjutnya dan seterusnya tokoh Yi Seo hadir dan mulai bikin Aku tertarik. Kehadiran Yiseo bagai oasis bagi Aku. Aku suka sama gaya songongnya dan aktingnya yang bagus. Aku merasa dia jadi pelengkap aktingnya Park Seo Joon, sekaligus pelengkap kisah Saeroyi jadi lebih menarik buat ditonton.

Walau kadang Aku merasa Sebel banget sama si Dedek rambut ombre ini. Wkwkwk. Hey, tolong yaaa kamu, anak songong, tapi swag kenapa kamu gemesin banget, sih! Hahaha.

Akting dan peran tokoh lainnya juga Aku merasanya bagus. Aku suka sih sama Geng Danbam; Hyun Yi, Seung Hwon, Geun Soo, dan Kim Toni. Suka sama rasa kekeluargaan mereka. Selain itu juga aku merasa porsi karakter mereka pas, tidak kurang dan tidak berlebihan juga.

Aku suka sama cerita perjuangan hidup Park Saeroyi yang penuh liku dan intrik, tapi sangat hangat karena kehadiran orang-orang di sekelilingnya. Aku suka dan benci sama Soo Ah di waktu yang bersamaan. Cuma entah ya liat Soo Ah Aku malah gagal fokus berasa liat karakter orang-orang di Zepetto yang berasal dari korea. Mukanya, makeup-nya, gaya rambutnya. Gaya pakaiannya. Duuuh.

Kesan dan Makna yang Didapatkan Setelah menonton Drama Korea Itaewon Class

Di dalam drama ini juga kayak menyerempet isu feminisme, transgender, dan rasisme. CMIIW, ya! Ini berdasarkan yang Aku lihat dan tahu saja saat menonton drama korea IC ini. Sepanjang menonton drama korea Itaewon Class ini dari pertengahan episode sampai ending Aku suka sekali drama korea ini. Aku suka juga ending dalam drama korea Itaewon Class ini.

Jadi kamu ini #TimSooAh atau #TimYiseo?

Kalau Aku tim golput. Yes, aku netral! Tak berpihak pada siapa pun. Camkan itu! Hahaha. Ya gimana ya Aku seneng Saeroyi sama Yiseo, tapi ada rasa sebel juga karena Soo Ah dibikin nelangsa gitu. Aku suka sama perjuangan Yiseo, sikap blak-blakannya, pengorbanannya, tapi Aku juga suka sama Soo Ah yang diem-diem menghanyutkan, tapi ngasih pukulan telak banget.

Yiseo bikin Saeroyi mengerti bahwa ada hal penting lain dalam hidupnya selain buat wujudkan mimpinya. Sementara Soo Ah jadi alasan awal yang bikin Saeroyi bertahan dan semangat buat wujudkan mimpinya di tengah keadaan sulit yang beberapa kali dia alami.

Andai saja Itaewon Class tanpa embel-embel bumbu percintaan, Aku merasa Yiseo dan Soo Ah patut Saeroyi pertahankan. Berani jamiiiin Aku!

Kenapaaaa?

Mereka berdua itu wanita hebat! Dua-duanya punya caranya sendiri untuk berkorban buat seorang bodoh berambut kastanye macem Saeroyi.

Andaaaai aja itu kisah persahabatan setipe Reply 1988 pasti manis banget. Seriusan! Jadi teh sama sekali tidak ada pihak-pihak yang mesti dikorbankan sebagai kaum yang tersakiti. Hiks. Drama korea memang kezaaaam. Salah satu hal formula yang mesti ada pasti kudu banget ada pihak yang tersakiti. Kesel akutuh. :(

Memang siiiih banyak drama korea yang berakhir bahagia.
Di dalam drama IC ini pun berakhir bahagia untuk semua karakter protagonisnya, tapi ya tetep aja kenapa Aku merasa ganjel ya. Wkwkwkwk.

Oh iya ada beberapa makna yang Aku dapatkan dari drama korea Itaewon Class ini sebagai berikut:

1.    Tentang timbal balik dalam kehidupan itu nyata. Saat kamu berbuat kejahatan, walau awalnya nampak berhasil dan menyenangkan, tapi "buah busuk" yang pada akhirnya akan kamu dapatkan. Kejahatan itu pasti berbalik jadi bumerang untuk dirimu sendiri.
Jika kamu berbuat kebaikan, jalannya pasti sangat sulit, terjal, penuh liku, dan tidak mudah. Pada akhirnya akan datang juga harinya di mana "buah manis dan ranum" akan kamu petik dari benih kebaikan yang kamu semaian.

2.  Belajar memiliki mental pantang menyerah dalam berusaha menggapai tujuan yang kamu punya di dalam hidup.Mungkin itu tujuan yang enggak mudah. Mungkin akan banyak orang yang meremehkan itu semua. Berusaha dan bekerja keras untuk mewujudkan semua itu.

3. Dalam kehidupan, pentingnya menjunjung rasa kemanusiaan. Salah satunya, wajib sekali menghargai orang lain sebagai manusia. Sekalipun misalnya dia adalah bawahanmu, perlakukan dia dengan baik. Jika dia temanmu, maka perlakukan dia juga dengan baik, jangan pernah sekalipun memanfaatkan apalagi mengkhianati dia. Jika dia adalah keluarga, maka rangkul dia dengan baik.

4. Pentingnya menerapkan rasa "saling" dalam kehidupan. Saling memberi, jangan selalu jadi pihak yang menerima terus. Saling menghormati dan menghargai,jangan selalu jadi pihak yang maunya dihormati dan dihargai terus sementara kamu memperlakukan orang lain dengan tidak adil. Saling menjaga dan menyayangi. Saling percaya, dan saling membantu jika ada orang yang membutuhkan.

5.      Segala hal yang bersifat duniawi itu enggak kekal. Fana. Hanya sementara. Istilah yang aku yakini tuh bahwa semua hal yang ada di dunia hanya titipan dari Tuhan.
Entah itu uang atau kekayaan yang kamu miliki atau jabatan tinggi yang kamu punya sekarang. Suatu waktu akan hilang. Jadi jangan pernah sombong dan takabur.

6.      Berjuang bersama dan menemani seseorang dari nol dan mewujudkan mimpi bersama itu tuh menyenangkan.

7.     Menunggu seseorang itu sewajarnya. Saat kamu meunggu seseorang, tapi ternyata orang itu tidak memilih kamu, ya sudah kamu harus tetap semangat. Hidup harus tetap berjalan. Jadi harus bisa move on!
Jadi bagi barisan patah hati yang sulit move on, mari bergandengan tangan dan perlahan melangkah maju ke depan. Ayo, semangat. Kamu pasti bisa move on!

8.      Jaga dan hargailah orang yang sayang dan peduli padamu.
Jangan pernah menyesal akhirnya. Genggam erat tangan orang itu, jangan pernah lepaskan. Jangan sampai kehilangan orang terbaik seperti itu dalam hidup.

9. Jangan pernah gampang untuk meghakimi seseorang. Kita enggak pernah tahu bagaimana seseorang menjalani hidupnya. Mungkin kita enggak tau keseluruhan perjuangannya untuk bertahan dalam hidupnya. Jadi yang kita lihat bisa aja "hanya" sebagian kecil dari hidupnya. Sementara sisi kehidupannya yang lain tidak kelihatan. Cukup berikan rasa empati, tanpa harus selalu menghakimi dengan mudah. 

10.   Dendam itu enggak akan pernah ada ujungnya. Pada akhirnya memaafkan jauh lebih baik dan bijaksana. Mungkin dendam dalam hal baik seperti ingin menunjukan sebuah pembuktian sih bagus ya. Setidaknya itu bisa jadi motivasi yang bisa membuatmu semakin bersemangat. Namun saat kamu terlarut dalam dendam itu sih yang bahaya. Hidup kamu enggak akan pernah tenang. Jadi memang baiknya ya memaafkan.


Hmm ... apalagi ya? Kayaknya sudah cukup karena sudah 10 poin. Udah banyaaak! Hahaha.

Drama Itaewon Class ini patut ditonton jika memang kamu suka sama drama romantis yang seru dan suka kalau termotivasi sama suatu hal atau perjalanan kehidupan seseorang. Menurutku kisah kehidupan Park Saeroyi ini menarik untuk dilihat dan dipetik hikmahnya. Itulah kesan yang bisa kamu dapatkan dari menonton drama korea Itaewon Class ini.

Walau kisah Park Saeroyi dan Yi Seo tak kalah gemas, tapi monmaap nih ya buat tim Saeroyi-YiSeo couple. Aku dapat kesimpulan, Aku tetep masih ada di kapalnya couple "Fight For My Way". Meski kapal itu enggak tahu akan berlabuh atau justru karam di dunia nyata. Walau sudah tiga tahun dramanya berlalu, Dongman-Aera ini tetap gemas maksimal bagi Aku. Enggak tau kenapa enggak bisa lupa sama mereka. Tetep bakalan ngeship Dongman-Aera! Wkwkwk.

Selain itu juga, Aku lihatnya Saeroyi sama Yi Seo ini malah kayak cocoknya jadi adek-kakakan aja masa. Aku enggak tau kenapa enggak bisa melihat chemistry hubungan mereka sebagai pria dan wanita. Apalagi ya melihat kemiripan wajah mereka juga berkat gaya potongan rambut berponi mereka. Walau Aku akuin ada beberapa adegan yang bikin Aku gemes sama Saeroyi-Yiseo. Tapi tidak, mereka cukup jadi oppa dan dongsaeng aja. Hihihi.

Jadi, kamu sudah nonton Itaewon Class belum? Dan tim mana yang kamu pilih?




_____

*Gambar : Asianwiki
Referensi Asianwiki

Berdamai dengan Diri Sendiri di Situasi Pandemi Bersama Halodoc

$
0
0
 


   Beberapa bulan terakhir di awal tahun 2020, Indonesia dan seluruh dunia berduka. Pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19) melanda banyak negara. Membuat dunia dilanda kecemasan, kesedihan, dan duka mendalam saat jahat corona datang menyerang dan seperti merenggut semua hal secara tiba-tiba.

      Sejak Corona virus resmi diumumkan sebagai sebuah kasus pandemi yang menjangkiti Indonesia sekitar Maret 2020, aku selalu dilanda kecemasan berlebihan. Terlebih saat pemerintah mengumumkan informasi jumlah orang dalam pemantauan (ODP) yang kian hari terus meningkat dan akhirnya ada informasi tentang orang yang positif Covid-19. Rasanya mentalku mulai drop, terlebih saat kecamatan tempatku tinggal mulai masuk kategori zona merah Covid-19. Aku sempat merasa seperti merasa sesak saat menghirup udara, rasanya seperti aku khawatir udara yang aku hirup akan ada kontaminasi virus corona. Kecemasan yang aku rasakan karena kurangnya informasi yang aku tahu tentang Covid-19. Di sisi lain, aku takut untuk mencari tahu karena merasa tidak ingin menambah beban pikiranku.




   Hampir sebulan berlalu, pemikiranku mulai berubah saat mendapati satu kejadian. Salah satu kerabatku yang harus rutin check up ke rumah sakit  untuk masalah sakit di kakinya tiba-tiba didiagnosa terindikasi Covid-19. Padahal dia merasa sehat-sehat saja dan tidak ada keluhan sakit yang menunjukan gejala Covid-19. Sejak mendapat diagnosa itu, dia masuk dalam status orang dalam pemantauan (ODP) dan harus isolasi mandiri di rumah selama 14 hari. Dia jadi menjaga jarak dengan anggota keluarganya yang lain agar segera bisa kembali sehat lagi. 

        Mengetahui orang yang aku kenal masuk dalam kategori ODP, aku mulai sadar kalau Covid-19 bisa menjangkiti siapa pun tanpa terkecuali, terlebih jika imunitas kita mungkin sedang tidak baik. Sejak saat itu, Aku mulai sadar kalau pemikiranku selama ini salah. Merasa cemas boleh dan itu wajar terlebih saat pemberitaan di media hanya membahas soal Covid-19. Mentalku merasa lelah saat harus dijejali jumlah penderita yang semakin hari semakin meningkat. Namun menjadi keliru jika kecemasanku membuatku tidak mau tahu atau mendengar apa pun dan terkesan abai tentang informasi Covid-19. 

     Aku pun mulai browsing ke berbagai situs, mencari tahu sebanyak-banyaknya. Pencarianku bermuara di salah satu situs bernama Halodoc. Aku senang saat membaca situsnya karena isi artikelnya mengedukasi, terlebih memang ditulis di bawah naungan dokter jadi isi artikelnya bisa dipertanggungjawabkan dan bahasa yang digunakan juga enak dibaca dan mudah dipahami. Akhirnya aku pun tertarik dan langsung mengunduh aplikasi Halodoc untuk mencari tahu lebih lanjut.



          Halodoc adalah layanan konsultasi kesehatan dengan dokter secara online. Tidak hanya memberikan layanan konsultasi, Halodoc juga memiliki layanan kesehatan lain seperti memfasilitasi janji temu dengan dokter dan apotik antar juga. Hal seru lain dari Halodoc adalah tampilan aplikasinya disusun berdasarkan kategori. Memudahkan pengguna untuk memilih layanan kesehatan yang dibutuhkan. Jadi aku bisa memilih apa pun yang dibutuhkan seputar kesehatan. Beberapa fitur yang dihadirkan di aplikasi Halodoc di antaranya chat dengan dokter, toko kesehatan, buat janji temu dengan dokter. Aplikasi Halodoc ini benar-benar seperti taglinenya "Dengan Halodoc sehat jadi lebih mudah" karena memang bisa memberika kemudahan dan bisa diakses di mana pun dan kapan saja di ponsel para penggunanya.




      Selain layanan kesehatan yang memang sudah lama tersedia di Halodoc itu, aku merasa terbantu karena Halodoc juga tanggap terhadap pandemi Covid-19 dengan menghadirkan layanan cek covid-19 yang informasinya bisa didapatkan di aplikasinya. Bekerja sama dengan berbagai rumah sakit, Halodoc menyediakan layanan baru, yaitu rapid test dan Polymerase Chain Reaction (PCR).

      Penting untuk diketahui, rapid test merupakan metode pemeriksaan penyaringan awal untuk mendeteksi IgM dan IgG sebagai antibodi yang diproduksi tubuh untuk melawan virus Covid-19. Sementara Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah pemeriksaan yang biasa dikenal dengan nama swab test, dalam pemeriksaan ini disebut lebih akurat karena menggunakan sampel cairan dari saluran pernapasan bawah sebagai bahan pemeriksaan. Bagian yang akan diseka oleh petugas kesehatan untuk melakukan prosedur PCR adalah bagian belakang tenggorokan. Oleh karena itu, pemeriksaan PCR dapat memastikan jika seseorang memang positif Covid-19. 

      Setelah mengetahui adanya informasi perihal tes Covid-19 di Halodoc, jadi sekarang aku bisa ikutan covid test jakartajuga nih! Aku juga jadi lebih bisa memininalisir rasa cemas, jadi setelah dicek nanti kan bisa tahu hasil pastinya seperti apa. ^^

    Selain di Jakarta, ada juga beberapa informasi covid test di daerah lain lho dan ada estimasi biaya tesnya juga. Lengkap sekali kan fitur layanan kesehatan yang diberikan oleh Halodoc? :)

      Berikut informasi langkah-langkah tentang Covid test dari Halodoc yang bisa kamu lihat di gambar :)
(Bisa kamu klik gambarnya jika memang tulisannya tidak terbaca)




      Senang rasanya saat aku menemukan ada aplikasi kesehatan yang menyediakan segala informasi yang dibutuhkan oleh banyak orang. Dan Halodoc menyediakan semua itu. Terlebih di situasi berpotensi serba merasakan gampang cemas seperti saat ini. Aku merasa jadi lebih bisa berdamai dengan sendiri di keadaan yang serba tidak teeduga seperti sekarang akibat pandemi corona.

   Selain mengandalkan Halodoc sebagai teman sehatku yang bisa digunakan untuk segala informasi tentang kesehatan, penting juga untuk melakukan berbagai kegiatan pencegahan yang mendukung kesehatan diriku sendiri.
   
    Aku pun mengimbanginya dengan berusaha lebih menjaga kesehatan dan kebersihanku sendiri, seperti rajin cuci tangan dengan sabun dan memakai lotion setelahnya, selalu menyediakan disinfektan, memakai masker ketika ke luar rumah, membatasi aktivitas di luar rumah jika memang tidak terlalu penting, membawa sendiri peralatan makan, menjaga asupan makanan dan stamina tubuh dengan berolahraga. Dilengkapi pula dengan mengkonsumsi vitamin untuk menjaga imunitas tubuh. 

     Aku tanpa henti selalu berdoa agar semua keadaan bisa kembali baik-baik dan benar-benar kembali normal seperti sedia kala dan pandemi Covid-19 segera usai. Aamiin. Oh iya, aku juga mau ucapkan makasih dan salam hormat untuk semua orang yang berjuang dalam memerangi Covid-19, dan juga bagi para pejuang kesehatan, terlebih yang bertugas di garda terdepan dalam menangani pasien Covid-19.

     Semoga kebaikan-kebaikan yang telah kita dilakukan akan menuai keberkahan. Jaga kesehatan dan tetap aman selalu, Teman-teman!

***

Sumber gambar: 
-Banner awal:
Ilustrasi dari freepik from pch.vector, diedit di Canva 
-Gambar pendukung lainnya dari aplikasi dan situs Halodoc

Alasan Menulis Blog mitaoktavia.com dan Terjebak Nostalgia di dalamnya

$
0
0
Alasan Menulis Blog mitaoktavia.com
Alasan Menulis Blog mitaoktavia.com


"Hal apa yang paling kamu sukai di dalam hidup?" 
Begitu pertanyaan itu diajukan padaku, aku tidak pernah berpikir lama untuk menjawabnya. Jawabanku tidak pernah berubah. 

"Menulis". Kata itu selalu jadi jawaban paling pertama dibandingkan hal lainnya yang paling aku suka di dunia ini. Menurut KBBI, menulis itu melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Menulis membuatku bisa mudah mengungkapkan isi pikiran dan perasaan yang aku rasakan. 

Ada berbagai alasan yang menjadi latar belakang seseorang menulis. Alasan paling mendasar adalah aku menulis karena aku ingin dikenang dan mengenang. Aku selalu merasa bahwa seseorang bisa dikenang dari apa yang dia tinggalkan semasa hidupnya. Entah itu kebaikan-kebaikan maupun hal paling berkesan dari dirinya. 

Selain itu, karya yang dia buat semasa raganya masih ada di dunia pun bisa jadi kenangan manis yang ditinggalkan. Tampak egois memang, tapi rasanya aku ingin "tetap hidup" walau mungkin saja suatu hari nanti ragaku sudah tidak bisa dilihat lagi di bumi. Aku ingin selalu diingat dalam tulisan-tulisan yang aku tinggalkan, kenangan di hati dan pikiran orang-orang yang kusayang. 

Begitu pun dengan mengenang. Aku ingin mengabadikan pengalaman, peristiwa, dan bahkan seseorang dalam tulisan. Saat mungkin tiba-tiba aku merasa rindu, aku bisa mengenang kembali saat membaca tulisanku.

Menulis Sebagai Alat Komunikasi


Hal lain yang mendasari dan jadi alasan menulis karena aku itu termasuk dalam kaum introvert. Tidak mudah mengungkapkan isi pikiran dan perasaanku dengan bebas dan leluasa melalui lisan. Lebih bisa mengalir bahkan cerewet kalau di tulisan. 

Maka aku menuliskan isi pikiran dan berbagai perasaanku di buku harian, di ponsel, di media sosial, dan di blog. Menulis layaknya sahabat terbaik yang selalu siap sedia kapan pun aku butuhkan. 

Aku selalu merasa lega setelah berhasil menuntaskan sebuah tulisan. Apa pun itu.

Aku ingat semasa masih TK dahulu aku memang sudah mulai menulis di buku harian setiap hari. Kejadian-kejadian yang aku alami aku tuliskan semuanya, termasuk saat aku menyukai teman mainku kala itu. Semuanya aku tuliskan dengan lengkap dan detail. 

Menulis juga menjadi mediaku untuk merekam kenangan yang sewaktu-waktu bisa kulihat kembali sebagai hiburan sekaligus pengingat.

Saat itu aku hanya menganggap menulis menjadi media komunikasi pada diriku sendiri. Aku pernah juga menulis beberapa catatan untuk diriku sendiri. Tidak jarang setelah membacanya aku malah merasa terhibur.

Semakin bertambahnya usia, aku merasa kalau menulis itu kian menarik. Aku ingat saat SMP salah satu temanku berlangganan majalah Gadis dan aku sering meminjam padanya. Beberapa isinya aku baca dan menarik perhatianku, khususnya cerpen. Aku merasa suka membaca cerpen yang isinya memang seputaran kisah remaja yang penuh warna. 

Minatku pada menulis semakin bertambah saat Aku dan dua temanku membeli sebuah buku harian berwarna hijau dengan gambar kelinci yang begitu menggemaskan. Kami patungan membelinya. Setelah itu kami sepakat kalau itu akan jadi buku harian bersama. 

Aku dan dua temanku menulis catatan harian kami itu secara bergantian dan terjadwal. Seminggu pertama aku yang pegang, seminggu setelahnya temanku, dan seminggu setelahnya temanku yang satu lagi. Begitu seterusnya.

Selesai menulis di buku harian itu biasanya kami akan saling membaca. Tak hanya itu, kami pun saling memberikan tanggapan. Kami terus melakukan kegiatan menulis buku harian bersama hingga halaman terakhir buku itu. 

Sayangnya aku tidak dapat buku harian itu sebagai kenangan yang bisa aku baca kembali karena aku kalah dalam pertarungan memperebutkan buku harian itu. Hahaha. Dan akhirnya salah satu temanku yang menyimpannya.

Kenangan menulis buku harian bersama jadi salah satu kenangan hangat yang kuingat tentang menulis.

Setelah lulus SMP dan berpisah sekolah dengan dua temanku, kesukaanku pada menulis tidak pernah padam. Malahan semakin bertambah besar. Layaknya tanaman yang dipupuk dengan baik.


Menulis Sebagai Penyembuhan Diri


Saat aku SMK aku mengalami titik terendah dalam kehidupanku. Berkali-kali kejadian buruk menimpaku kala itu dan keadaanku rasanya benar-benar kacau. Salah satunya saat aku kehilangan salah satu sahabatku. Dia pergi dari dunia untuk selama-lamanya.

Aku tidak pernah menduga akan mengalami hal itu. Aku sangat tidak siap karena aku tidak pernah belajar untuk menghadapi dan menerima kehilangan.

Momen itu jadi kehilangan paling menyakitkan yang dirasakan olehku sebagai seorang remaja dengan emosi yang masih sangat labil. 

Aku jadi pemurung, tidak banyak berbicara pada orang lain dan seperti menutup diri. 

Aku merasa semua orang tidak tahu dan mengerti penderitaan dan rasa sakit yang kurasakan kala itu. 
Akhirnya aku hanya bisa membagikan pikiran dan perasaanku dengan menulis.

Ajaibnya saat itu menulis seperti jadi obat penyembuhan bagiku. Aku merasa jauh lebih baik setelah menumpahkan pikiran dan perasaan yang aku rasakan lewat tulisan. Seolah-olah beban berat itu bisa diringankan. Aku bisa sedikit melupakan perasaan-perasaan negatif yang kala itu menyelimuti pikiran dan batinku.

Saat itu menyadari kalau menulis bukan hanya sesuatu yang aku sukai, tapi nyatanya jadi hal yang aku butuhkan juga.

Sejak saat itulah aku mulai sangat tertarik pada dunia menulis. Dan mulai mencari tahu lebih jauh mengenai menulis, terlebih setelah menamatkan novel Dee Lestari yang berjudul "Perahu Kertas". Aku suka sekali pada buku itu dan termotivasi untuk bisa menulis banyak kisah dan ingin membagi mimpiku pada orang lain seperti Kugy.

Selain dari sosok Kugy, aku juga mengenal puisi yang aku sukai dari Sapardi Djoko Damono yang berjudul "Aku Ingin".

Setelah mengenal sosok Kugy dan membaca pusisi Sapardi Djoko Damono, aku mulai tertarik belajar menulis dengan lebih serius.

Aku mulai membaca banyak cerpen dan puisi dan mulai mencoba membuatnya sendiri. Jadi selain curhatan harian, menulis fiksi jadi salah satu yang membuatku semakin jatuh cinta pada menulis.

Saat kelas 11 SMK semasa magang jadi momen awal aku semakin menyukai dunia menulis secara lebih luas. Berawal dari "iseng" membuat sebuah blog yang ternyata jadi sahabatku hingga kini. Ya blog mitaoktavia.com ini. Dahulu blog ini bernama sedikit "alay" karena aku membuatnya secara spontan. "mimithpunyacerita.blogspot.com" begitulah nama awal blog ini. Aku pernah menuliskan hal itu di postingan jejak perjalanan rumah saya ini. Namun baru sekitar dua tahun lalu akhirnya aku memberanikan membeli domain untuk blog ini dengan url menggunakan namaku sendiri. Aku pernah menuliskan cerita tentang mimithpunyacerita pindah rumah juga.

Dari blog aku mulai semakin mengenal dunia menulis lebih luas. Aku mulai banyak mengenal orang-orang baru yang keren-keren dalam berkarya (menulis) dan sangat memotivasiku. Saat itu yang terkenal si trio SPBU yang terdiri dari Shitlicious, Poconggg, Bena Kribo.

Selain trio itu, tulisan di blog saat itu masih berupa curhatan dan keseharian. Bagiku sangat menarik untuk dibaca karena sangat menghibur. Belum lagi saat itu para blogger dan pembaca saling mendukung, memotivasi, dan termotivasi dengan saling berbalas komentar. 

Aku menemukan dunia blogger sebagai dunia yang menyenangkan dan membuatku semakin jatuh cinta pada menulis. Aku semakin semangat belajar menulis blog.


Belajar Menulis Blog


Beberapa teman bertanya padaku, "bagaimana caranya bisa menulis?"

Aku selalu menjawab kalau menulis itu soal kebiasaan dan proses. Banyak orang yang mungkin hanya menilai "hasil" yang terlihat dari keberhasilan seseorang dalam meraih sesuatu dalam hidupnya. Padahal ada "proses" panjang yang pasti dialami sebelumnya. Berbagai proses jatuh dan bangkit kembali yang pasti tidak sebentar.

Aku juga sependapat jika banyak yang mengatakan bahwa menulis itu bukan soal bakat saja, tapi itu adalah bagian proses dan kebiasaan berulang yang selalu dilakukan oleh seseorang. Dari minatku yang besar terhadap menulis, aku pun mulai belajar menulis blog.

Dari pengalamanku selama ini terjun di dunia blog, beberapa poin ini penting dilakukan saat kamu akan belajar menulis blog

Berani mencoba, Jangan Takut Gagal Duluan


Kunci untuk belajar menulis paling dasar adalah kamu harus berani mencoba memulainya. Jangan terlalu banyak berpikir kalau dirimu tidak pandai menulis. Aku percaya kalau semua orang bisa menulis. Jadi jangan takut dan ragu untuk mencoba dan memulai :)

Tulis Hal-hal di sekitar


Setelah kamu berani untuk mencoba, kamu bisa mulai menulis dari hal-hal sederhana, misalnya kamu menceritakan hal-hal apa saja yang kamu alami di hari ini. Bisa juga keseharianmu. Lambat laun, kamu mulai akan terbiasa untuk menulis. 

Aku pun sama, mulai belajar menulis dari hal-hal sederhana yang aku alami dan ada di sekitarku. Aku menuliskan pengalamanku yang terjadi setiap hari dalam buku harian. Hal-hal yang sederhana dan remeh hingga hal-hal berkesan yang melibatkan perasaan yang aku alami.

Contohnya: 

Tanggal 2 September aku bertemu dengan sahabatku untuk pertama kali. Sejak pandemi corona datang, aku tidak bisa mudah bertemu dengan teman-temanku. Meski tidak bisa terlalu dekat dan wajib saling jaga jarak, tetap saja aku bahagia karena bisa bertemu dengan sahabatku. 

Pandemi corona membawa banyak kesedihan memang. Banyak duka juga yang dialami banyak orang. Tapi aku juga merasa bersyukur karena aku bisa belajar lebih menghargai arti dari pertemuan. Mungkin sebelumnya, aku akan banyak mengeluh bosan sering bertemu dengan dia dia dia lagi. Tapi kini orang yang dahulu bosan kulihat, sekarang jadi orang yang sangat kurindukan. Semoga pandemi corona segera usai. 

Itu contoh menulis kejadian atau pengalaman keseharian yang dekat dengan diri sendiri.

Awal-awal aku mulai menulis, aku hanya bisa menyelesaikannya sebanyak 2 paragraf saja. Lambat laun karena proses dan terbiasa akhirnya mulai bertambah banyak. Begitu pun dengan menulis blog, teman-teman bisa mulai menulis apa yang ada di sekitar, pengalaman, dan bidang yang dikuasai. Jadi lebih berani dan percaya diri untuk mencoba,kan? Baru nanti jika telah terbiasa lambat laun akan mendapatkan ide segar dan mudah untuk menulis topik bahasan secara lebih luas lagi selain yang ada di sekitar.

Membaca Apa pun


Menulis tidak bisa lepas dari membaca. Dengan membaca kamu bisa melatih imajinasi karena kamu membayangkan di pikiranmu hal-hal yang kamu baca. Bisa juga dengan membaca kamu jadi punya informasi dan pengetahuan baru yang didapat. Membaca buku memicu lahirnya sumber inspirasi.

Selain itu, membaca juga membuatmu bisa belajar cara seseorang untuk menyusun dan merangkai kalimatnya. Kamu jadi bisa menambah kosa kata yang akan berguna saat menulis. 

Saat belajar menulis blog tidak terbatas hanya pada membaca buku fiksi novel dan nonfiksi, kamu juga bisa membaca soal teknis menulis dan kebahasaan yang ada selain di buku dan internet, dan membaca-baca blog lain sebagai referensi yang dapat semakin memperkaya wawasanmu dan membuka perseptifmu tentang gaya bahasa dan ciri khas dari suatu blog yang bisa jadi referensimu untuk menulis di blog.

Tetapkan Tujuan


Saat belajar menulis blog, penting bagimu untuk menetapkan tujuan. Maksudnya adalah hal apa yang ingin kamu capai atau apa yang kamu cari dari menulis blog. Misalnya apakah blog itu akan kamu jadikan mediamu untuk berbagai dengan orang lain (bisa informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman-pengalaman yang kamu alami), untuk penyembuhan (misalnya untuk kamu curhat mengenai perasaanmu dan membuatmu merasa lega setelahnya), untuk hiburan (misalnya wadahmu menulis di waktu senggang), atau mediamu untuk mencari uang.

Konsisten


Setelah kamu punya modal dasar dalam memulai menulis blog hal selanjutnya adalah konsisten. Kamu bisa banyak berlatih menulis dan dilakukan secara teratur dalam waktu tertentu. Yang terpenting kamu menjadikan kegiatan menulis sebagai kegiatan yang terjadwal. Kamu bisa juga menulis postingan blog yang terjadwal.

Setelah belajar menulis blog dan memiliki alasan menulis blog maka teman-teman akan mulai merasakan manfaat menulis blog.

Manfaat menulis Blog



Banyak Manfaat menulis blog yang didapat mitaoktavia.com
Manfaat menulis blog


Tidak dapat dimungkiri kalau menulis memberikan dampak bagi diriku. Aku merasa banyak manfaat yang terjadi padaku setelah menulis, khususnya setelah menulis blog. Beberapa hal positif yang aku dapat selama menulis blog menjadi alasan menulis blog yang aku rasakan semakin besar sebagai berikut:

1. Menulis itu membuat bahagia dan memberi kebahagiaan


Aku pernah menulis satu postingan blog tentang efek magis dari menulis. Di dalamnya aku memberikan gambaran bahwa menulis bisa mendatangkan bahagia bagi yang menulis maupun memberi kebahagiaan pada mereka yang membacanya.

Aku bahagia saat sedang menulis blog dan merasa bahagia saat ada pembaca tulisanku yang memberikan apresiasi. Bahkan beberapa meninggalkan komentar di postingan lama. Aku pernah juga mendapat bahagia saat membaca tulisan seseorang karena merasa termotivasi dengan apa yang ditulisnya. 


2. Cara untuk berkomunikasi


Tidak berbeda jauh dari poin pertama. Menulis juga memberikan dua sisi manfaat yang bisa dirasakan. Menulis bisa jadi cara berkomunikasi pada diri sendiri dan orang lain melalui media yang terdokumentasikan. 

Menulis jadi sarana untuk memberikan informasi pada orang lain. Sementara, bagi pembaca bisa mendapatkan informasi dari tulisan yang dibuat oleh orang lain. 

3. Melatih imajinasi dan meningkatkan kreativitas

Saat menulis, biasanya seseorang akan membayangkan apa yang ditulisnya. Hal ini bisa melatih imajinasi yang ada di dalam pikirannya. Saat imajaniasi terlatih, maka akan meningkatkan kreativitas pada ide-ide yang muncul. 

4. Membantu menyalurkan pikiran dan emosi


Ada beberapa keadaan yang membuat diri kita kesulitan untuk menyalurkan apa isi pikiran maupun emosi yang dirasakan. Pasti kamu pernah mengalaminya kan? Biasanya ada beberapa pemikiran yang tidak mudah diungkapan begitu saja. 

Misalnya tiba-tiba saja ada beberapa hal pemikiran yang terlintas, pemikiran itu tidak bisa langsung diungkapkan. Harus direnungkan terlebih dahulu. Maka dengan menulis, isi pikiran itu bisa disampaikan dengan lebih baik. Sementara saat kita merasakan suatu emosi perasaan pun kita tidak bisa mengungkapkannya dengan baik, tapi dengan menulis kita bisa menyalurkan perasaan itu dengan baik. Selain itu emosi-emosi negatif yang dirasakan juga bisa tersalurkan dengan menulis.

5. Melatih daya ingat


Menulis melibatkan dua hal dalam diri manusia. Tangan dan otak. Dengan menulis, kita melakukan berbagai tahapan seperti mencari ide, membuat konsep tulisan, membuat tulisan yang telah dibuat konsep hingga akhirnya menyelesaikan tulisan. Otak terbiasa terlatih dengan menerima informasi baru yang akhirnya bisa melatih dan memperkuat daya ingat.

Aku merasakan manfaat ini saat rutin menulis di blog, daya ingatku lebih kuat dibandingkan saat jarang menulis. Saat menulis blog aku mencatat ide-ide dan akhirnya melatih otakku untuk mengingat sesuatu degan lebih baik.

6. Jembatan untuk bertemu banyak orang 


Menulis membuatmu mencari tahu lebih banyak informasi dan berbagai hal. Jika kamu terus konsisten dalam menulis bukan tidak mungkin kamu akan bertemu lebih banyak orang. Baik pembacamu atau pun orang lain di bidang yang sama denganmu.

Dengan menulis blog misalnya, aku jadi bisa bertemu banyak teman-teman baru dari berbagai daerah di Indonesia. Menulis bahkan mempertemukanku dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama denganku. Beberapa di antaranya jadi teman akrabku. 
Itu adalah pengalaman luar biasa yang tidak pernah akan bisa aku lupakan.

7. Jalan Pembuka Rezeki


Jika kamu sudah serius dan konsisten, kamu bisa mulai menjadikan menulis sebagai profesi. Aku sering menyebut kalau menulis adalah hobi yang dibayar. Enak kan tuh? Menjalankan hobi yang disukai, eh dapat bayaran pula. Senangnya! 

Caranya bagaimana agar menulis menghasilkan uang? Kamu bisa mulai dengan mengirimkan tulisanmu ke media, menjajal kemampuan diri dengan berpartisipasi dalam lomba (mana tau kamu berhasil memenangkan lomba itu dan dapat hadiah), menulis artikel atau job review di blog, dan membuat bukumu sendiri.

Kendala Menulis Blog


Selain manfaat yang dirasakan, dalam menulis pasti akan ada kendala yang dialami atau pun dihadapi oleh seseorang. Tapi tenang saja, kendala ada bukan berarti bisa menghentikan langkahmu untuk menulis. Berikut beberapa kendala menulis yang dialami oleh orang dan cara mengatasinya: 

1. Terlalu banyak berpikir 


Setiap memulai menulis aku mengalami fase terlalu banyak berpikir. Baik karena tidak memiliki ide untuk mulai menuliskannya maupun kebanyakan ide topik yang ingin ditulis. Kalau kata Raisa ini tuh serba salah! Tidak punya ide bingung, kebanyakan ide juga bingung. Duh, maunya apa sih! Hahaha.

Jika tidak memiliki ide solusinya bisa mulai menulis dari hal-hal sederhana yang dialami. Sementara jika mengalami kebingungan karena ide yang muncul banyak, yang bisa dilakukan adalah mencatat ide-ide yang muncul di pikiran. Setelah itu, dipilih mana yang paling ingin sekali ditulis. Sementara ide lain sebagai bahan dan stok untuk menulis di kemudian hari.

2. Menunda-nuda

Kebiaaaan menunda-nunda jadi kebiasaan yang kurang baik dan efeknya bisa jadi berbahaya. Misalnya saja saat mendapatkan ide, tapi tidak segera dituliskan. Pasti tiba-tiba lupa. Atau bisa kehilangan momen karne menunda-nunda. Solusinya adalah saat ide tiba-tiba muncul, sesegera mungkin aku menuliskannya dan saat membuat rencana tulisan pun sebisa mungkin untuk segera diselesaikan.

3. Malas

Biasanya malas jadi bibit lahirnya kebiasaaan menunda-nunda. Jujur aku masih kesulitan untuk menghilangkan malas dari kendala menulisku. 
Biasanya aku mulai melakukan kegiatan menyenangkan yang bisa membangkitkan kembali semangatku menulis seperti membaca buku, dan menonton film atau drama.
Selain itu, biasanya yang aku lakukan adalah membuat target. Bisa berupa tenggat waktu. Dengan adanya tenggat waktu, aku jadi bisa lebih fokus dan seringkali hal ini berhasil untuk menjauhkanku dari rasa malas.

4. Terpengaruh Trafik Pengunjung


Aku tidak tahu mengapa mengalami fase ini. Sepertinya sejak memutuskan membeli domain berbayar aku jadi sering terusik dengan trafik pengunjung. Kadang setelah menulis aku sering mengecek melihat berapa banyak orang yang datang dan membaca tulisanku. Jujur kadang ini membuatku agak tertekan, aku merasa sering tidak bahagia karena masih sering menginginkan ramainya pengunjung pada suatu postingan blog yang sudah aku selesaikan. 

Aku belum menemukan solusinya bagaimana untuk kendala ini. Aku tahu jika ingin pengunjung ramai, maka kualitas blog pun harus bagus juga. Sementara aku sadar masih banyak kurang di banyak hal dari blog ini. 

Yang bisa kulakukan hanya berusaha menulis di blog sebaik-baiknya dan membagikan tulisanku di beberapa media sosial. Dan salah satu bentuk ikhtiarku adalah dengan mengikuti kelas blogger seperti yang sedang aku lakukan di bulan September 2020 ini. Bismillah, semoga hasilnya baik hingga akhir! Semangat! (^o^)9

Tips Jitu Mahir Menulis dan Edit Blogpost Monica Anggen


Setelah memembahas panjang lebar dari A sampai Z tentang serba-serbi dunia menulis (secara umum) dan menulis blog (secara khusus) versiku, aku ingin berbagai pengalamanku juga pada teman-teman. 

Pada 1 September 2020 kemarin malam aku bersempatan untuk menambah ilmuku tentang menulis dalam Kelas Growthing yang diadakan di WhatsApp Grup. Para coach (Mas Irwin, Mas Pewe, Mbak Monica, Mas Ilham, Mas Bahrul Ilmi) berpengalaman dibidangnya akan membimbing aku dan 48 teman-teman lain yang beruntung. 

Kelas pertama malam itu berjalan sangat kondusif. Materi pertama yang diberikan adalah "Mahir Menulis dan Edit Blogpost" yang disampaikan oleh Mbak Monica Anggen. Penulis "Yakin Selamanya Mau di Pojokan?!" ini sudah tidak diragukan lagi kiprahnya dalam dunia menulis. Selain aktif berkarya di blog, Mbak Monica juga telah membuat berbagai buku fiksi dan nonfiksi. Faktanya, beberapa buku yang ditulis Mbak Monica ini pun best seller! Daebak, Mbak Monica ini! 

Sekitar pukul 20.00 WIB kelas pun dimulai, Mbak Monica memberikan materi dan  beberapa saaat setelahnya ada sesi tanya jawab yang membuat suasana kelas ramai dan jadi wadah diskusi yang menyenangkan.

Setelah menyimak dan membaca materi itu aku jadi berpikir bahwa untuk menjadi seorang yang mahir menulis perjalanannya memang tidak sebentar. Pasti ada banyak jatuh-bangun yang dialami. Ada banyak proses panjang yang terjadi. 

Aku akan share di sini materi yang telah disampaikan di dalam kelas. Menurut Mbak Monica ada beberapa poin penting yang bisa menjadikan seseorang mahir menulis blog

1. Motivasi 


Dalam menekuni bidang tertentu, seseorang harus memiliki motivasi, tak terkecuali menulis. Motivasi dalam menulis haruslah dipertimbangkan dengan baik. Jangan asal memilih "akar" dari hal yang kamu tekuni karena motivasi adalah hal yang penting.

Motivasi kuat jadi pegangan yang bisa membantu untuk menyemangati sekaligus menghiburmu jika apa yang kamu harapkan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Istilah kerennya tuh saat realita tidak seindah ekspektasi.

Kalau motivasimu tidak kuat pasti kamu akan diombang-ambingkan oleh keadaan dan bisa-bisa malah jadi patah semangat dan menyerah. Jangan sampai dong, ya! 

Jadi jika kamu ingin mulai menulis blog maupun buku pikirkan baik-baik motivasi kuat apa yang membuatmu ingin menulis. Bisa motivasi dari segi ingin berbagi kepada banyak orang, sebagai healing, hiburan, atau bahkan uang.

2. Jangan Abaikan Teknik Menulis


Memang untuk beberapa tulisan dengan gaya curhatan rasanya seperti tidak butuh teknik menulis yang khusus, ya? Tinggal tulis aja kan jadi mudah. Eits, jangan salah! Dalam menulis blog dengan gaya tulisan apa pun tetap harus memperhatikan teknik menulis, seperti unsur 5W+1H-nya jangan sampai ketinggalan, EYD juga harus diperhatikan, dan penting membuat outline untuk membantu menjaga agar tulisan yang kamu buat bisa lebih fokus sehingga tidak melenceng ke mana-mana. 

3. Usahakan untuk Re-write


Pada poin ini biasanya terjadi saat blogger menerima press release dari klien atau brand yang bekerja sama dengannya. Biasanya karena telah disediakan seringkali kemudahan itu membuat blogger jadi terlena. Akibatnya blogger terkesan hanya memindahkan isi press release ke dalam blognya. Padahal sebagai blogger, user experience jadi hal penting sehingga membuatnya berbeda dari kebanyakan media mainstream. Maka usahakan untuk melakukan re-write atau menuliskan kembali isi press release disesuaikan dengan gaya bahasa atau pun ciri khas dari masing-masing blog dan dibumbui pengalaman sang blogger. 

Menuliskan kembali isi bahan yang diterima menyesuaikan ciri khas dan gaya penulisan dari masing-masing blogger pun penting guna menghindari adanya duplikat konten. Dengan begitu kinerja blog pun jadi lebih baik.

4. Menulis Tema Sama, tapi Eksekusi yang Berbeda


Beberapa blogger pasti pernah mengalami menulis dengan tema yang sama. Misalnya saat bekerja dengan brand atau mengikuti lomba. 

Tidak masalah tema sama, tapi saat eksekusi harus berbeda antara satu dan yang lain. Caranya, jangan hanya fokus mengambil bahan atau rujukan dari satu website atau blog. Usahakan mengambil bahan dan rujukan itu dari lebih dari sumber.

Perhatikan juga isi yang belum ada dalam website atau blog itu sehingga apa yang dituliskan jadi pelengkap dari yang sudah ada.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah mengkombinasikan semua bahan itu kemudian ditulis ulang. Hal itu menjadikan blog yang kita miliki jadi berbeda isinya meskipun punya tema yang sama.

Kedua cara itu bisa diaplikasikan, tapi akan lebih baik jika ada bahan sumber dari website luar negeri yang akan melengkapi. 

5. Representasi dirimu itu tulisanmu 


Tulisan yang kamu buat disadari atau tidak itu menggambarkan dirimu. Baik itu melalui gaya tulisan maupun ciri khas yang kita miliki. Meski tidak bisa sepenuhnya jadi patokan, tapi apa yang kamu tulis itu bisa menggambarkan dirimu. Misalnya kamu sering menulis cerita yang menghibur orang lain, orang akan menilaimu sebagai seorang yang ceria dan menyenangkan.

Jika dahulu ada peribahasa "mulutmu harimaumu", maka di jaman sekarang "tulisanmu harimaumu".

Tulisanmu bisa membawa pengaruh positif pada orang lain, tapi bisa juga menimbulkan efek negatif yang bisa berpotensi merugikan dirimu sendiri maupun orang lain. Tidak mau kan misalnya kamu malah jadi menyakiti hati orang lain lewat tulisanmu? Maka selalu hati-hati dalam menulis. 

Terlebih tulisan itu punya sifat terdokumentasi, tulisan bisa merekam jejakmu. Apalagi di media online seperti blog. Itu akan jadi jejak digital yang akan sulit dihilangkan. 




Itulah pembahasan seputar dunia menulis yang telah aku ceritakan dari awal hingga akhir. Cakupannya berupa alasan menulis, belajar menulis blog, manfaat menulis hingga mahir menulis blog dan kiatnya bagaimana. 

kalau membahas menulis rasanya tidak akan pernah ada habisnya seperti terjebak nostalgia saat mengingat-ingat berbagai pengalaman yang telah aku lalui hingga sekarang bisa menuliskan postingan blog ini. Berbagai alasan menulis dan menulis blog yang aku miliki dan hal-hal berharga yang telah aku dapatkan pula dari menulis. Aku harap semoga tulisan panjang yang aku tulis ini bisa bermanfaat untuk teman-teman. 

Jadi kapan nih kamu mau mulai menulis? Atau sudah terjebak banyak nostalgia saat menulis blog sepertiku? :D


Rekomendasi 5 Koleksi Jam Tangan Wanita Alexandre Christie Terbaik

$
0
0


Rekomendasi 5 koleksi jam tangan wanita (pic edit by mitaoktavia.com use canva)


Alexandre Christie adalah jam tangan buatan Massindo, sebuah perusahaan Hong Kong. Jam tangan wanita Alexandre Christie memiliki ciri khas yaitu desainnya yang cantik, bisa digunakan sehari-hari, serta ringan. Beberapa koleksi jam tangan untuk wanita yang dimiliki Alexandre Christie seperti Ladies Passion, Classic, Sport, dan lainnya.  


Banyaknya koleksi dan model jam tangan wanita Alexandre Christie pastinya membuat kamu bingung dalam memilih produk mana yang paling tepat untuk digunakan. Ada banyak hal yang bisa kamu pertimbangkan saat akan membeli jam tangan wanita dari Alexandre Christie. Seperti salah satunya kamu bisa memilihnya berdasarkan koleksi yang disediakan.
 

Berikut dibawah ini ada rekomendasi 5 koleksi jam tangan wanita Alexandre Christie yang terbaik, diantaranya yaitu : 


1. Ladies Passion 

Ladies Passion adalah koleksi jam tangan Alexandre Christie yang akan menonjolkan sisi kewanitaan kamu. Beberapa model jam tangan pada koleksi Ladies Passion ini didekorasi dengan permata atau berbentuk seperti gelang. Koleksi jam tangan ini sangat cocok bagi kamu yang feminim. Kamu bisa menggunakan jam tangan pada koleksi ini untuk menghadiri pesta atau hanya sekedar jalan jalan.  


2. Classic 

Koleksi seri Classic adalah koleksi jam tangan dengan bentuknya yang sederhana. Bahkan beberapa model pada koleksi ini juga adalah jam pasangan. Kamu bisa menggunakan koleksi jam tangan ini dalam berbagai kesempatan seperti bekerja dan lainnya. Jam tangan pada koleksi ini juga dibandrol dengan harga yang cukup terjangkau. Jadi, kalau kamu seseorang yang baru masuk ke dunia professional, maka jam tangan pada koleksi ini bisa dijadikan sebagai pilihan jam tangan permulaan.  


3. Sport 

Jam tangan pada koleksi ini sangat cocok bagi kamu pecinta olahraga. Jam tangan pada koleksi ini bisa kamu gunakan untuk berenang, karena memang tahan terhadap air hingga 5 atm atau 50 meter. Bahkan beberapa modelnya juga telah dilengkapi dengan fungsi chronograph atau alat untuk menghitung internal waktu.  Ada juga modelnya yang memiliki fungsi perbedaan waktu sehingga kamu bisa menggunakannya untuk melihat dua waktu yang berbeda sekaligus.  



4. Vibrant

Model jam tangan pada koleksi ini memiliki bentuk yang serupa dengan koleksi Ladies Passion. Tetapi yang menjadi pembeda diantara keduanya adalah pemilihan warna serta material yang digunakannya. Kebanyakan koleksi jam tangan Ladies Passion menggunakan Stainless Steel atau Leather,  sedangkan Vibrant lebih memilih menggunakan strap resin.  


Bahan strap resin yang digunakan Vibrant membuat warna pada jam tangan yang dihasilkannya itu seperti memiliki gradasi. Selain itu sama seperti pada koleksi jam tangan Ladies Passion, Vibrant juga sebagai bahan dekorasinya menggunakan permata. Tampilan strap gradasi serta batuan permata membuat koleksi Vibrant tampak mewah.  


5. Koleksi Lainnya Yang Bisa Kamu Gunakan Bersama Pasangan 

Dan koleksi terakhir adalah koleksi jam tangan pasangan. Kamu dan pasanganmu bisa memilih jam tangan dari koleksi ini. Modelnya juga beragam seperti model klasik atau sporty. Koleksi  Alexandre Christie yang memiliki jenis jam tangan pasangan adalah koleksi Tranquility dan Asteria.  


Koleksi jam tangan Alexandre Christie memang belum sebesar jam tangan dari Swiss. Meski begitu, kualitas serta harganya bisa bersaing dengan para kompetitornya di pasar Indonesia saat ini. Alexandre Christie memiliki berbagai koleksi serta model yang sesuai untuk kegiatan kamu. Sehingga, jangan ragu untuk memilih jam tangan wanita Alexandre Christie ! 

Kilas Balik 2020: Tahun yang Berat dan Pembelajaran Hidup yang Didapat

$
0
0
2020 memang berat, tapi enggak berarti berlalu begitu saja


2020 memang berat. Tidak hanya dirasakan olehku, tapi juga seluruh manusia di dunia. 2020 memang berat, berkali-kali harus berjuang melawan dan bertahan. Jatuh berkali-kali, terluka, sedih, kehilangan, dan merindukan.


Pada 2020, ada yang kehilangan dan pandemi juga datang. 

Kehilangan mata pencahariaan demi bisa menghidupi keluarga, kehilangan beberapa orang dari pandangan mata maupun kehidupan, kehilangan waktu bertemu dan kebersamaan berkumpul dengan mereka yang tersayang  tanpa sekat, tanpa takut dan khawatir. 

Banyak perasaan kecewa dan terluka. Banyak beban pikiran tak berkesudahan. Banyak air mata yang jatuh tanpa bisa dibendung.


2020 memang berat, aku tahu benar rasanya seperti apa. Aku pun mengalami beragam 'kejutan' enggak terduga.  Engggak terhitung berapa banyak hal itu terjadi.


2020 memang berat, tapi enggak berlalu begitu saja tanpa arti, kan?



2020 memaksa manusia di dunia menelisik lebih jauh ke dalam diri dan kehidupan. Hal-hal yang ada di kehidupan, seperti kebiasaan dan keseharian yang serba biasa-biasa saja dan jadi rutinitas. Semua itu yang tadinya dianggap bukan sesuatu yang istimewa, tapi ternyata jadi nikmat paling tak terkira harganya. Di 2020 ini aku disadarkan akan hal itu.


Kau tahu apa itu?

Kebebasan. 

Kebebasan bertemu dengan orang lain, kebebasan berinteraksi langsung dengan orang lain, kebebasan untuk menghirup udara bebas tanpa rasa khawatir dan takut akan terpapar virus tak terlihat namun berbahaya, kebebasan untuk berjabat tangan dan memeluk orang-orang tersayang dengan penuh kasih. Kebebasan untuk pergi ke tempat mana pun yang diinginkan tanpa rasa takut dan khawatir akan membawa virus atau malah terpapar virus.


Kebersamaan.


Kebersamaan dengan orang-orang sekitar dan orang-orang yang tersayang. Arti kehadiran dan kebersamaan dengan orang lain juga. Di mana saat dahulu ya itu hal-hal yang biasa.


Meskipun banyak kesulitan yang terjadi, 2020 membuatku  masih melihat banyak hal-hal baik, membuatku percaya kalau hal-hal baik tidak akan pernah mati.

Banyak orang yang saling membantu dan menguatkan. Memberi harapan, berjuang bersama-sama, seolah-olah ingin meneriakan satu tujuan yang sama, "kita semua mampu untuk menghadapi dan melewati  berbagi kesulitan yang ada".


Sungguh begitu berarti, bukan?


Ibarat sebuah buku, 2020 telah tiba juga di akhir halamannya. Aku ingin mengenang 2020 sebagai tahun pembelajaran hidup yang berarti. Meski berkali-kali aku merutuk tentang beratnya bertahan menjalani hidup selama 2020, tapi ada syukur juga yang aku ucapkan saat masih tetap bisa sehat dan diberikan kesempatan untuk bertahan hidup. 


Setiap bangun tidur, setiap masih menyadari kalau aku masih bisa bernapas dan diberi kesempatan untuk hidup. Itu salah satu nikmat yang sekarang jadi lebih berarti dari apa pun.


Di halaman terakhir setiap tahun biasanya akan ramai perihal resolusi.


Jika tahun-tahun sebelumnya aku sering sesumbar membuat resolusi yang sering tak kunjung dapat diwujudkan dan berakhir sekadar wacana, pada akhir lembar 2020 ini bukan resolusi yang aku punya. Aku benar-benar tidak terpikirkan satu resolusi apa pun.


Dibanding resolusi, Aku lebih ingin punya asa. Ya, asa  yang bisa terus aku peluk dan perjuangkan. Asa yang dapat menguatkan dalam keadaan sesulit apa pun itu. Asa yang membuatku bertahan menjalani hari-hari dan kehidupan yang berat.


Asaku kini lebih sederhana, tak muluk-muluk.


Untukku sendiri, aku ingin tetap sehat dan dimampukan untuk tetap bertahan dan terus berjuang dalam menghadapi berbagai cobaan dan ujian kehidupan. Dimudahkan dan dilapangkan rezeki oleh Allah SWT. Aku juga berharap apa yang aku perjuangkan juga dapat menemukan jalan terbaik dari Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku juga ingin bisa lebih ikhlas dan bersyukur atas apa pun itu; nikmat, rezeki maupun ujian hidup yang diberikan.


Untuk keluarga, orang-orang yang kusayangi, dan orang lain di mana pun mereka berada juga tidak beda jauh harapannya. Aku hanya ingin semuanya tetap sehat dan bahagia. Panjang umur juga. Bagi mereka yang sedang berjuang pun semoga bisa terus kuat dan bersemangat. Bagi yang sedang sakit juga semoga lekas diberikan kesembuhan.


2020, terima kasih atas segala pembelajaran hidup yang kau berikan. Terima kasih telah datang dengan penuh arti. Terima kasih sudah menyadarkan banyak hal. 2020 adalah tahun yang akan aku kenang dan enggak akan pernah aku lupakan sampai kapan pun.


Untuk diriku sendiri, terima kasih masih tetap bertahan dan terus berjuang.



2020 memang tahun penuh perjuangan, kesabaran, dan mengikhlaskan. Tahun pembelajaran hidup yang penuh arti dan rasa.



Halo 2021, aku tidak tahu kamu akan seperti apa, tapi aku boleh minta padamu, kan? Mari kita berteman dan melakukan yang terbaik bersama-sama demi menyongsong hari baik ke depan! 


Menjelajahi Ragam Budaya Malaysia: 6 Rekomendasi Wisata Budaya di Malaysia

$
0
0


Selepas pandemi usai, Malaysia termasuk salah satu negara yang patut untuk dikunjungi, lho, teman-teman. Malaysia adalah salah satu negara dengan budaya dan penduduknya yang multikultural. 

Di sana dapat kita temui penduduk dengan etnis utama di Malaysia, yaitu Melayu, Tionghoa, dan India. Selain tiga etnis utama, di Malaysia juga ada penduduk etnis lain, seperti orang asli (yang biasa ditemui di Semenanjung Malaysia), suku Kadazan Dusun (kelompok etnis terbesar yang ada di Sabah), Bajau (kelompok etnis terbesar kedua di Sabah), Murut (kelompok etnis terbesar ketiga di Sabah), Iban (kelompok etnis mayoritas yang ada di Sarawak), Bidayuh (kelompok etnis yang mendiami daerah pegunungan di Sarawak), dan Orang Ulu (dikenal juga sebagai suku hulu di Sarawak). 

Berkunjung ke Malaysia untuk melihat langsung bagaimana keberagaman dan perbedaan bisa berjalan berdampingan membentuk sebuah keselarasan harmoni yang indah. Pastilah jadi pengalaman yang menarik, berkesan dan tak terlupakan. 

Alasan itulah yang mendasariku untuk menjatuhkan pilihan perjalanan ke Malaysia. Apalagi nih ya Negeri Jiran ini dekat dengan Indonesia. Pilihan moda transportasinya pun jadi jauh lebih beragam. Teman-teman di Indonesia juga bisa melakukan perjalanan melalui jalur udara maupun laut yang bisa disesuaikan dengan domisili dan kebutuhan. 

Kalau bagiku, ke Malaysia itu bisa jadi langkah awal dari catatan pengalaman perjalananku yang selama ini memang belum pernah ke luar negeri sama sekali. Selain itu, Malaysia sering disebut sebagai negara  yang serumpun dengan Indonesia. Pasti rasanya seperti bukan datang ke negara lain, tapi seperti datang berkunjung ke tempat saudara sendiri. Menarik pasti! 

Sejak menjatuhkan pilihan rencana liburan itu, aku mulai banyak mengulik dan mencari tahu lebih dalam tentang Malaysia. Setelah agak lama berselancar di mesin penelusuran internet, pandanganku yang kala itu menatap layar ponsel dengan intens sempat terhenti sejenak. Tepat setelah aku membaca informasi tentang lokasi wisata yang berpotensi membuatku bisa melihat, merasakan, dan mempelajari budaya yang ada di Malaysia. 

Berikut ini ada 6 lokasi wisata budaya yang menarik yang bisa dikunjungi saat liburan ke Malaysia (dan menjadi wishlist liburanku):

1. Kampong Bharu (Kampung Baru) 

Kampung Baru Malaysia ada di jantung kota Kuala Lumpur. Lokasi wilayah ini tidak jauh dari Menara Kembar Petronas dan Menara Kuala Lumpur. Melihat dari fotonya saja membuatku tertarik untuk datang dan jalan-jalan berkeliling di area perkampungan baru ini.

Potret salah satu rumah tradisional khas Melayu yang ada di Kampung Baru Malaysia (sumber gambar: wikipedia)



Di Kampong Bharu masih terdapat bangunan rumah panggung kayu tradisional Melayu. Sementara itu, di sekelilingnya terdapat gedung-gedung modern. Oh iya, sekilas bangunan rumah tradisionalnya itu kulihat mirip seperti rumah opah di kartun upin ipin yang kutonton saat menemani ponakanku. 



Dilansir dari wikipedia.org, pada tahun 1900, administrator kolonial Inggris menetapkan Kampong Bharu sebagai pemukiman pertanian Melayu. Hal itu dilakukan bertujuan untuk memungkinkan orang Melayu mempertahankan gaya hidup tradisional ala desanya meskipun letak desanya itu ada di dalam kota. Sejak saat itu, Kampong Bharu menentang pembangunan dan kehidupan modern ala perkotaan, dan itu berubah menjadi simbol politik budaya Melayu. 


Nuansa tradisional perkampungan yang berdampingan dengan modernnya kota Kuala Lumpur, Malaysia (Sumber gambar: fuadfahmi/instagram)


Dari informasi itu, aku jadi tahu kalau ternyata Kampong Bharu merekam jejak sejarah sejak jaman penjajahan Inggris dulu dan nuansa tradisional yang dimiliki itu dijaga dengan baik oleh warga yang tinggal di sana hingga kini.

Oh iya, selain bangunan rumah tradisional khas Melayu, di Kampong Bharu terdapat dua tempat yang menjadi landmark terkenal yang merupakan tempat ibadah yaitu Masjid Jamek dan Kuil Sikh Guru Nanak Darbar Tatt Khalsa. 

Masjid Jamek Kampung Baru (Sumber gambar: MAG GR/ google maps)

Kuil Sikh Guru Nanak Darbar Tatt Khalsa (sumber gambar: Akmal Bajwa/Google maps) 

Jarak Masjid Jamek dan Kuil Sikh Guru Nanak Darbar Tatt Khalsa hanya sekitar 500 meter. Ini salah satu yang menarik juga dilihat di Kampong Bharu di mana perbedaan bisa berjalan berdampingan dengan baik. 


Meskipun nuansa asli dan tradisionalnya tetap dipertahankan dengan baik hingga kini oleh masyarakatnya, ternyata saat ini Kampong Bharu berjalan berdampingan dengan pembangunan modern. 

Pintasan Saloma (Sumber gambar: Kampongbharu/instagram)



Di wilayah Kampong Bharu kini telah dibangun Pintasan Saloma (Saloma Link). Jembatan pedestrian yang terlihat modern sepanjang 69 meter ini menghubungan Kampung Bharu di sisi barat laut dengan Menara Kembar Petronas yang merupakan pusat kota Kuala Lumpur yang berada di sisi tenggara. 

Sebelumnya, kedua tempat ini dipisahkan oleh Sungai Klang. Dengan adanya Pintasan Saloma, kedua tempat ini bisa saling terhubung dan lebih mudah dijangkau. Jaraknya dapat ditempuh hanya dengan berjalan kaki sekitar 15 menit. 

Bentuk Pintasan Saloma terlihat seperti sebuah lorong dengan gaya arsitektur yang modern. Desain jembatan ini terlihat begitu modern dan menarik minat orang-orang untuk datang dan mengabadikannya dalam foto. 


Cantiknya Pintasan Saloma (sumber gambar: hearthpatrick/instagram)



Dari informasi yang aku baca, desain jembatan ini terinspirasi dari Sirih Junjung. 

Sirih Junjung adalah susunan daun sirih yang merupakan adat budaya bagi masyarakat Melayu, biasanya dijadikan sebagai hantaran dalam pernikahan dan upacara penyambutan. Sirih Junjung juga merupakan simbol persatuan. 

Ternyata di tengah desainnya yang tampak modern, Pintasan Saloma tetap ada nilai budaya yang mendasarinya. Keren! 

Jika pagi hingga siang pengunjung bisa melihat betapa modernnya jembatan ini. Sementara itu, saat malam tiba di jembatan ini dihiasi pencahayaan lampu yang cantik. 

Menurutku hal menarik yang bisa aku dapatkan saat datang ke sana adalah saat menyaksikan langsung unsur tradisional yang masih terus dijaga dengan apik oleh warga dan modern perkotaan bisa berpadu menjadi pesona harmoni yang menarik.


2. Brickfield (Little India) 

Sejak masih di sekolah dasar, aku suka sekali dengan Sharukhan gara-gara menonton film Kuch Kuch Hota Hai. Bahkan hingga kini film itu dinobatkan sebagai film favoritku sepanjang masa. Alasan itulah yang membuatku menjatuhkan pilihan untuk pergi Brickfield jika bisa berkunjung ke Malaysia. 

Little India Brickfield Malaysia (sumber gambar: gracethang2/instagram)



Brickfield disebut sebagai Little India karena memang sebagian besar warganya adalah etnis India. Di sana terdapat kawasan pertokoan dan restoran yang menjual barang-barang maupun makanan khas dari India. Tak heran jika memang suasana yang terlihat benar-benar khas India. Melihat bagaimana suasana Brickfield dari foto, saya seperti tidak menyangka jika lokasi itu ternyata ada di Malaysia. 

Di wilayah Brickfield, tepatnya di Jalan Berhala terdapat Temple of Fine Arts. Di sana bagi siapa pun yang tertarik bisa mengenal lebih jauh tentang seni dan kebudayaan India, seperti musik dan tari. 

Sama seperti Kampong Bharu, Brickfield juga memiliki tempat beribadah dengan desain bangunan yang khas dan menarik untuk dilihat seperti Vihara Budha Maha yang sudah dibangun sejak 1895, Katedral Zion (ELCM), Kelenteng Sam Kow Tong, dan kuil hindu Sri Kandaswamy. Lagi-lagi aku bisa melihat secara langsung bagaimana keberagaman yang bisa berjalan berdampingan dengan baik. 


3. Thean Hou Temple 

Thean Hou Temple berlokasi di 65, Persiaran Endah, Taman Persiaran Desa, 50460 Kuala Lumpur, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Malaysia. 

Thean Hou Temple (sumber gambar: theanhoutemple_kl/instagram)



Thean Hou Temple adalah kuil enam tingkat yang berada di tanah seluas 1,67 hektar (6,578 m²) di puncak Robson Heights di Lorong Bellamy, menghadap ke Jalan Syed Putra. Kuil ini digunakan untuk menyembah Dewi Laut Mazu yang ada dalam mitologi Cina. 

Kuil Thean Hou selesai dibangun pada tahun 1987, kemudian secara resmi dibuka untuk umum pada tahun 1989. 

Bangunan Kuil Thean Hou ini terlihat megah dengan desain ornamen otentik tradisional khas Cina yang detail dan banyak dihiasi warna khas merah di berbagai sudut kuil. 

Thean Hou Temple saat malam hari (sumber gambar: Theanhoutemple/google maps)



Saat tahun baru Imlek, lampion-lampion yang dipasang pun menambah kecantikan bangunan kuil jika dilihat di malam hari. Selain dapat mengagumi indahnya bangunan kuil, pengunjung pun bisa melihat kota Kuala Lumpur dari kejauhan. 

Oh iya, para pengunjung juga bisa, lho melihat kegiatan budaya di Kuil Thean Hou pada saat Festival Musim Gugur Tahunan dan perayataan Tahun Baru Imlek. Sementara itu, bagi pengunjung yang tertarik memperlajari kegiatan seni bela diri tradisional asal Tiongkok seperti kelas Wushu, Qigong, dan Taichi.


4. Mengenal lebih dekat kebudayaan Malaysia di 3 Desa Budaya di Malaysia 

Di Malaysia ada beberapa desa budaya menarik yang bisa dikunjungi, tapi ada tiga lokasi desa wisata berbasis budaya yang patut dikunjungi, apalagi bisa dijadikan wahana edukasi juga bagi anak-anak. Cocok untuk wisata keluarga. Tiga desa wisata budaya itu adalah sebagai berikut: 


-The Malay Cultural Village Sdn Bdn (TMCVSB), Johor Baharu 

The Malay Cultural Village Sdn Bdn (TMCVSB) adalah pusat kesenian dan kebudayaan yang ada di Johor Baru, tepatnya berlokasi di 33A, Jalan Petaling, Kawasan Perindustrian Larkin, 80350 Johor Bahru, Johor, Malaysia. 

The Malay Cultural Village Johor Baharu (sumber gambar: gracehk/instagram)


Di pusat kebudayaan ini menggambarkan tiga etnis utama yang ada di Johor. Beragam program kebudayaan bisa dilihat dan dilakukan oleh pengunjung di lokasi wisata ini. 

TMCVSB terdapat galeri museum hidup yang menampilkan replika bangunan lengkap dengan isinya. Ada juga pameran pakaian tradisional pengantin Tionghoa, Melayu, dan India. Selain itu, para pengunjung bisa melihat beragam penampilan tari dan dapat belajar melakukan beragam kegiatan kerajian tangan seperti membuat teh tarik, membuat roti canai, membuat sabun, dan kegiatan menarik lainnya.


-Mari Mari Cultural Village 

Mari Mari Cultural Village (MMCV) adalah desa budaya yang berlokasi di Jalan Kionsom, Inanam, 88450, Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia. 

Mari Mari Cultural Village (sumber gambar: mmcv.official/instagram)



Di desa budaya ini menawarkan informasi tentang kekayaan budaya yang ada di Sabah. Tak hanya informasi yang didapat, Di Mari Mari Cultural Village para pengunjung bisa melihat dan merasakan langsung keberadaan budaya dari suku-suku yang ada di Sabah, seperti bangunan rumah-rumah tradisional yang khas, pakaian tradisional yang dipakai oleh penduduk, beragam keterampilan tradisional yang dimiliki lima kelompok etnis utama yang ada di Sabah, kegiatan sehari-hari penduduk desa, dan penampilan budaya yang dibawakan oleh penduduk. 

Pengunjung desa pun bisa lebih mengenal pekerjaan tradisional dari suku yang ada di sana seperti petani dan pedagang dari suku Dusun dan Rungus, Pemburu dan nelayan dari suku Lundayeh, para koboi dan gipsi laut dari suku Bajau, dan Pejuang dari suku Murut yang terkenal ditakuti.

Keuntungan lain berkunjung ke Mari Mari Cultural Village adalah pengunjung bisa sekaligus menikmati pesona wisata alam Sabah yang masih asri sehingga bisa menenangkan jiwa dan melepas penat.

-Kampung Budaya Sarawak (Sarawak Cultural Village)


Kampung Budaya Sarawak adalah museum hidup yang berlokasi di Beach Resort, 93762, Kuching, Sarawak, Malaysia.

Kampung Budaya Sarawak (sumber gambar: yosoykamal/instagram)



Di Kampung Budaya Sarawak, para pengunjung bisa melihat berbagai rumah tradisional dari berbagai suku yang ada di Malaysia dan mempelajari budaya yang ada. Selain itu, di kampung budaya ini juga diadakan pertunjukan tarian khas dari berbagai suku di Malaysia. 

Beragam rumah-rumah khas dari berbagai suku yang ada di Kampung Budaya Sarawak yaitu Bidayung Longhouse, Iban Longhouse, Orang Ulu Longhouse, Chinesse Farmhouse, Melanau Tall House, Malay House, dan Penan Hut (tempat untuk melihat pembuatan sumpitan).


Sudah puas berjalan-jalan sambil belajar dan mengenal beragam kebudayaan yang ada di Malaysia, kita juga bisa sambil liburan sehat di Malaysia, lho! 

Kok bisa? 

Tentu bisa! Soalnya ada Malaysia HealthCare Travel Council (MHTC) yang bisa memudahkan kita untuk merencanakan perjalanan medis di Malaysia. Mari, aku ajak temen-temen untuk lebih mengenal tentang MHTC ini.


Kenalan dengan Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) 

Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) (sumber gambar: mhtc/website) 



Tak kenal maka tak sayang. Yuk, kenalan lebih jauh tentang Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC). Jadi apa ya sebenarnya MHTC itu? 

Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) adalah sebuah organisasi perwakilan yang menaungi 69 rumah sakit swasta di Malaysia. Organisasi yang bergerak di bidang kesehatan ini didirikan oleh Kementerian Kesehatan Malaysia. 

MHTC juga bertugas sebagai pusat informasi dan fasilitator yang diperuntukan bagi pasien-pasien dari Indonesia dan negara lain di luar Malaysia yang ingin berobat dan membutuhkan seluruh informasi tentang berobat di Malaysia. 

Rumah sakit di bawah naungan MHTC tersebar di berbagai wilayah di Malaysia, seperti Kuala Lumpur, Penang, Melaka, Sabah, Sarawak, Johor, Selangor, Pahang, Negeri Sembilan, Kedah, Pahang, Perak, dan Kelantan. 

Malaysia  Healthcare Travel Council (MHTC) berkantor pusat di Kuala  Lumpur, Malaysia. Selain memiliki perwakilan di Indonesia, MHTC juga memiliki perwakilan di negara China, Myanmar, dan Vietnam.

Alur pelayanan dari MHTC



Layanan Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) 

Sebelum pasien datang ke Malaysia, MHTC memberikan layanan sebagai berikut: 

1. Merekomendasi rumah sakit terbaik di Malaysia yang didukung oleh tenaga medis yang berpengalaman dan profesional. 

Wah, poin pertama ini menarik, ya. Jadi bisa memudahkan calon pasien untuk memilih rumah sakit terbaik dan sesuai kebutuhan. Apalagi nih biaya konsultasinya itu gratis! Jadi bisa nanya sebanyak-banyaknya dan sepuasnya, sehingga datang ke Malaysia nanti sudah penuh dengan bekal ilmu yang didapat dari konsultasi dengan MHTC.

2. Memberikan kemudahan untuk membuat jadwal kunjungan dokter di rumah sakit pilihan.

Ini yang penting, nih! Calon pasien tidak perlu untuk datang jauh-jauh ke Malaysia hanya untuk sekadar melihat jadwal kemudian membuat jadwal kunjungan dengan dokter. Datang ke Malaysianya jika memang telah benae-benar mendapatkan jadwal fix kunjungan, sehingga lebih efektif dan efisien dalam waktu dan biaya, bukan?

3. Memberikan informasi estimasi biaya perawatan dan pengobatan rumah sakit di Malaysia sesuai dengan kebutuhan. 

Ini juga yang tidak kalah penting dibanding dua poin yang sudah dijabarkan sebelumnya. Biaya memang jadi salah satu syarat utama. Hal ini menguntungkan sekali bagi calon pasien agar bisa mempersiapkan biaya yang sesuai dengan kebutuhan tanpa khawatir biaya yang dikeluarkan akan membengkak di akhir pengobatan. 

Sedikit cerita, aku punya pengalaman kurang menyenangkan saat adikkudirawat dan rumah sakit kurang transparan dalam memberikan informasi perihal estimasi biaya, tahu-tahu biaya perawatan pengobatan adik membengkak, beruntung saat itu ditanggung asuransi. Nah, dengan layanan dari Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) ini pasien dan keluarga pasien tidak perlu was-was karena bisa tahu duluan soal estimasi biayanya. Jadinya bisa lebih mempersiapkan diri dan dana.


Kalau tadi layanan yang diberikan sebelum datang ke Malaysia. Di poin selanjutnya adalah layanan yang diberikan MHTC setibanya pasien di Malaysia.

4. Setelah tiba di Malaysia, MHTC masih terus mendampingi calon pasien dengan layanan Malaysia Healthcare Meet and Greet Service (MGS) di Malaysia Healthcare Concierge & Lounge 

Salah satu layanan Malaysia Healthcare Concierge & Lounge di KLIA



Malaysia Healthcare Concierge & Lounge sebagai penyedia layanan end-to-end (menyeluruh) bagi mereka yang ingin melakukan wisata kesehatan setibanya di Malaysia.

Di layanan ini untuk mempermudah calon pasien mendapatkan informasi sekaligus menjadi tempat menunggu yang nyaman bagi pasien setibanya di Malaysia sampai mendapatkan transportasi dan akomodasi.

Layanan MGS ini termasuk layanan penjemputan pengawalan pribadi saat kedatangan di bandara Malaysia, dan mempercepat proses perizinan visa saat kedatangan. Jadi bebas menunggu lama. Ini sih yang bikin kagum. Beberapa kali aku melihat sendiri pasien-pasien yang harus menunggu antrian giliran berobat yang memakan waktu lama, wajah mereka sudah terlihat lelah, tapi mereka seakan tidak punya pilihan selain bersabar menunggu. Sementara layanan dari MHTC ini jadi layanan visioner yang menguntungkan bagi pasien maupun keluarga pasien yang mememani.

Malaysia Concierge & Lounge (MCL) ada di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Bandara Internasional Kuala Lumpur 2 (KLIA2) dan Bandara Internasional Penang (PIA) yang menjadi titik kontak pertama bagi banyak orang dalam perjalanan kesehatan di Malaysia.



Alasan untuk Memilih Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC)

1. Menjelajahi sekitar 

Ada sekitar 69 mitra rumah sakit swasta di bawah naungan yang tersebar di berbagai wilayah di Malaysia. Jadi setelah melakukan pengobatan atau setelah menemani keluarga berobat, keluarga dan pasien bisa juga sambil jalan-jalan ke tempat wisata menarik yang lokasinya tidak jauh dari rumah sakit. Atau bisa juga datang ke lokasi wisata budaya yang aku rekomendasikan.

2. Fasilitas Berkualitas 

Fasilitas kesehatan di Malaysia sudah tidak diragukan lagi, terlebih menggunakan teknologi canggih dan temaga medis yang profesional dan berpengalaman. Rumah sakit swasta di Malaysia juga mempunyai kualitas dan standar yang diatur secara ketat oleh Kementerian Kesehatan Malaysia.


3. Pilihan Wisata yang Beragam

Di Malaysia banyak hal seru untuk dilakukan, tinggal pilih mana yang sesuai kebutuhan. Ada wisata kota, wisata sejarah, wisata budaya, wisata kuliner. Beragam festival pun ada di Malaysia yang menarik untuk dilihat. Sehabis fokus berobat, setelahnya bisa langsung menenangkan pikiran dengan jalan-jalan.



4. Harga Terjangkau 

Layanan konsultasi dari MHTC gratis, harga berobat di Malaysia relatif terjangkau karena Kementrian Kesehatan Malaysia memberlakukan batas tarif tertinggi untuk perawatan kesehatan, dan untuk biaya perjalanan seperti pesawat pun relatif lebih murah jika ditempuh dari Indonesia.

5. Jarak Dekat

Jarak Indonesia dan Malaysia yang dapat ditempuh dalam hitungan beberapa jam saja. Pilihan penerbangan yang beragam dari berbagai kota di Indonesia ke berbagai kota di Malaysia menjadikan salah satu keuntungan untuk menghemat waktu dan biaya perjalanan juga. 


Nah, aku sudah memberikan informasi berbagai wisata budaya seru yang bisa dikunjungi saat di Malaysia plus memberikan informasi juga tentang Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC), nih. Menurut temen-temen gimana? Mengenal Budaya di Malaysia memang seru dan menarik, ya? Setuju kan, teman-teman? 

Apalagi nih saat bisa berkunjung ke Malaysia nanti ternyata aku tidak hanya dapat menikmati pesona keberagaman budaya yang ada di sana, tetapi aku juga bisa belajar kalau toleransi bisa membentuk sebuah keharmonisan yang baik dan melahirkan persatuan.

Pengalaman perjalananku nanti juga bakalan tambah seru karena bisa tetap #LiburanSehat dong dengan melakukan wisata medis di Malaysia. Aku sih pengin banget mencoba untuk merasakan fasilitas layanan kesehatan dari MHTC dengan melakukan medical check up sambil melihat teknologi canggih rumah sakit swasta di Malaysia nanti.


Oh iya, kalau teman-teman ingin berkenalan lebih dekat  dengan Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC), sekaligus ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang layanan dari MHTC bisa langsung saja cek ke  laman website www.medicaltourismmalaysia.id dan jangan lupa juga untuk ikuti akun instagram @medtourismmy.id ya agar terus mendapat kabar terbaru  seputar layanan kesehatan dari MHTC.

Selamat menjelajahi budaya di Malaysia sambil tetap liburan sehat, ya, Teman-teman!



Rumah Nomer 34

$
0
0

Kurang lebih tujuh belas tahun yang lalu aku datang ke sini.
Kota yang begitu asing bagiku. Namun, seingatku masih begitu sejuk karena banyak pohon yang tumbuh. Aku tidak begitu ingat dan belum benar-benar tahu bagaimana rasanya pindah. Apakah aku sedih karena terpaksa meninggalkan kampung halaman--tempat di mana aku dilahirkan? Atau apakah aku malah bahagia karena akan memulai kehidupan baru di tempat lain yang barangkali lebih baik? Entahlah. Aku tak ingat dengan pasti. Aku hanya ingat tahu-tahu aku ada di rumah baru bukan lagi di rumah eyang, aku tahu semua itu karena melihat dari album foto yang masih mama simpan dengan rapi.  
Terus terang, terkadang aku pun masih diliputi heran. Mengapa ingatan aku sewaktu kecil terasa begitu pendek? Tak banyak kejadian dan kenangan yang aku ingat dengan jelas. Semuanya samar. Hanya segelintir hal saja yang berhasil aku ingat dengan jelas. Sialnya, justru perisitiwa traumatis lebih membekas dibanding kenangan masa kecil lainnya yang bisa saja menyenangkan. Ah, menyebalkan!

Meski begitu, anehnya samar-samar aku ingat kenangan bersama rumah ini. Walau memang terasa seperti potongan puzzle yang harus dengan sabar aku susun satu persatu. 

Rumah yang selama ini kutinggali bernama rumah nomer 34. Aku pindah ke rumah ini saat masih kecil, sementara adikku masih bayi. Setelah pindah, aku menjalani masa taman kanak-kanak dan sekolah dasar layaknya anak lain pada umumnya. 





Mama memasukanku ke sekolah yang lokasinya tak jauh dari rumah. Katanya biar lebih mudah diawasi. Bahkan, kebiasaan itu berlanjut sampai aku di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Aku tidak pernah masuk ke sekolah yang jauh dari rumah, pasti selalu dekat dari rumah. Tidak perlu naik kendaraan, hanya perlu berjalan kaki hitungan menit dari rumah. 

Semasa itu, aku tidak punya banyak teman, tidak pernah lebih dari 10 orang. Sepertinya bakat introvert aku sudah terlihat dari kecil. Hehehe. Sejak dini akhirnya aku merasa pertemanan itu yang terpenting adalah kualitasnya, bukan hanya kuantitas.

Masa kecilku layaknya anak kecil pada umumnya. Terasa lepas. Walau seingat aku juga sesekali penuh beban karena satu dan lain hal yang terjadi, tapi seperti mudah saja hilang saat aku pergi bermain dan tenggelam dalam asyiknya kebersamaan dengan kawan sebaya. 

Bermain. Tertawa. Bahagia. 
Kadang sesekali menangis juga akibat dijahili oleh teman sekelas yang nakal atau karena bertengkar dengan teman main di lingkungan rumah karena masalah receh khas anak kecil. 

Kembali lagi ke cerita tentang rumah ini. Berkat album foto yang keluarga aku miliki, aku jadi masih mengingat jelas kalau saat itu rumah no.34 masih memiliki berbagai tanaman di halaman. Favoritku saat itu adalah pohon asoka dengan bunganya yang berwarna merah kala mekar. Dan satu lagi anggrek merpati berwarna putih yang tumbuh di batang pohon rambutan. Setiap mekar selalu tercium aroma yang harum. 

Pohon rambutan dan pohon jambu air yang rindang membuat suasana halaman rumah jadi terlihat begitu asri dan sejuk. Tentu aku di masa kecil senang punya lahan bermain yang luas. Walau sejujurnya aku juga tidak begitu ingat rasa senangnya seperti apa. Hehehe. 

Kehidupan baru di rumah no.34 terasa mengalir begitu saja. Ada banyak kenangan yang telah aku jalani di rumah ini. Kenangan manis, pun kenangan menyebalkan.

Rumah no.34 begitu nyaman bagiku. Aku betah sekali tinggal di rumah no.34. Walau banyak orang yang bilang rumahku ini kalau dilihat dar luar tampak  sedikit menyeramkan. Di dalam rumah, meski siang hari itu gelap dan suasananya sepi. Jika orang melihat dari luar rumah, sering dikira tak berpenghuni. Padahal di dalam rumah, penghuninya sangat aktif berkegiatan. 

Walau beberapa kali pernah dirumorkan sebagai rumah dengan suasana menyeramkan oleh tetangga sekitar dan para kenalan yang baru pertama kali bertamu. Namun, sebagai penguhuni rumah justru aku merasakan hal yang berbeda. 

Setiap jengkal yang ada di dalam rumah no.34. Setiap ruangan yang ada di dalamnya. Penuh dengan banyak kenangan. Jadi, sama sekali tidak menyeramkan. 

Tujuh belas tahun aku tinggal di rumah ini. Tujuh belas tahun aku seperti menyatu dengan segala hal tentang rumah ini.
Maka, ketika aku "terpaksa" pindah dari sini, ada perasaan berkecamuk dalam dada aku. Sedih. Tak rela. Dua perasaan itu yang paling dominan. 

Aku tahu rumah termasuk benda mati. Tak memiliki perasaan. 

Entah mengapa aku malah merasa rumah no.34 "hidup". Rumah ini seakan punya "nyawa". Aku telah menyatu dengannya selama ini. 

Aku kira semua itu karena memang segala kenangan dan cerita yang telah "dihidupkan" selama keluargaku tinggal di rumah no.34. 

Rasanya berpisah dengan dia yang sudah selama tujuh belas tahun menemani perjalanan kehidupanku, benar-benar tak rela. 

Tujuh belas tahun telah aku lalui bersama rumah ini. Dari aku yang bahkan tak bisa mengenal diriku sendiri. Aku yang bahkan tidak tahu arti pindah dan memulai kehidupan yang baru. Aku hanya seorang anak 3 tahun yang mengikuti saja ke mana pun orangtuanya pergi. 

Tahun demi tahun berganti. Tanpa kusadari, aku tumbuh bersama rumah ini dan kenangan di dalamnya. 

Teman-teman rumah yang selalu senang main ke sini.  Insiden dahi adikku yang 'bocor' dan harus mendapat beberapa jahitan akibat terjatuh saat bermain bola denfan tetangga karena lantai yang licin sehabis fogging. 

Padahal aku melihat sendiri kalau kaki adikku disleding oleh anak tetangga. Dia panik dan tidak mengaku, malah menyalahkan lantai yang licin. Saat itu aku kesal sekali karena sikap tidak bertanggung jawabnya, padahal usia dia lebih tua dariku dan adik. Bukankah seharusnya mencontohkan sikap yang baik? Sejak saat itu, aku kurang suka dengan dia. Dia selalu tampak jahat saja di mataku.

Walau begitu,  tapi kami bertetangga cukup lama. Baru sekitar beberapa tahun yang lalu mereka pindah.
Rumah no.34 memang punya kesan yang dalam untukku sejak kecil. Rumah ini jadi saksi bagaimana aku bermain dengan riang di sini dan bagaimana aku bertumbuh dewasa. Acara-acara keluarga yang pernah ada di sini; entah itu perayaan ulangtahun, syukuran ulangtahun, syukuran sunatan adikku, siraman nikahan om aku, dan acara lainnya. Berbagai tamu yang pernah mampir ke rumah selama ini. 

Teman-teman yang selalu betah setiap main ke sini karena halaman dan teras yang luas. Benar-benar cocok untuk dipakai bermain lari-larian dan kejar-kejaran. 

Belum lagi saat dahulu aku dan teman main pernah terkena demam bollywood. Aku bersama ketiga temanku selalu menirukan tarian yang ada di salah satu adegan film Kuch Kuch Hota Hai. Persis pada bagian Rahul, Anjeli, dan Tina yang tampil menyanyi dan menari bertiga saat acara kampusnya. Hehehe. Sementara teman yang lain yang kebetulan ikut bermain bersama setiap sore, hanya menonton saja. Kadang-kadang juga mereka asyik sendiri bermain.

Hingga kini film Kuch Kuch Hota Hai adalah film favorit aku sepanjang masa. Selain karena memang filmnya bagus dan menyentuh, film itu juga mengingatkanku akan kenangan masa kecil bersama teman main yang saat ini entah ada di mana sekarang.


Beragam kenangan. Setiap hal. Apa pun itu. Setiap jengkal yang ada di rumah no.34 ini rasanya begitu berarti untukku. Kenangan yang ada selama tujuh belas tahun, tak bisa begitu saja terhapus dalam sekejap. 

Aku suka rumah ini. Aku suka tinggal di sini. Di sini aku nyaman. Di sini akses ke mana-mana sangat mudah (dan ongkos kendaraannya pun sungguh terjangkau). Lebih daripada itu, di sini separuh jiwaku rasanya sudah menyatu dengan rumah ini. Serasa tidak terpisahkan. 

Aku tahu, setiap hal bahkan perubahan sekalipun pasti menyapa setiap orang. Kali ini, akulah yang mendapat gilirannya. 

Aku tahu, aku tak bisa berbuat banyak untuk menghentikan perpisahan. Namun, aku yakin akan selalu mengingat bahwa rumah no.34 pernah menjadi bagian dari perjalanan  hidup aku dan tersemat dalam ingatan dan kenangan. 

Semoga di rumah baru dan lingkungan baru nanti aku dapat menemukan kenyamanan yang sama. Meski mungkin tak akan benar-benar sama, tapi semoga apa pun itu akan jauh lebih baik.
Sampai jumpa lagi, rumah nomer 34.
Terimakasih untuk tujuh belas tahun yang begitu berharga ini.

*** 

Tulisan di atas, kutulis di catatan facebook pada 8 Juni 2016. Ada beberapa bagian yang memang aku sunting dan tambahkan saat menyusun tulisan ini secara utuh. Setiap dibaca kembali, rasanya begitu mengalir seiring kenangan yang aku kumpulkan kembali kemudian berusaha aku susun dengan rapi. 

Terus terang, aku lupa alasan menulis catatan itu. Mungkin salah satu alasannya karena aku sudah punya firasat kalau sewaktu-waktu pasti akan tiba saat untuk berpisah dengan rumah no.34 dan pindah ke rumah yang baru. Iya, sudah sebegitu persiapannya, ya? Sampai-sampai sudah membuat sebuah tulisan khusus pula. Hehehe. 

Bagiku apa pun yang terjadi dalam kehidupan aku adalah berharga dan aku tidak mau dia hilang begitu saja dari ingatan. Akhirnya tercetus sebuah tulisan aku untuk rumah no.34. 

Sekitar hampir 5 tahun berselang dari tulisan itu dibuat, kejadian yang selama ini aku takutkan benar-benar terjadi. Sialnya, semua itu bukan mimpi buruk belaka. Aku tidak bisa terbangun dari mimpi itu karena semuanya adalah kenyataan. 

Aku benar-benar harus berpisah dengan rumah no.34 yang selama ini aku sayangi dengan sepenuh hati. 

Saat menulis bagian ini, hanya tinggal menghitung hari. Kurang dari lima hari lagi, kebersamaan antara aku dan rumah no.34 akan benar-benar usai. 

Semakin melihat kalender, semakin aku merasa tidak tenang, perasaanku semakin hancur. Sedih sekali rasanya. Terlebih saat keadaan seluruh ruangan ini hampir kosong. Rasa hampa semakin menyesakkan dadaku.

Aku benar-benar tidak pernah membayangkan akan mengawali tahun ini dengan melepaskan rumah yang selama bertahun-tahun telah ditempati. 

Perpisahan memang selalu menyakitkan. Beberapa kali aku sadar sebuah kemungkinan mutlak yang tak bisa ditolak. Sewaktu-waktu pasti akan pindah rumah, tapi aku selalu berharap hal itu tidak terjadi cepat. Aku berharap akan bisa terus tinggal di rumah no.34 selama mungkin yang aku bisa. 

Kupikir berpisah dengan rumah ini terjadi saat aku memulai kehidupan baru setelah menikah nanti. Kupikir perpisahan dengan rumah ini terjadi setelah aku mengadakan acara penting hidupku (entah mungkin lamaran, siraman, pengajian, bahkan sampai pernikahan?).  

Ehehe, ya begitulah, saking begitu sayangnya dengan rumah ini, sampai-sampai keinginan itu sudah bersemanyam dalam hatiku. Aku ingin rumah ini benar-benar menjadi saksi perjalanan seluruh kehidupanku. Ya, kupikir begitu.

Lagi-lagi, manusia hanya bisa berencana dan berharap, tapi toh ternyata Tuhan-lah yang menentukan juga. 
Semua itu hanya menguap jadi harapan. Dan itu memang jadi salah satu alasan rasa sedih yang kurasakan juga.


Mama bilang kami susah pindah dan tinggal di rumah No.34 ini sejak tahun 1997. Sudah 24 tahun berselang. Selama itu memang telah ada perubahan yang terjadi di rumah. Entah tata letak ruangannya, furniture, dan lain halnya. Selama itu pula banyak kenangan yang sudah terjadi. 

Mungkin saat ini sudah cukup waktunya bagiku dan keluarga bersama rumah no.34 ini. Kebersamaan kami sudah usai. 

Saat aku mengabadikan setiap ruangan di rumah no.34 untuk disimpan jadi kenangan terakhir dalam foto, hatiku rasanya berkecamuk. Mataku memanas, tanpa sadar air mata kembali jatuh. Entah berapa kali aku menangisi kenyataan pahit ini. 

Tiba-tiba saja berbagai kenangan terputar dalam pikiranku. Selama lebih dari dua puluh tahun banyak cerita dan kenangan yang sudah dialami bersama rumah ini. Setiap sudut rumah no.34 ini menyimpan banyak kenangan. 

Dahulu rasanya semua yang pernah terjadi saat itu hanya dianggap sebagai kegiatan dan rutinitas biasa. Namun, kini semua itu meninggalkan perasaan sedih di hati. 

Aku pernah tertawa penuh canda bersama keluarga, mengobrol santai, sampai aku sering pergi ke dapur di tengah malam karena lapar.

Aku juga ingat saat adikku kecelakaan beberapa tahun silam, dan keluargaku terpaksa seperti "mengontrak" di rumah sakit karena harus membawa baju dan beberapa keperluan dari rumah untuk menginap di sana kurang lebih selama dua minggu.

Saat itu orangtuaku tidak bisa pulang karena harus menemani adik yang masih menjalani perawatan intensif. Dan jarak antara rumah dan rumah sakit yang cukup jauh.

Beberapa kali terpaksa sendirian di rumah dan sebanyak itu pula aku menangis kencang dalam keheningan. 
Saat itu dua hal yang dirasakan; rindu keluargaku dan rindu ramainya rumah. 

Aku juga sedih sekali setiap mengingat  kondisi adikku saat itu, terlebih dia sempat koma selama dua hari di rumah sakit dan saat sudah lepas masa kritis pun masih belum benar-benar sadar sepenuhnya. 

Setiap malam, aku menangis sesenggukan sendirian. Rasa sedih, rindu, dan kesepian benar-benar menyesakkan dadaku.

Hanya suara tangisku sendiri yang kala itu mengisi keheningan rumah. Meski merasa kesepian dan sedikit terasa "iseng" karena sendirian di rumah, tapi alhamdulillah rumah no.34 selalu baik menemani. Tidak ada hal aneh-aneh dan horor yang terjadi saat aku sendirian di rumah tanpa ada seorang pun yang menemani. 

Oh, iya, ada pula cerita lucu yang terjadi beberapa tahun lalu juga saat sebungkus kuah bakso malang yang  kubeli pernah berpindah tempat sendiri secara misterius. Awalnya kukira hilang. Rasanya frustasi sekali mencarinya ke mana-mana. 

Lucunya, baru ditemukan keesokan paginya di tempat yang seharusnya mudah terjangkau oleh mata. Walau sempat membuat kehebohan karena keanehan itu, tapi tidak pernah membuatku merasa tidak betah. 

Aku juga masih ingat saat kucing liar yang kebetulan sering main ke rumahku dan kuberi nama Onet melahirkan 3 ekor anak kucing yang sayangnya hanya bertahan satu. Anak kucing itu berwarna oren. Kucing yang awalnya sangat penakut itu kuberi nama Cocobi. 

Kucing sebatang kara yang aku rawat dan kusayangi seperti anakku sendiri. Lumayan lama Cocobi bertahan bersamaku dan jadi satu-satunya kucing paling lama yang bersamaku, sekitar 3 tahun. Walau tidak benar-benar memelihara Cocobi dan menjadikannya kucing rumahan di dalam rumah, tapi aku merawat Cocobi sepenuh hati. 

Saat Cocobi sakit, aku panik dan merawatnya sebisaku. Bahkan, sempat juga kubiarkan Cocobi tidur bersamaku di kasur. Setiap pagi, Cocobi selalu datang ke kamarku membangunkanku kalau pintu samping rumah dibuka. Walau sekarang Cocobi entah di mana dan bagaimana nasibnya, aku sudah ikhlas. 

Aku hanya bisa memanjatkan doa tulus, kalaupun Cocobi sudah tidak ada lagi di bumi, aku harap dia bahagia di surga. Kucing lucu yang selalu jadi mesin tawaku, teman yang selalu jadi pendengar yang baik setiap aku bercerita tentang apa pun. 

Selain Cocobi, ada beberapa kucing-kucing liar lain yang sempat datang juga ke rumah dan pergi kemudian. Semua kenangan bersama para kucing pun terjadi di rumah no.34 ini.

Benar-benar rumah yang penuh kenangan.


Arti rumah ini memang begitu dalam. Bagiku, rumah adalah sebenar-benarnya tempat untuk pulang. Aku salah satu orang yang sangat menyetujui kalimat itu.
Setiap aku selesai melakukan perjalanan jauh sampai ke luar kota pun salah satu yang aku selalu rindukan adalah rumah.

Hanya segelintir cerita yang bisa aku ceritakan karena ada banyaaaak sekali kenangan dan cerita yang sudah terjadi antara aku dengan rumah no.34.

Perpisahan ini membuat aku menyadari kalau apa yang selama ini dilihat dan dijalani sebagai kegiatan yang biasa-biasa saja, ke depannya mungkin akan jadi kenangan berharga yang tidak bisa aku ulangi lagi. Aku hanya bisa mengenang semua itu dari berbagai foto dan dalam memori yang tersimpan rapi dalam ingatan.

Saat menuliskan tentang ini saja aku berulang kali menghela napas dan menahan sekuat mungkin untuk tidak lagi menangis. Perasaan sedih dan kehilangan yang aku rasakan benar-benar memenuhi setiap ruang di dalam dada aku.


Aku ingin berpisah dengan rumah no.34 dalam kebahagiaan, tapi memang rasanya berat sekali untuk mengikhlaskan semua yang terjadi.

Ke depannya, aku bukan lagi jadi penghuni rumah no.34. Namun, aku akan tetap mendoakan yang terbaik untuk segalanya. Aku hanya bisa berharap, semoga segala kenangan yang tertinggal di sana tetap abadi sampai kapan pun. 


Semoga penghuni baru (dan penghuni selanjutnya) dari rumah no.34 juga punya rasa sayang yang sama besarnya seperti yang aku rasakan terhadap rumah yang penuh kenangan itu. Rumah yang jadi tempatku tumbuh besar dewasa. Rumah yang menjadi saksi dari seluruh kenanganku. Aku hanya percaya jika kenanganku terekam abadi sampai kapan pun di rumah no.34.

Semua yang terjadi memang berat, tapi aku harus tetap mengatakan ini, "Selamat tinggal, rumah no.34!"

Kenyataan perpisahaan ini pun sungguh menyakitkan. Entah akan butuh berapa lama untukku bisa move on sepenuhnya. Namun, aku teringat kalimat yang ada di buku "Manusia Setengah Salmon"-nya Raditya Dika.

"Hidup penuh dengan ketidakpastian, tetapi perpindahan adalah salah satu hal yang pasti."



Semoga kelak aku benar-benar akan mengikhlaskan apa yang (telah) terjadi dengan hati yang lebih lapang. Setelah itu, dapat mengenangnya sebagai bagian dari pembelajaran dan perjalanan hidupku dengan perasaan bahagia.

Terima kasih atas segala kenangan dan kebersamaan selama bertahun-tahun ini, rumah no.34!






Impaksi Gigi Bikin Frustasi!

$
0
0


Teringat beberapa tahun ke belakang, aku pernah merasakan nyeri di gigiku. Awalnya kupikir hanya sakit gigi biasa, tetapi sering sekali sakit gigi ini dengan gusi yang membengkak dan disertai rasa nyeri juga yang sangat tidak nyaman.


Saat itu aku masih menolak kalau aku sakit gigi. Apalagi aku yakin betul kalau rajin menjaga kebersihan gigi dan mulutku kok. 

Aku sudah mencoba mengatasi sakitnya dengan berkumur ai garam, tapi tak kunjung berhasil.

Saat bercermin dan melihat ke arah dalam mulut ternyata ada sebuah benda putih di deretan gigi bagian belakang kiri dan kanan. Setelahnya baru kuketahui ternyata benda putih itu adalah gigi bungsu baru yang tumbuh saat aku dewasa.

Rasa ketidakpercayaan tentu menyelimutiku, kok bisa sih aku sudah berusia lebih dari 20 tahun saat itu, tapi masih tumbuh gigi? Setelah mencari di mesin penelusuran, kudapati informasi bahwa itu merupakan gigi bungsu yang memang tumbuh saat dewasa  di usia 17 hingga 25 tahun. 

Akibat tumbuh paling akhir, Gigi bungsu ini jadi tidak memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh dengan baik di gusi bagian paling belakang. Hal itu jadi menganggu "kakak"gigi di depannya yang tumbuh lebih dahulu bertahun-tahun yang lalu. 


Kondisi yang terjadi menyebabkan impaksi, biasanya harus dilakukan tindakan bedah mulut untuk mengangkat gigi bungsu itu. Terlebih jika impaksi itu menyebabkan berbagai keluhan dan masalah seperti rasa nyeri, bengkak, infeksi, bahkan hingga bisa merusak gigi yang ada di depannya.

Lalu, apakah impaksi gigi dapat dicegah? Dari hasil yang aku cari ternyata jawabannya tidak bisa ya, Teman-teman. Apalagi memang itu merupakan pertumbuhan alami yang terjadi. Namun, yang dapat dicegah adalah infeksi dan pembusukan gigi bungsu ini dengan menjalani pemeriksaan rutin ke dokter dan dilakukan penanganan sebelum impaksi gigi berubah jadi komplikasi.


Dari hasil mencari informasi itu aku memantapkan niat untuk datang konsultasi ke klinik langgananku dan membuat janji temu dengan dokter gigi. Dari hasil konsultasi dengan dokter saat itu memberi satu kesimpulan diagnosa bahwa gigi bungsuku harus dilakukan tindakan bedah mulut. Apalagi sudah disertai keluhan bengkak dan rasa nyeri  yang tidak hanya terasa di gusi, tapi rasa nyeri itu bahkan menjalar ke kepala hingga membuat kesulitan untuk makan dan tidur. Selesai konsultasi, dokter pun merujukku ke rumah sakit besar untuk mengambil langkah lanjutan permasalahan kondisi gigiku.

Seminggu setelah itu, aku mengurus semua berkas untuk kontrol ke rumah sakit besar yang jadi rujukan. Pada kunjungan pertama, dokter memintaku melakukan rontgen gigi guna melihat  posisi gigi bungsu yang bermasalah itu secara lebih jelas. Setelah itu aku menentukan jadwal bedah mulut untuk mengatasi masalah impaksi. Sementara dokter memberiku resep obat pereda nyeri. 

Sebulan setelahnya aku kembali datang untuk memenuhi jadwal bedah mulut. Saat itu baru kutemui perawat sementara dokternya tak kunjung datang. Perawat bertanya padaku apa aku sedang menstruasi. Sialnya, saat itu memang aku sedang menstruasi. Perawat bertanya lebih jauh menstruasi hari ke berapa, dan kujawab hari kedua. 

Setelah itu, perawat berkata kalau kemungkinan besar aku tidak bisa menjalani operasi jika sedang menstruasi.  Saat itu aku langsung drop. Bisa-bisanya aku sudah menunggu sebulan untuk jadwal operasi, bertepatan dengan aku datang bulan dan tidak bisa operasi.

Aku pun tidak tahu kan jika jadwal menstruasi datang ternyata bertepatan dengan jadwal tindakan bedah mulut. Lagi pula aku tahu dari mana tentang boleh tidaknya ada tindakan operasi jika sedang menstruasi ya, kan? Selain itu juga tidak ada satu pun orang yang pernah memberi tahuku juga. Memang ya ketidaktahuan itu kadang menjadi masalah dan berujung kecewa.

Akhirnya aku pulang begitu saja dengan perasaan kecewa. Tanpa menunggu dokternya tiba karena sudah kadung enggak karuan perasaan. Mana aku juga sudah menunggu lebih dari 4 jam. 

Bayangkan sudah menunggu sebulan ditambah 4 jam waktu menunggu di Rumah Sakit, tapi malah kegagalan bedah mulut yang harus aku dapatkan. Sedih betul rasanya saat itu. Rasa sedihnya pun masih terasa jika teringat kembali kejadian kala itu.

Saat itu aku belum mengenal Halodoc sih, coba saja saat itu aku sudah mengenal Halodoc pasti aku akan lebih mudah mendapatkan informasi yang lebih banyak. Bisa nanya-nanya langsung ke dokter kan. Jadi bisa meminimalisir kekecewaan juga kan. Jadi sebaiknya memang sebelum bedah aku mengumpulkan banyak-banyak informasi.

Nah, tips untuk teman-teman perempuanku jika kalian memang punya keluhan impaksi sepertiku dan harus melakukan tindakan bedah mulut. Pastikan jadwal bedah kalian tidak sama dengan harinya kalian datang bulan ya. Dan sepertinya ini berlaku untuk semua tindak operasi. Boleh nanti lebih ditanyakan ke dokter ya untuk lebih jelasnya. Jangan lupa juga aktif bertanya sebelum melakukan prosedur penanganan kesehatan juga ya!

Nah, kalau sekarang sudah lebih mudah akses informasinya. Jadi bagi teman-teman yang memiliki  keluhan sakit bisa langsung chat dengan dokter di Halodoc, ya.

Kamu bisa konsultasi atau menuntaskan kekepoanmu akan berbagai informasi. Jangan sepertiku saat beberapa tahun yang lalu ya masih mimim informasi alhasil jadi menelan pil kekecewaan sendiri.

Eh iya, aku lupa nanya, teman-teman sudah tahu belum Halodoc apa?





Halodoc adalah platform kesehatan yang terdiri dari aplikasi dan situs web yang bisa kamu akses dengan mudah di ponselmu. Di Halodoc kamu bisa melihat beragam informasi kesehatan, bisa konsultasi langsung dengan dokter, mendapat informasi rumah sakit, membuat janji temu dengan dokter hingga mendapatkan obat di apotek dengan akses yang mudah, lho! Efektif dan efisien memang Halodoc ini. Setia jadi andalan sahabat sehatku, nih. 

Aku biasanya menggunakan aplikasi Halodoc ini untuk konsultasi langsung dengan dokter dan setelahnya  mendapat resep obat. Pernah suatu ketika aku merasakan sakit, tapi sudah lewat tengah malam jika harus ke klinik, akhirnya aku ingat ada aplikasi Halodoc di ponsel. Tanpa banyak berpikir aku langsung konsultasi dan mendapat resep obat dan bisa langsung dikirimkan ke rumah dengan bantuan mamang ojol. Rasanya saat itu aku merasa terbantu sekali. Sakitku pun berkurang dan aku bisa beristirahat dengan lebih nyaman setelahnya. Apalagi prosesnya pun terbilang cepat. 

Begitu ya, teman-teman. Jika teman-teman punya masalah yang sama denganku jangan abaikan masalah impaksi gigi. Apalagi jika disertai dengan berbagai keluhan lainnya. Salah-salah bisa membahayakan diri teman-teman juga kan. 

Salam sehat selalu, ya, Teman-teman!

Makin Modis dengan 5 Rekomendasi Atasan Wanita The Executive

$
0
0



The Executive merupakan brand yang telah menghasilkan produk fashion terbaik yang tidak hanya untuk kaum pria, tapi juga untuk para wanita. Brand ini memproduksi busana wanita dengan berbagai apparel pendukung, dengan model, dan celana potongan baju yang anggun dan menawan. Pemilihan bahannya pun lembut sehingga nyaman dipakai menemani kegiatanmu sehari-hari.


Berikut rekomendasi Model Atasan Wanita yang membuat penampilanmu makin modis

1. Open Collar Shirt

Untuk para wanita yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia, model open collar shirt cukup direkomendasikan, baik untuk acara formal maupun sekadar santai berkunjung ke rumah kerabat.

Kemeja yang satu ini bertipe semi formal dengan lengan pendek, Aksen Lipit di bagian tengah, dan Fitting Loose. Kerah V-Neck juga membuat tampilanmu terkesan lebih rileks dan tentu saja outfit ini anti gerah.

Dengan bahan Nylon Sepandex berkualitas, atasan wanita yang satu ini sangat nyaman dipakai dan awet. The Executive menjualnya dengan harga sekitar Rp 150.000 saja. Kamu bisa memesannya melalui websiter resminya, loh.


2. Camp Collar Shirt

Masih dengan rekomendasi kemeja semi formal yang bisa Kamu gunakan di berbagai kegiatan. Camp Collar Shirt bisa membuatmu tampil lebih elegan dengan warna yang cerah, lengan pendek, kerah double, kancing di depan, dan fitting loose.

Model ini sangat cocok jika dipadukan dengan bawahan putih. Kesan feminin berpadu dengan kesan elegan sehingga, kamu akan menjadi pusat perhatian saat mendatangi sebuah acara.

Dengan material Texture Poly, membuat busana ini nyaman dikenakan dan memberikan kesan yang terasa sejuk. Kamu dapat memperoleh busana ini hanya dengan merogoh kocek  sekitar Rp 250.000.



3. Pearl Tunic

Model atasan wanita yang satu ini menimbulkan kesan feminin yang sangat kuat. Tidak lupa, sesuai namanya yang terdapat aksen mutiara di bagian depan.

Selain itu, pearl tunic cocok digunakan oleh wanita berhijab karena busana ini berlengan panjang. Mengenakan hijab dengan warna soft sangatlah matching loh dengan outfit ini.

Untuk bagian bawah, celana kain berwarna hitam sudah cukup membuatmu nampak mempesona saat mengenakannya. Materila paris 66 sebagai bahan baku busana ini juga membuat nyaman dikenakan. Anda dapat membelinya di website resmi The Executive hanya dengan harga sekitar Rp 200.000.


4. Short Sleeve Stripe T-Shirt

Kamu wanita muda dan berjiwa muda yang suka bepelesiran di Mall? Model yang satu ini patut untuk kamu coba, loh. Kaos dengan lengan pendek dan motif stripe ini diminati oleh banyak wanita. Desainnya cukup simpel sehingga sangat nyaman untuk digunakan. Kamu bisa memadukannya dengan celana jeans hitam sehingga tampilanmu lebih  terlihat modis.

Meskipun memiliki desain yang menarik. Kaos ini bisa kamu peroleh hanya dengan harga Rp 100.000  melalui websiter resmi The Executive.


5. Rib Knit Cardigan

Kamu suka dengan outfit yang satu ini? Yup, sebagian besar wanita pasti suka memakai cardigan. Kelebihan dari cardigan panjang terutama adalah soal efisiensinya. Kamu bisa bergaya dengan busana yang berbeda cukup menambahkan cardigan saja sebagai luaran outfit.

Ada beberapa desain cardigan, mulai dari renda, motif floral, hingga rajutan. Model keluaran The Executive yang satu ini cardigan lengan panjang, dengan Bahan Rib-Knit. Selain itu, tidak dilengkapi dengan kancing sehingga semakin simpel untuk digunakan.

The Executive membandrol busana ini hanya dengan harga Rp 300.000. Kamu dapat memesannya melalui website resmi maupun membelinya secara langsung di toko-toko yang sudah tersebar di seluruh Indonesia.

Nah, teman-teman, itulah 5 rekomendasi busana model terbaru dari The Executive. Anda tidak perlu khawatir mengenai kualitas dari brand yang satu ini sebab produknya sudah terbukti digemari mulai dari konsumen dalam negeri hingga luar negeri seperti di Malaysia. Sudah siap tampil makin modis? :)

Impaksi Gigi Bikin Frustasi!

$
0
0


Ilustrasi impaksi gigi

Teringat beberapa tahun ke belakang, aku pernah merasakan nyeri di gigiku. Awalnya kupikir hanya sakit gigi biasa, tetapi sering sekali sakit gigi ini dengan gusi yang membengkak dan disertai rasa nyeri juga yang sangat tidak nyaman.


Saat itu aku masih menolak kalau aku sakit gigi. Apalagi aku yakin betul kalau rajin menjaga kebersihan gigi dan mulutku kok. 

Aku sudah mencoba mengatasi sakitnya dengan berkumur ai garam, tapi tak kunjung berhasil.

Saat bercermin dan melihat ke arah dalam mulut ternyata ada sebuah benda putih di deretan gigi bagian belakang kiri dan kanan. Setelahnya baru kuketahui ternyata benda putih itu adalah gigi bungsu baru yang tumbuh saat aku dewasa.

Rasa ketidakpercayaan tentu menyelimutiku, kok bisa sih aku sudah berusia lebih dari 20 tahun saat itu, tapi masih tumbuh gigi? Setelah mencari di mesin penelusuran, kudapati informasi bahwa itu merupakan gigi bungsu yang memang tumbuh saat dewasa  di usia 17 hingga 25 tahun. 

Akibat tumbuh paling akhir, Gigi bungsu ini jadi tidak memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh dengan baik di gusi bagian paling belakang. Hal itu jadi menganggu "kakak" gigi di depannya yang tumbuh lebih dahulu bertahun-tahun yang lalu. 




Kondisi yang terjadi menyebabkan impaksi, biasanya harus dilakukan tindakan bedah mulut untuk mengangkat gigi bungsu itu. Terlebih jika impaksi itu menyebabkan berbagai keluhan dan masalah seperti rasa nyeri, bengkak, infeksi, bahkan hingga bisa merusak gigi yang ada di depannya.

Lalu, apakah impaksi gigi dapat dicegah? Dari hasil yang aku cari ternyata jawabannya tidak bisa. Apalagi memang itu pertumbuhan alami yang terjadi. Namun, infeksi dan pembusukan gigi dapat dicegah dengan menjalani pemeriksaan rutin ke dokter dan dilakukan penanganan sebelum impaksi gigi berubah jadi komplikasi.


Dari hasil mencari informasi itu aku memantapkan niat dan datang untuk datang konsultasi ke klinik langgananku dan membuat janji temu dengan dokter gigi. Dari hasil konsultasi dengan dokter saat itu memberi satu kesimpulan diagnosa bahwa gigi bungsuku harus dilakukan tindakan bedah mulut. Apalagi sudah disertai keluhan bengkak dan rasa nyeri  yang tidak hanya terasa di gusi, tapi rasa nyeri itu bahkan menjalar ke kepala hingga membuat kesulitan untuk makan dan tidur. Selesai konsultasi, dokter pun merujukku ke rumah sakit besar untuk mengambil langkah lanjutan permasalahan kondisi gigiku.

Seminggu setelah itu, aku mengurus semua berkas untuk kontrol ke rumah sakit besar yang jadi rujukkan. Pada kunjungan pertama, dokter memintaku melakukan rontgen gigi guna melihat  posisi gigi bungsu yang bermasalah itu secara lebih jelas. Setelah itu aku menentukan jadwal bedah mulut untuk mengatasi masalah impaksi. Sementara dokter memberiku resep obat pereda nyeri. 

Sebulan setelahnya aku kembali datang untuk memenuhi jadwal bedah mulut. Saat itu baru kutemui perawat sementara dokternya tak kunjung datang. Perawat bertanya padaku apa aku sedang menstruasi. Sialnya, saat itu memang aku sedang menstruasi. Perawat bertanya lebih jauh menstruasi hari ke berapa, dan kujawab hari kedua. 

Setelah itu, perawat berkata kalau kemungkinan besar aku tidak bisa menjalani operasi jika sedang menstruasi.  Saat itu aku langsung drop. Bisa-bisanya aku sudah menunggu sebulan untuk jadwal operasi, bertepatan dengan aku datang bulan dan tidak bisa operasi.

Memang salahku apa jika menstruasi datang tanpa bisa aku cegah. Lagi pula aku tahu dari mana tentang boleh tidaknya ada tindakan operasi jika sedang menstruasi ya, kan? Selain itu juga tidak ada satu pun orang yang pernah memberi tahuku juga. Memang ya ketidaktahuan itu kadang menjadi masalah dan berujung kecewa.

Akhirnya aku pulang begitu saja dengan perasaan kecewa. Tanpa menunggu dokternya tiba karena sudah kadung enggak karuan perasaan. Mana aku juga sudah menunggu lebih dari 4 jam. 

Bayangkan sudah menunggu sebulan+4 jam, tapi malah kegagalan bedah mulut yang harus aku dapatkan. Sedih betul rasanya.

Saat itu aku belum mengenal Halodoc sih coba saja saat itu aku sudah mengenal Halodoc pasti aku akan lebih mudah berkonsultasi sehingga mendapatkan informasi yang lebih banyak. Jadi bisa meminimalisir kekecewaan juga kan. 

Nah, tips untuk teman-teman perempuanku jika kalian memang punya keluhan impaksi sepertiku dan harus melakukan tindakan bedah mulut. Pastikan jadwal bedah kalian tidak sama dengan harinya kalian datang bulan ya. Dan sepertinya ini berlaku untuk semua tindak operasi. Boleh nanti lebih ditanyakan ke dokter ya untuk lebih jelasnya seperti apa.


Oh iya untuk teman-teman jika punya keluhan sakit bisa langsung chat dengan dokter di Halodoc, lho! 
Kamu bisa konsultasi atau menuntaskan kekepoanmu akan berbagai informasi. Jangan sepertiku ya saat beberapa tahun yang lalu masih minim informasi alhasil jadi menelan pil kekecewaan.

Eh iya aku lupa nanya, temen-temen sudah tau belum Halodoc itu apa? 




Halodoc adalah platform kesehatan yang terdiri dari aplikasi dan situs web yang bisa kamu akses dengan mudah di ponselmu. Di Halodoc kamu bisa melihat beragam informasi kesehatan, bisa konsultasi langsung dengan dokter, mendapat informasi rumah sakit, membuat janji temu dengan dokter hingga mendapatkan obat di apotek dengan akses yang mudah, lho! Efektif dan efisien memang Halodoc ini. Setia jadi andalan sahabat sehatku, nih. 

Aku biasanya menggunakan aplikasi Halodoc ini untuk konsultasi langsung dengan dokter kemudian  mendapat resep obat. Pernah suatu ketika aku merasakan sakit, tapi sudah lewat tengah malam jika harus ke klinik, akhirnya aku ingat ada aplikasi Halodoc di ponsel. Tanpa banyak berpikir aku langsung konsultasi dan mendapat resep obat dan bisa langsung dikirimkan ke rumah dengan bantuan mamang ojol. Rasanya saat itu aku merasa terbantu sekali. Sakitku pun berkurang dan aku bisa beristirahat dengan lebih nyaman setelahnya. Apalagi prosesnya pun terbilang cepat. 

Begitu ya, teman-teman. Jika teman-teman punya masalah yang sama denganku jangan abaikan masalah impaksi gigi. Apalagi jika disertai dengan berbagai keluhan lainnya. Salah-salah bisa membahayakan diri teman-teman juga kan. 

Salam sehat teman-teman!

Impaksi Gigi Bikin Frustasi!

$
0
0


Teringat beberapa tahun ke belakang, aku pernah merasakan nyeri di gigiku. Awalnya kupikir hanya sakit gigi biasa, tetapi sering sekali sakit gigi ini dengan gusi yang membengkak dan disertai rasa nyeri juga yang sangat tidak nyaman.


Saat itu aku masih menolak kalau aku sakit gigi. Apalagi aku yakin betul kalau rajin menjaga kebersihan gigi dan mulutku kok. 

Aku sudah mencoba mengatasi sakitnya dengan berkumur ai garam, tapi tak kunjung berhasil.

Saat bercermin dan melihat ke arah dalam mulut ternyata ada sebuah benda putih di deretan gigi bagian belakang kiri dan kanan. Setelahnya baru kuketahui ternyata benda putih itu adalah gigi bungsu baru yang tumbuh saat aku dewasa.

Rasa ketidakpercayaan tentu menyelimutiku, kok bisa sih aku sudah berusia lebih dari 20 tahun saat itu, tapi masih tumbuh gigi? Setelah mencari di mesin penelusuran, kudapati informasi bahwa itu merupakan gigi bungsu yang memang tumbuh saat dewasa  di usia 17 hingga 25 tahun. 

Akibat tumbuh paling akhir, Gigi bungsu ini jadi tidak memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh dengan baik di gusi bagian paling belakang. Hal itu jadi menganggu "kakak"gigi di depannya yang tumbuh lebih dahulu bertahun-tahun yang lalu. 


Kondisi yang terjadi menyebabkan impaksi, biasanya harus dilakukan tindakan bedah mulut untuk mengangkat gigi bungsu itu. Terlebih jika impaksi itu menyebabkan berbagai keluhan dan masalah seperti rasa nyeri, bengkak, infeksi, bahkan hingga bisa merusak gigi yang ada di depannya.

Lalu, apakah impaksi gigi dapat dicegah? Dari hasil yang aku cari ternyata jawabannya tidak bisa ya, Teman-teman. Apalagi memang itu merupakan pertumbuhan alami yang terjadi. Namun, yang dapat dicegah adalah infeksi dan pembusukan gigi bungsu ini dengan menjalani pemeriksaan rutin ke dokter dan dilakukan penanganan sebelum impaksi gigi berubah jadi komplikasi.


Dari hasil mencari informasi itu aku memantapkan niat untuk datang konsultasi ke klinik langgananku dan membuat janji temu dengan dokter gigi. Dari hasil konsultasi dengan dokter saat itu memberi satu kesimpulan diagnosa bahwa gigi bungsuku harus dilakukan tindakan bedah mulut. Apalagi sudah disertai keluhan bengkak dan rasa nyeri  yang tidak hanya terasa di gusi, tapi rasa nyeri itu bahkan menjalar ke kepala hingga membuat kesulitan untuk makan dan tidur. Selesai konsultasi, dokter pun merujukku ke rumah sakit besar untuk mengambil langkah lanjutan permasalahan kondisi gigiku.

Seminggu setelah itu, aku mengurus semua berkas untuk kontrol ke rumah sakit besar yang jadi rujukan. Pada kunjungan pertama, dokter memintaku melakukan rontgen gigi guna melihat  posisi gigi bungsu yang bermasalah itu secara lebih jelas. Setelah itu aku menentukan jadwal bedah mulut untuk mengatasi masalah impaksi. Sementara dokter memberiku resep obat pereda nyeri. 

Sebulan setelahnya aku kembali datang untuk memenuhi jadwal bedah mulut. Saat itu baru kutemui perawat sementara dokternya tak kunjung datang. Perawat bertanya padaku apa aku sedang menstruasi. Sialnya, saat itu memang aku sedang menstruasi. Perawat bertanya lebih jauh menstruasi hari ke berapa, dan kujawab hari kedua. 

Setelah itu, perawat berkata kalau kemungkinan besar aku tidak bisa menjalani operasi jika sedang menstruasi.  Saat itu aku langsung drop. Bisa-bisanya aku sudah menunggu sebulan untuk jadwal operasi, bertepatan dengan aku datang bulan dan tidak bisa operasi.

Aku pun tidak tahu kan jika jadwal menstruasi datang ternyata bertepatan dengan jadwal tindakan bedah mulut. Lagi pula aku tahu dari mana tentang boleh tidaknya ada tindakan operasi jika sedang menstruasi ya, kan? Selain itu juga tidak ada satu pun orang yang pernah memberi tahuku juga. Memang ya ketidaktahuan itu kadang menjadi masalah dan berujung kecewa.

Akhirnya aku pulang begitu saja dengan perasaan kecewa. Tanpa menunggu dokternya tiba karena sudah kadung enggak karuan perasaan. Mana aku juga sudah menunggu lebih dari 4 jam. 

Bayangkan sudah menunggu sebulan ditambah 4 jam waktu menunggu di Rumah Sakit, tapi malah kegagalan bedah mulut yang harus aku dapatkan. Sedih betul rasanya saat itu. Rasa sedihnya pun masih terasa jika teringat kembali kejadian kala itu.

Saat itu aku belum mengenal Halodoc sih, coba saja saat itu aku sudah mengenal Halodoc pasti aku akan lebih mudah mendapatkan informasi yang lebih banyak. Bisa nanya-nanya langsung ke dokter kan. Jadi bisa meminimalisir kekecewaan juga kan. Jadi sebaiknya memang sebelum bedah aku mengumpulkan banyak-banyak informasi.

Nah, tips untuk teman-teman perempuanku jika kalian memang punya keluhan impaksi sepertiku dan harus melakukan tindakan bedah mulut. Pastikan jadwal bedah kalian tidak sama dengan harinya kalian datang bulan ya. Dan sepertinya ini berlaku untuk semua tindak operasi. Boleh nanti lebih ditanyakan ke dokter ya untuk lebih jelasnya. Jangan lupa juga aktif bertanya sebelum melakukan prosedur penanganan kesehatan juga ya!

Nah, kalau sekarang sudah lebih mudah akses informasinya. Jadi bagi teman-teman yang memiliki  keluhan sakit bisa langsung chat dengan dokter di Halodoc, ya.

Kamu bisa konsultasi atau menuntaskan kekepoanmu akan berbagai informasi. Jangan sepertiku saat beberapa tahun yang lalu ya masih mimim informasi alhasil jadi menelan pil kekecewaan sendiri.

Eh iya, aku lupa nanya, teman-teman sudah tahu belum Halodoc apa?





Halodoc adalah platform kesehatan yang terdiri dari aplikasi dan situs web yang bisa kamu akses dengan mudah di ponselmu. Di Halodoc kamu bisa melihat beragam informasi kesehatan, bisa konsultasi langsung dengan dokter, mendapat informasi rumah sakit, membuat janji temu dengan dokter hingga mendapatkan obat di apotek dengan akses yang mudah, lho! Efektif dan efisien memang Halodoc ini. Setia jadi andalan sahabat sehatku, nih. 

Aku biasanya menggunakan aplikasi Halodoc ini untuk konsultasi langsung dengan dokter dan setelahnya  mendapat resep obat. Pernah suatu ketika aku merasakan sakit, tapi sudah lewat tengah malam jika harus ke klinik, akhirnya aku ingat ada aplikasi Halodoc di ponsel. Tanpa banyak berpikir aku langsung konsultasi dan mendapat resep obat dan bisa langsung dikirimkan ke rumah dengan bantuan mamang ojol. Rasanya saat itu aku merasa terbantu sekali. Sakitku pun berkurang dan aku bisa beristirahat dengan lebih nyaman setelahnya. Apalagi prosesnya pun terbilang cepat. 

Begitu ya, teman-teman. Jika teman-teman punya masalah yang sama denganku jangan abaikan masalah impaksi gigi. Apalagi jika disertai dengan berbagai keluhan lainnya. Salah-salah bisa membahayakan diri teman-teman juga kan. 

Salam sehat selalu, ya, Teman-teman!

Salam Rindu Untuk Eyangku

$
0
0



Aku selalu merasa semangat dan diliputi suka cita kala idulfitri hampir tiba. Walau tidak jauh, tapi rasanya tetap senang bisa mudik ke rumah eyang. Setiap tahunnya, aku dan mama berangkat mudik maksimal H-1 lebaran. Sementara bapak menyusul belakangan di hari H, biasanya setelah salat ied. Itu pun janjian bertemu di dekat makam. Biar sekalian ziarah bersama ke makam kakakku dan sodara yang lain. Setelah itu sama-sama pulang ke rumah eyang.

Durasi perjalanan mudik yang mesti ditempuh hanya sekitar dua jam pun tak menyurutkan semangatku datang ke kampung halaman, tempat di mana aku dilahirkan. Sekali pun dulu cukup sering berkunjung, sebulan sekali pasti kumpul keluarga. Seringnya acara kumpulnya dilakukan di rumah eyang, tapi tetap saja momen mudik saat menjelang idulfitri itu terasa berbeda. 

Selain mudik, aku dan keluarga juga punya tradisi khas lain. Di malam takbiran, biasanya mama eyang dan mamaku rutin mengunjungi pasar kaget yang bisa dijangkau sekali naik angkot. Pasar kaget ini biasanya ada di pinggir jalan tak jauh dari Pasar Agung. Sebagian jalan menuju pasar selalu ditutup sehingga angkot dialihkan lewat jalan lain. Di titik penutupan jalan, biasanya Aku dan keluargaku turun dan berjalan kaki. Para pedagang menggelar lapak mereka di pinggir jalan. Ada berbagai macam penjual, mulai dari penjual pakaian, makanan, tas, sendal, sepatu, hingga kembang.

Aku dan adik sepupu pasti rutin ikut. Padahal biasanya aku tidak betah berada lama-lama di dalam keramaian atau kerumunan karena sering merasa cepat lelah dan pusing. Salah satu tradisi malam takbiran itu jadi pengecualian rupanya. Rasa senangnya itu mengalahkan rasa lelah kurasakan.



Personel tetap acara jalan-jalan di malam takbiran selalu sama. Mama, mama eyang, aku, tanteku, dan dua adik sepupuku. Kami berangkat selepas maghrib, sekadar jalan-jalan dan biasanya mama dan mama eyang senang berburu barang-barang murah. Biasanya yang harganya murah yang menggelar lapak di luar bangunan Pasar Agung.

Sudah menjadi kegiatan rutin di tiap tahun, aku sampai-sampai sudah bisa tau ciri khas penjualnya. Mamang penjualnya menggelar lapak di pinggir jalan dalam keadaan gelap atau remang-remang. 

Hal ini menurutku menarik karena membuat pembeli harus pintar-pintar memilih saat barang yang dijual dicampur dengan barang yang kualitasnya kurang baik juga.  Selain itu juga barangnya pun terbatas, sistemnya jadi cepat-cepatan. Jangan pernah biarkan barang incaranmu lepas dari tangan. Sekalinya kamu ragu dan menaruh kembali barang itu di tumpukan, secepat kilat ada tangan pembeli lain yang akan mengambil itu dan membelinya.

Mamaku pernah sekali menyesali itu. Mama ragu dan menaruh sebentar kerudung incarannya, tapi hitungan menit sudah berada di tangan orang lain.

Mama dan Mama eyang tentu yang paling semangat. Biasanya yang jadi incaran itu tas, kerurung, dan seprai. Mama dan mama eyang dengan tekun memilih berbagai barang. Mengecek satu persatu, apakah produknya kualitasnya baik dan masih layak beli.

Pulang saat tangan sudah penuh barang belanjaan atau pun karena sudah merasa lelah berkeliling dan tak kunjung mendapat barang incaran. 

Di hari H lebaran tiba, di sebelum subuh keluargaku sudah heboh karena mulai mengantre giliran mandi. Di rumah eyang hanya ada satu kamar mandi, hehe. Selain itu, alasan lainnya adalah jam 6 pagi sudah harus siap menuju ke lapangan tempat salat ied diadakan. Walaupun lapangannya berada persis di samping rumah eyang, tapi tetap saja harus gerak cepat lebih awal agar tetap kebagian tempat. Mama eyang selalu jadi yang pertama siap karena harus menggelar tikar plastik untuk menandai tempat bagi keluarga.

Selepas salat ied, salah satu momen yang aku suka adalah acara sungkeman dan bermaaf-maafan. Bapak eyang dan mama eyang duduk di kursi, sementara anak-anak, para cucu dan cicit berbaris, bergantian menunggu giliran. Posisi berbarisnya pun diurutkan dari yang paling tua hingga ke yang paling muda. Rasanya haru dan hati terasa jauh lebih ringan setelah salim, berjabat tangan, salam-salaman dan saling berpelukan.

Acara hari raya berlanjut dengan pembagian uang thr kepada anak-anak (dan tentu saja aku sudah lama sekali tidak mendapat jatah, terakhir itu SMP mungkin ya. Ehehe). Setelah itu aku dan keluarga yang lain menikmati hidangan khas hari raya yang sudah tersedia di meja makan. Ada ketupat, sayur labu siam, rendang dan kentang balado. Bebas memilih mana yang disuka oleh masing-masing orang. 

Aku selalu memilih ketupat, rendang, dan kentang balado. Aku suka sekali kentang balado. Masakan mama eyang selalu terasa lezat, sesederhana apa pun itu. Aku selalu suka sambal buatan mama eyang.

Selesai makan,  aku dan beberapa keluarga akan silahturahmi ke tetangga sekitar atau tetangga yang datang silahturahmi ke rumah eyang karena eyang jadi yang tuakan di daerah sana. Rata-rata para sepuh di daerah sana sudah banyak yang berpulang. Selain itu karena memang eyang sudah tidak kuat jalan berkeliling menyambangi satu persatu rumah. Padahal sewaktu masih bugar dulu, eyang selalu mampir ke beberapa rumah tetangga terdekat.

Setelah semua momen silahturahmi itu, aku dan beberapa anggota keluarga berangkat ziarah ke makam. 'mengantarkan' kembali keluarga yang telah berpulang ke rumah keabadian mereka setelah sebelum puasa mereka datang berkunjung. Entah berawal dari mana, tapi keluargaku punya keyakinan seperti itu. Keluargaku pasti rutin ziarah saat sebelum puasa dan pasti di hari lebaran juga tanpa sekali pun absen.

Setelah semua tradisi yang wajib itu dilaksanakan, biasanya berlanjut ke acara bebas. Mengobrol bersama sesama keluarga, sementara anak-anak kecil bermain bersama dan pesta mie ayam bakso sambil meminum soda atau sirup. Ada juga yang mencicipi kue dan juga mencoba manisan kolang-kaling yang diambil dari kulkas.

Setiap tahun tradisi itu selalu dilakukan oleh keluargaku. Namun, lambat laun momen menjelang lebaran jadi berbeda. Saat situasi dan kondisi sudah tidak lagi sama.

Maret tahun 2020 pandemi datang. Rasanya semua tradisi itu lenyap begitu saja. Segala hal terasa jadi berat dan melelahkan. Aku sendiri merasa tak banyak meminta hal yang muluk-muluk selain berdoa semoga aku dan keluargaku terus diberi kesehatan dan mampu bertahan hidup di situasi yang serba tidak terduga. Berbagai pembatasan sosial mulai diterapkan dan mudik pun jadi sesuatu yang mulai dirindukan.

2021 jadi tahun kedua merasakan hari raya dalam suasana pandemi dan dua tahun juga merasakan lebaran dengan kondisi bapak eyang yang hanya bisa tiduran di kasur. Biasanya lebaran di tahun-tahun sebelumnya, Bapak Eyang masih bisa duduk dengan baju koko, sarung, dan pecinya. Sementara mama eyang duduk di sampingnya. Eyang duduk santai menunggu anak, cucu, dan cicitnya untuk sungkeman dan bermaaf-maafan.


lebaran 2019 di rumah eyang
Momen lebaran 2019 di rumah eyang

Lebaran 2019 di rumah eyang
Lebaran 2019 di rumah eyang



Aku ingat momen itu masih terjadi terakhir di lebaran pada 2019 silam. Kehebohan berkumpul bersama yang benar-benar sedekat itu. Momen lebaran 2019 akhirnya jadi momen yang paling dirindukan.

***

Jika membicarakan tentang bapak eyang, perasaanku selalu diliputi rasa sayang yang besar. Aku sudah menganggap bapak eyang seperti bapakku sendiri. Sosoknya hangat, bersahaja dan sangat mengayomi. Tidak pernah marah pada anak dan cucunya. Bapak eyang selalu damai dalam kesabarannya. Benar-benar figur seorang ayah yang sangat bisa diandalkan dan selalu memberi petuah bijak yang menenangkan. Tak heran jika Bapak Eyang sangat dihormati dan disayangi oleh anak-anak dan cucunya.

Sebagai cucu, aku jarang sekali melihat bapak eyang marah. Namun, marahnya orang sabar memang jauh lebih menakutkan ya? 

Pernah suatu waktu kenakalan salah satu cucunya sudah tidak dapat terbendung lagi. Padahal cucu yang satu ini adalah cucu kesayangan bapak eyang. Semua orang yang menyaksikan kala itu hanya terdiam. Seingatku itulah kali pertama dan terakhir kali aku melihat bapak eyang marah. 

Saat aku masih kecil, bapak eyang masih sangat gagah. Dulu, beliau sering sekali pergi berkunjung ke rumah dan menginap selama lima hari penuh. Kemudian akan pulang di hari Sabtu dan akan kembali lagi di Senin pagi seminggu kemudian. Sosoknya yang ramah membuat para tetangga di rumahku pun jadi akrab dengan bapak eyang. Hingga kini sesekali mereka masih kerap bertanya tentang kabar bapak eyang. Lalu merasa penuh syukur saat mengetahui bapak eyang sehat wal afiat.

Kenangan bersama bapak eyang banyak sekali. Namun, ada satu kenangan yang masih aku ingat dengan jelas.
Saat aku masih kecil, setiap selepas maghrib, bapak eyang menonton tv sambil menunggu azan isya. Dengan pakaian andalannya, kaus polos dan sarung. Aku sering menemani bapak eyang menonton tv. Tak jarang hingga ketiduran. Bapak eyang membangunkanku dan menyuruhku untuk pindah ke kamar agar tidurku jauh lebih nyaman.

Lalu setiap pagi, bapak eyang pun mengajak aku dan adikku untuk jalan pagi sekaligus berburu sarapan di warung belakang rumah. Kesukaan bapak eyang adalah ketan putih yang di atasnya berbalut kelapa parut. Rasanya gurih dan sedikit manis.

Kadang aku merasa waktu berlalu begitu cepat. Aku tumbuh dewasa dan bapak eyang pun mulai semakin menua.
Sosok yang dulu gagah, kini mulai semakin renta dimakan waktu yang terus bergulir.

Bapak eyang kini sudah tidak bisa berjalan-jalan dengan bebas seperti dulu. Padahal jalan kaki adalah hobi bapak eyang, selain pergi memancing bersama kawannya. Sudah masuk tahun kedua bapak eyang hanya bisa berbaring di tempat tidur dan sesekali duduk di kursi yang tak jauh dari tempat tidur. Memilih lebih banyak tidur dan mendengarkan dibandingkan dulu sibuk mengobrol bersama. Atau sekadar menanyai satu persatu cucunya tentang perkembangan hidup masing-masing.

Pernah kulihat satu momen yang membuat hatiku menghangat. Pemandangan yang kusaksikan jauh lebih romantis daripada drama korea mana pun. 

Bapak eyang tidak bisa jauh dari mama eyang. Harus selalu ada mama eyang di samping bapak eyang. Setiap tidur pun harus memegang erat tangan mama eyang. Betapa besar rasa sayang yang dimiliki bapak eyang hingga hal sederhana seperti itu terasa begitu menghangatkan hati. Cinta sejati itu benar-benar nyata adanya. 


Menua bersamamu
True love is real♡



***

Aku merasa eyangku seperti pilar, yang senantiasa membuat keluarga tetap kokoh terjaga kekompakannya. Rumah eyang selalu jadi alasan aku dan keluarga untuk pulang tiap hari raya tiba. Walau bukan di luar provinsi, hanya lintas Bogor - Depok yang jarak tempuh hanya dua jam perjalanan, tetapi itu selalu membuat bahagia di hati. Setiap tahun momen itu selalu terasa paling dinanti. Terlebih, semakin terasa suka citanya saat hari raya tiba.

Sudah tahun kedua pandemi membuatku merasa sangat sedih. Namun, dia datang juga membuatku belajar untuk lebih memaknai kebersamaan bersama orang-orang yang kusayang. Dulu mungkin aku merasa acara kumpul keluarga hanya acara. Datang, seru-seruan, foto-foto, lalu pulang. Namun, siapa yang menduga jika akhirnya aku merana karena rindu saat tidak bisa berkumpul bersama keluarga dan melakukan serangkaian tradisi khas lebaran. Mudik, salat ied, silahturahmi, ziarah, berkumpul bersama keluarga besar itu menjadi terasa benar-benar berarti. Bukan hanya sekadar rutinitas tiap tahun yang berlalu begitu saja tanpa arti.

Sedih sekali hanya bisa sering menyapa lewat video call saja sementara bapak eyang selalu ingin rumahnya ramai. Saat keluarga besar berkumpul di rumah eyang, khususnya di hari raya, bapak eyang selalu merasa bahagia. Hal terberat saat tiba waktunya pulang, bapak eyang selalu merasa sedih. Seperti tidak rela melihat anak cucunya pulang ke rumah masing-masing.

Sudah dua tahun ini, semenjak bapak eyang lebih banyak menghabiskan waktu hanya tiduran di kasur, beliau sering merasa kesepian dan mudah bosan.
Di beberapa kesempatan video call bapak eyang sampai pernah menangis karena hal itu. Bapak eyang ingin sering dikunjungi anak-anak dan cucunya.

Walau Bapak eyang sekarang memang sudah pikun. Sering kesulitan mengenali anak-anak dan cucunya. Namun, aku yakin jauh di dalam lubuk hatinya, rasa sayang pada keluarga tidak pernah berubah dan hilang. Rasa itu terus menetap abadi di sana.

Semoga Allah masih meridai kedua eyangku diberi umur panjang dan sehat agar keluargaku bisa lebih banyak dan lebih sering menghabiskan waktu bersama. Meskipun tidak harus menunggu hanya saat hari raya tiba.


Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti tema 'Mudik dalam Tulisan' yang diselenggarakan Warung Blogger.
Viewing all 98 articles
Browse latest View live